Mohon tunggu...
Rico Anwar
Rico Anwar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Idrus Marham Mundur sebagai Calon Ketum Golkar

2 Mei 2016   16:35 Diperbarui: 2 Mei 2016   18:27 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahapan pertama pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) DPP Partai Golkar sedang dilaksanakan hari ini, Senin (2/5/2016) di kantor DPP Partai Golkar Jl. Anggrek Neli Murni, Slipi Jakarta Barat. Acara berlangsung santai dan terbuka ini di buka oleh ketua Panitia Pengarah Nurdin Halid, yang di mulai pada pukul 23.30 hingga selesai.

Usai membuka acara tersebut, kemudian Panitia Pengarah atau yang kita kenal sebagai Steering Committe (SC), kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan nama-nama yang masuk dalam bursa pencalonan ketua umum DPP Partai Golkar yang nantiny akan bertarung dalam arena musywarah di Bali. Adapun nama-nama yang dimaksud diantaranya Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Hutomo Mandala Putra, Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo, Ibu Watty Amir, Mahyuddin, Airlangga Hartarto.

Dari sini, ada dua hal yang membuat public merasa kaget, dan tentu saja menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan, menambah dinamisnya proses politik dan sukses kepemimpinanan dalam partai berlambang pohon beringin tersebut. Dua hal tersebut adalah: munculnya nama baru dalam bursa pencalonan yaitu Hutomo Mandala Putera atau yang dikenal dengan Tommy Soeharto; dan mundurnya Idrus Marham dari bursa pencalonan ketua umum partai Golkar.

Nama Tommy bukanlah hal baru di dalam partai Golkar, putra mantan Presiden ke-2 ini sejak Munas Golkar di Riau, telah disebut-sebut sebagai calon kuat dan ideal dalam mempin Partai Golkar. Saat ini kembali disebut-sebut sebagai calon ketua umum yang dapat memberi solusi terhadap persoalan yang dihadapi partai Golkar. Namun dalam sosialisasi ini, Tommy tak tanpak hadir, namun hanya di wakili oleh wakil ketua tim suksesnya yaitu bapak Bapak Subiakto. Namun masih belum tegas, apakah benar Tommy maju atau tidak, hingga saat ini belum ada keterangan secara langsung dari yang bersangkutan.

Hal yang menarik yang kedua adalah mundurnya Idrus Marham dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar. Dalam sambutannya sebagai Sekjen DPP Partai Golkar menggantikan Ketua Umum DPP Partai Golkar Abu Rizal Bakrie untuk membuka acara sosialisasi pelaksanaan Munaslub tersebut, Idrus menegaskan bahwa dirinya tidak maju dalam bursa caketum Golkar.

“Saya menyatakan mundur dalam bursa pencalonan ketua umum partai Golkar. Saya menitipkan tiga buku yang saya tulis sendiri kepada para calon ketua umum untuk memajukkan partai Golkar” tegas Idrus di hadapan para bakal calon ketua umum dan beserta para tokoh dan kader Partai Golkar.

Mundurnya Idrus dalam bursa pencalonan ketua umum menjadi hal yang menarik untuk ditanggapi, entah kenapa dia mengambil keputusan demikian, belum ada alasan yang jelas, karena sebelumnya Idrus sangatlah serius untuk maju jika dilihat dari sikap dan gerakan yang dia lakukan. Pada beberapa hari yang lalu bahwa putra asal Makassar itu sudah melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres.  

 Jika dilihat dari kacamata proses rekonsiliasi yang sedang digalakkan saat ini di dalam partai Golkar, maka mundurnya Idrus merupakan sebuah langkah bijak, sebuah langkah yang baik. Mengingat Idrus merupakan Sekjen kubu Munas Bali Abu Rizal Bakrie yang saat kemarin berrseteru dengan kubu  Munas Ancol Agung Laksono. Sehingga, sebagai upaya rekonsiliasi partai, seyogyanya memang pimpinan utama dari ketua kubu tersebut tidak menyatakadan diri maju, dan itulah yang dilakukan oleh kubu Ancol Agung Laksono dan Jainuddin Amali, di kubu Bali juga ARB tidak menyatakan diri maju.

Hal demikian untuk menghidarkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi pasca Munaslub nantinya, dan mundurnya Idrus lebih memberikan hal positif dalam proses pelaksanaan Munaslub. Maka tidak ada lagi kecurigaan, kecemburuan dan prasangka negative terhadap rencana Munaslub, juga terhadap apa yang dilakukan oleh ARB sebagai Ketua Umum yang dapat menimbulkan penafsiran lain.

Bahwa pelaksanaan Munaslub merupakan sebuah langkah yang murni yang diambil oleh ARB, yang berbesar hati untuk menyelesaikan segala konflik yan gterjadi, yang punya nawaitu yang tulus memajukan Partai Golkar secara bersama-sama. Sehingga untuk bisa hal tersebut berjalan dengan baik, harus di jauhkan dari warna kedua kubu, walaupun kita tahu bahwa saat ini tidak ada lagi istilah kubu A dan B, karena sudah terbentuk kepengurusan rekonsiliasi yang menggabungkan antara kedua kubu yan berseteru.

Namun hal tersebut bukan berarti suhu politik, dan faksi yang terlanjur sudah terbangun dari sumber konflik kemarin juga sudah hilang. Kubu itu masih tetap ada, dan akan muncul dipermukaan jika proses rekonsiliasi ini berjalan secara tidak adil dan tidak terbuka. untuk itu, mari kita sama-sama mengawal dan memantau proses pelaksnaan Munalsub ini, semoga dengan langkah ini menjadi langkah yang baik buat Partai Golkar untuk hari esok yang gemilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun