Pembentukan YRI "Youth Researcher for Indonesia" untuk meningkatkan peran mahasiswa dalam Riset
Riset atau Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mengamati fenomena kemudian digunakan untuk membandingkan ataupun menemukan sesuatu yang baru. Riset dapat dilakukan oleh setiap kalangan dan setiap disiplin ilmu. Riset memiliki peranan penting untuk meningkatkan taraf pengetahuan suatu bangsa dengan riset juga pengaruh dari sistem pendidikan di suatu negara dapat terlihat.Â
Berbicara tentang riset, sistem pendidikan, dan inovasi rasanya sangatlah erat hal tersebut dengan mahasiswa. Mahasiswa adalah kalangan yang dirasa memiliki andil yang cukup perlu dikembangkan melihat usia, kemampuan intelektual, dan spiritual yang masih dalam proses pembentukan. Meskipun banyak mahasiswa yang kurang tertarik dengan riset, berikut adalah beberapa manfaat yang mendukung mengapa riset penting bagi mahasiswa :
1. Riset Mengajarkan mahasiswa untuk berfikir kritis dan Peka dengan fenomena yang ada
Riset tidaklah berbicara tentang sesuatu yang ekspektatif saja, tetapi riset juga berbicara tentang fenomena yang ada. Fenomena yang dituangkan dalam riset biasanya adalah fenomena yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa dalam hal ini dilatih untuk lebih peka terhadap apapun yang terjadi di sekitarnya. Kepekaan ini diwujudkan dengan memikirkan sebab akibat dari fenomena tersebut.Â
Kepekaan dari mahasiswa ini juga sejalan dengan kemampuannya dalam berfikir kritis karena kalau hanya sebab akibat yang terlintas dibenak saja tentu tidak dapat menggali hal dibalik fenomena tersebut secara utuh. Bahkan, ketika kita semakin peka kita justru akan menemukan sesuatu yang unik dari fenomena tersebut yang tidak kita sadari sebelumnya. Sebagai contoh
2. Riset mengajarkan mahasiswa untuk mengambangkan disiplin ilmunya
Mahasiswa bukanlah robot yang hanya diprogram untuk menerima informasi secara mentah-mentah. Memang sudah biasa jika mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang hal yang ia pelajari, tetapi apakah prosesnya hanya cukup sampai disitu? Tentu tidak. Mahasiswa perlu melakukan kajian lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman dan mengembangkan pengatahuannya. Pemahaman mahasiswa dalam disiplin ilmunya akan meningkat karena mahasiswa akan secara langsung mengamati dan mengetahui bagaimana, mengapa, dan seperti apa proses berjalan. Jika pemahaman mahasiswa dapat dibentuk, maka daya kreativitasnya juga akan meningkat.
3. Riset melatih mahasiswa untuk menebar keberanfaatan
Mahasiswa adalah agen yang dirasa strategis untuk memberikan manfaat kepada masyarakat karena memiliki kemampuan secara akademis/intelektual yang lebih matang dan memiliki pola pikir yang unik. Menebar manfaat ini merupakan kelanjutan jika mahasiswa sudah mampu berpikir kritis dan mengobservasi pengetahuannya yang didapat. Jika dalam berpikir kritis membuat mahasiswa mengerti akan sebab dan akibat dari pengetahuan yang diajarkan/ditemuinya dan kemampuan observasi mengajarkan mahasiswa untuk mengerti akan kemungkinan yang terjadi, maka menebar kemanfaatan adalah langkah kraatif dari mahasiswa. Langkah kreatif ini memungkinkan mahasiswa untuk berpikir bagaimana agar pengetahuan mereka dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Sebagai contoh
4. Media untuk peningkatan rasa syukur atas ciptaan tuhan
Sepeti yang telah difirmankan Allah dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 78 yang artinya : "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". Ayat ini memberikan mengajarkan kita bahwa kita harus menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hati kita untuk mencari ilmu kemudian ilmu tersebut dapat membuat kita semakin bersyukur. Dengan ilmu kita menjadi mengerti sesuatu yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, dengan ilmu kita juga menajadi menyadari bahwa terdapat sesuatu yang kompleks dan diluar kendali kita sebagai manusia. Oleh karenanya, ilmu membuat kita semakin bersyukur telah diberikan kesempatan untuk belajar dan mengagumi ciptaan-Nya.
Meskipun dengan manfaat yang sangat banyak, nyatanya minat riset di Indonesia masih minim. Pada 2018 Global Innovation Index mengeluarkan pemeringkatan yang berdasar pada institusi (institutions), pembangunan manusia dan penelitian (human capital and research), infrastruktur (infrastructure), kemajuan pasar (market sophistication), kemajuan bisnis (business sophistication), keluaran ilmiah (scientific outputs), dan keluaran kreatif (creative outputs) dan Indonesia menempati posisi terbawah kedua se-ASEAN dan di atas Kamboja di posisi terbawah.Â
Pemeringkatan ini tentunya dirasa kurang berimbang dengan visi dari Perguruan Tinggi di Indonesia untuk masuk World Class University tetapi masih lemah dalam hal inovasi. Perguruan Tinggi melalui mahasiswanya tentunya memiliki andil yang besar dalam output inovasi nasional. Untuk memahami kendala yang lebih jauh, penulis berusaha untuk menanyakan kepada beberapa mahasiswa tentang kendala mahasiswa untuk melakukan riset. Berikut adalah jawaban dari beberapa mahasiswa terkait minat dan kendala riset mahasiswa yang membuat output riset mahasiswa masih minim.
"Menurut saya kenapa riset mahasiswa rendah karena memang waktu dan dana untuk melakukan riset sangat sedikit, Relasi kita untuk melakukan penelitian di laboratorium itu cukup susah harus ada effort dan relasi yang kuat untuk bisa melakukan riset yang bagus, lingkungan belum kompetitif, dan belum ada wadah yang jelas untuk pengembangan riset ini." --Yelta Oktadina (Mawapres Pemetaan 2 UNDIP 2021)
"Riset mahasiswa rendah karena pengetahuan tentang riset juga minim, pengaruh iklim riset jurusan, belum paham pentingnya melakukan riset, dan memang belum memiliki passion di riset" --Fadhlan Rasyid (Mawapres 3 FT UNDIP 2020)
Dari sampel jawaban mahasiswa di atas, menunjukkan bahwa perlu adanya wadah/lingkungan untuk mengembangkan minat dan pembinaan yang secara tepat untuk memenuhi kebutuhan riset di Indonesia. Selain membutuhkan wadah, penulis juga berfikir tentang pentingnya pemerataan informasi, dimana seluruh mahasiswa di Indonesia haruslah memiliki akses informasi yang mudah dan tidak hanya terfokus pada pengembangan daerah tertentu saja sehingga kesenjangan akan terjadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, besar sekali harapan penulis untuk penerapan wadah serupa students catalyst untuk lingkup nasional yaitu organisasi yang menghubungkan mahasiswa bermotivasi tinggi untuk berbagi pengalaman break-the-limit mereka dengan orang lain dan saling memberdayakan untuk menjadi pemimpin masa depan yang memiliki tujuan tetapi dengan spesifik menjurus untuk kepentingan riset.Â
Modifikasi students catalyst penulis rasa tepat karena organisasi ini memiliki sistem yang rapi untuk memaksimalkan potensi riset di Indonesia. Organisasi ini memiliki sistem yang rapi dimana organisasi ini memiliki director (pengelola organisasi), peer (mentor), dan students. Indonesia membutuhkan organisasi/wadah serupa sehingga penulis mengharapkan terciptanya "Youth Researcher for Indonesia" sebagai organisasi untuk membentuk para kader riset bangsa.
Untuk manfaat berkala yang akan dirasakan oleh para membernya adalah Discover Yourself, Expand Your Network, Experience Collaborative Culture, Get Closer to Your Goal, Be Inspired, dan Go Beyond. Hal yang menarik untuk manfaat discover yourself disini adalah dimana nantinya students akan mengetahui bidang riset yang mana yang akan mereka dalami kemudian mereka akan dibimbing oleh mentor yang sekiranya berkompeten di bidang tersebut. Lalu bagaimana YRI (Youth Researcher for Indonesia) mampu mencapai tujuan dan manfaatnya?
YRI memiliki sistem yang memang diadaptasi dari Students Catalyst sehingga memiliki step yang sama yaitu Internal Forums, Peer-based Coaching, dan Collaboration Day. Internal Forums berisi inspirational talks and workshop, Peer-based coaching berisi private mentorship dan sharing bersama mentor, dan Collaboration Day berisi penyediakan lingkungan yang mendukung untuk kolaborasi dan kesadaran sosial.Â
Untuk menjawab pemerataan, YRI akan hadir dalam bentuk online dan website official untuk menampung aspirasi riset mahasiswa Indonesia. Karena faktor pemerataanlah mengapa penulis mengusulkan gagasan ini, jika terdapat cabang lagi maka akan terjadi kesenjangan setiap cabang dan membutuhkan waktu yang cukup lama dengan wilayah Indonesia yang luas ini. YRI diharapkan dapat menjadi wadah riset yang dapat berperan aktif menciptakan generasi inovatif untukkemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H