Sekolah Regina Pacis Bogor tumbuh dan berkembang di komunitas masyarakat Bogor dan sekitarnya.
Melalui masyarakat bogor dan sekitarnya, sekolah menjalin interaksi seperti halnya bicara Kota Bogor dengan kebun raya, kebun raya dengan rusa, bahkan doclang dengan bumbu kacang-nya.
Dalam perkembangan, sekolah turut memunculkan beragam pemimpin.
Pemimpin dengan kepemimpinannya yang menghubungkan interaksi yang interaktif.
Cukup alasan dan pertimbangan dalam memandang Sekolah Regina Pacis Bogor sebagai tempat pendidikan yang kuat dan hidup interaksinya dengan masyarakat di lingkungannya.
Namun, harap dipahami dan disikapi, bahwa hubungan akrab membawa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan, hubungan yang terjalin sungguh bersahabat.
Dalam posisi ini, sekolah menjadi kuat posisi dan akarnya pada masyarakat di lingkungannya.
Seturut dengan kelebihan, kelemahannya ialah, Sekolah Regina Pacis Bogor bisa terbawa pasif oleh lingkungannya.
Bahkan, diperburuk dengan hilangnya daya dampak dan energinya untuk bersikap terhadap masyarakat lingkungannya.
 Repositioning
 Repositioning ialah istilah dalam dunia pemasaran, Istilah ini lebih tepat apabila kegiatannya mengarah pada pemberian posisi atau makna baru pada brand yang sudah ada, dengan cara memperbaiki produk atau jasa yang ditawarkan, tanpa merubah nama brand, (Marketing.co.id).
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2003: 205), repositioning adalah merubah persepsi konsumen relasi brand menjadi kompetensi brand.
Perusahaan melakukan repositioning untuk menyangga pertumbuhan permintaan pada saat pasar sedang melemah atau untuk mengoreksi kesalahan positioning.
Menurut Kertajaya (2004:96–105), Ada beberapa alasan mengapa perusahaan perlu melakukan repositioning :
1. Reaksi atas posisi baru pesaing
Rasanya pasti tidak enak jika brand terus diserang oleh pesaing.
Berdiam diri terhadap pergerakan pesaing, akan dikesankan ketidak mampuan atau kalah bersaing. Repositioning dilakukan saat positioning menjadi tidak unik dan tidak menunjukkan “ kenapa “ harus memilih brand kita dibanding pesaing.
2. Menggapai pasar baru
Sebuah brand seringkali memiliki pasar yang bagus, tetapi pasar yang bagus justru memancing masuknya pesaing – pesaing baru yang ramai menyerang pemain yang lama.
Atau bisa saja sebuah brand merasa pasar yang selama ini dilayani sudah sulit berkembang, untuk itu perlu dipikirkan untuk menyasar segmen baru. Jika ingin menyasar segmen baru, apakah selalu harus menggunakan repositioning?
Pertimbangannya sederhana, setiap segmen tentu memiliki karakteristik yang berbeda, jika tetap menggunakan positioning lama untuk menyasar segmen baru, apakah cocok?
Dapat dikatakan tidak.
Untuk itu, jika berniat masuk ke pasar baru, lakukanlah repositioning .
3. Menangkap trend baru
Pasar tidak ada yang statis, selalu ada trend baru yang muncul.
Perkembangan tentu mengubah perilaku konsumen.
Hal ini tentu memaksa untuk memikirkan kembali positioning brand saat ini.
Analisa dengan baik apakah trend tersebut bertahan lama dan yang paling penting adalah apakah trend tersebut akan mengubah perilaku konsumen terhadap keputusan.
Jika iya, maka harus dilakukan repositioning .
 Repositioning baik diputuskan dengan penuh pertimbangan, jika ternyata tidak bisa dipenuhi, resikonya mengulang brand positioning lagi dan mengorbankan waktu dan biaya yang sudah banyak.
Disinilah letak kepemimpinan, "dalam situasi darurat, penumpang yang membawa anak kecil harus memakai masker oksigen terlebih dahulu sebelum menolong anaknya.