Tulisan ini sy ketik agustus 2019, memaknai bulan kemerdekaan bangsa Indonesia ke 74.
Entah berhasil atau tidak, silahkan teman-teman yg bersedia membaca sampai akhir memberi masukan.
Merdeka sangatlah luas makna, substansi kata merdeka bagiku ialah kebebasan yg dibuktikan bangsa ini dari cengkeraman penjajah dan dijalaninya kala itu dengan perjuangan.
Menjadi tak substansial lagi jika mengartikannya hanya memekikkan kata 'bebas' saja namun tak tahu cara mengawali dan mengakhirinya dengan tujuan apa.
Merdeka juga dapat dimaknai dengan mengekspresikan diri, ekspresi yg tentu tidak berlebihan dan tetap berlaku positif utk masyarakat sekitar.
Bicara tentang ekspresi, ada satu hal yg tidak asing dari masyarakat yakni tatto atau seni merajah tubuh.
Karya seni manusia yang membudaya dan menjadi gaya hidup hampir seluruh pelosok dunia.
Keindahan artistik yang ditimbulkan mengundang decak kagum sebagian masyarakat, sehingga memunculkan kelompok masyarakat penggemar tatto.
Menggunakan tatto seiring perjalanannya mempunyai makna 'counter culture' atau budaya tanding.
Budaya tanding ini dikembangkan sebagai ajang melawan pengawasan kelompok dominan (orang tua, kalangan elit masyarakat, norma sosial yang ketat) (Olong, 2006).
Dibalik anggapan tatto sebagai sesuatu yang negatif dan tabu hingga muncul larangan menggunakan tatto, kita perlu tahu satu hal ini, yaitu keberanian membuat keputusan.
Menurut Herbert A. Simon ada 3 tahap utama dalam proses pengambilan keputusan :
1. Aktivitas intelegensi, penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktiva desain, terjadi tindakan penemuan, pengembangan dan analisis masalah.
3. Aktivitas memilih, pilihan sebenarnya (memilih tindakan tertentu dari yang tersedia)
Pengambilan keputusan sangat penting karena dalam melakukannya ada hal yg mendasari pengambilan keputusan awal yang dibuat oleh seseorang. Pengambil keputusan harus mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya umpan balik yang negatif. Maka, apapun anggapan setelahnya selalu salut dengan siapapun yg berani mengambil keputusan.
Ekspresi tentu dapat dikembangkan ke hal lainnya, tak melulu membuat tatto.
Terpenting keberanian untuk memutuskan sesuatu ialah hal terpenting guna mengantar diri ke permukaan.
Untuk menutup tulisan, Filsuf ternama dari Prancis, Descartes pernah menuliskan "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang dengan pikirannya.
Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.
Salam kenal,
Rico Aditama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H