Hari ini, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali mengelar sidang ke-23 perkara pidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa tunggal Jessica Kumala Wongso. Pada persidangan hari ini Penasehat Hukum menghadirkan hukum pidana, Masruchin Ruba’i, ahli Patologi Forensik dari Australia, Richard Byron Collins.
Keterangan Masruchin Ruba’i:
 ‘’Dalam pasal 340 KUHP tidak diharuskan motif. Motif hanya salah satu unsur saja, dia hanya salah satu bahan. Motif ada di niat pelaku melakukan kejahatan semua perbuatan berawal dari motif. Oleh karena itu motif perlu digali untuk menentukan kesengajaan. Jadi kalau tak ada motif tak akan ada niat, dan kalau tak ada motif tidak ada kejahatan, objektifnya di sini. Motif harus relevan dengan perbuatan, karena motif itu bisa tidak pasti’’.
Analisa: ‘’Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu dua puluh tahun’’ (Pasal 340 KUHP).
Keterangan ahli di atas dikatakan bahwa pasal 340 KUHP tidak diharuskan motif. Nah, kata ‘’tidak diharuskan’’bukan berarti tidak memerlukan motif,motif tetap diperlukan. Mengapa motif tetap diperlukan, karena motif adalah bagian yang tak terpisahkan dari niat atau keadaan batin ketika perbuatan yang menimbulkan akibat hilangnya nyawa.
Selain itu, Pasal 340 KUHP memerlukan motif dikarenakan pasal 340 KUHP adalah delik materill , yang mana akibat yang timbul dari perbuatan yang sengaja itu adalah akibat yang dilarang. Motif adalah keharusan dalam pasal 340 KUHP, karena pasal 340 KUHP adalah salah satu perbuatan dolus/opzet/sengaja. Sehingga harus dibuktikan bagaimana sengaja dengan perencanaan yang dilakukan oleh pelaku. Â Alasan lain yang membuat pasal 340 KUHP memerlukan motif adalah karena perbuatan yang diatur dalam pasal 340 KUHP memuat ancaman hukuman hingga pidana mati sampai pidana seumur hidup.
Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja tentu memiliki motif atau alasan tentang mengapa pelaku melakukan perbuatan perencanaan merampas nyawa orang lain. Tidak logis dalam hukum jika seseorang melakukan pembunuhan termasuk pembunuhan berencana tanpa motif yang jelas. Dari penafsiran gramatikal pasal 340 KUHP bisa dipastikan pasal 340 KUHP memerlukan motif selain menggunakan penafsiran gramatikal juga memerlukan logika hukum dalam menafsirkan pasal 340 KUHP.
Sehingga dalam pasal 340 KUHP mengharuskan adanya motif. Memang pasal 340 KUHP tidak secara eksplisit seperti pasal 378 KUHP yang memuat motif dikarenakan penerapan pasal 340 KUHP memerlukan kehati-hatian dalam penerapannya karena ancaman hukumannya yang sangat berat, pidana mati sampai pidana semumur hidup.
Pasal 340 KUHP memiliki unsur: Â
Pertama. Unsur dengan sengaja. Nah unsur pertama ini menghendaki diuraikannya dimana letak kesengajaannya. Apa yang menjadi motif utama sehingga perbuatan yang dilakukan dengan sengaja itu dilakukan. Karena tidak mungkin seseorang melakukan pembunuhan berencana (perbuatan materill), apalagi dengan menggunakan racun tanpa ada motif yang jelas.
Kedua. Unsur  dengan rencana terlebih dahulu. Unsur ini menghendaki diuraikannya proses perencanaan. Mulai dari apa yang menjadi motif sehingga sianida itu dibeli, sianida itu didapat/diperoleh darimana, bagaimana wujud sianida yang dibeli , dibelinya dimana, kapan belinya (pagi, siang, sore, malam), lalu setelah dibeli, sianida disimpan dimana selama belum digunakan untuk merampas nyawa, setelah disimpan pada saat hendak melakukan perbuatan merampas nyawa, sianida itu dibawa dari rumah menggunakan apa, ditaruh dibagian tubuh mana.
Ketiga. Unsur menghilangkan nyawa orang lain. Â Nah unsur ketiga ini membutuhkan suatu kausalitas yang jelas yakni antara perbuatan dan akibat yang ditimbulkan. Dan matinya Mirna berdasarkan keterangan ahli Toksikologi bukan disebabkan sianida karena jika mati disebabkan sianida maka dibagian tubuh bagian luar dan organ dalam Mirna keluar bercak berwarna merah.
Juga harus ditemukan sianida di hati, darah, urine , otak dan jantung. Tetapi fakta membuktikan bahwa sesuai dengan visum et repertum bukan merah yang keluar tetapi biru. Â Juga terbukti dari hasil pemeriksaan CT scan tak ditemukan bekas jejak sianida di otak. Salah satu yang mengindikasi seseorang keracunan sianida dalah ditemukan asam tiosanat di hati, tetapi tidak juga ditemukan. Dan juga jika keracunan sianida, maka akan tercium bau kacang almont, tetapi di bagian tubuh Mirna sama sekali tidak tercium bau kacang almont.
Sehingga sangat terang benderang Jessica sama sekali tidak ada hubungan kausalitas matinya Mirna , Jessica tak tahu menahu penyebab kematian Mirna. Memang Mirna mati, tetapi fakta lain pun membuktikan bahwa tidak ada gerakan tangan Jessica mengaduk sesuatu, tak ada pula gerakan tangan Jessica memasukan sedotan ke dalam gelas berisi Vietnamesse Ice Coffe. Sehingga pasal 340 KUHP tak bisa dibuktikan dan hakim harus membebaskan Jessica.
Pembunuhan berencana juga memiliki tiga syarat. Pertama. memerlukan keputusan yang diambil dalam suasana yang tenang. Nah kesengajaan yang timbul dari suasana tenang juga harus pasti setenang apa. Setenang apa sehingga keputusan itu diambil, diikuti dengan keputusan membeli sianida, menyimpan bahkan sampai pada wadah yang digunakan ketika membawa sianida. Tentu penyiapan wadah juga adalah bagian dari kesengajaan.
Selain soal suasana tenang , syarat kedua: Tersedia waktu sejak timbulnya niat hingga pelaksaan kehendak (niat). Nah dibagian inilah yang sama sekali tidak terlihat karena yang terjadi justru Jessica sama sekali tidak tersedia waktu sama sekali.
Jessica yang sempat ke Grand Indonesia dan membeli hadiah untuk Mirna, apakah itu sudah bisa dianggap masuk menjadi bagian syarat kedua pembunuhan berencana, ‘’tersedia waktu sejak timbulnya niat hingga pelaksaan kehendak’’?Tentu bukan.Karena niat itu harus sudah ada pada saat seseorang sudah memutus kehendaknya dan memutus kehendak dalam suasana tenang yakni ketika memutuskan membeli sianida, kemudian sianida itu dibeli, disimpan, dibawa lalu dituangkan.  Â
Dan disini banyak  yang terputus yakni tidak diketahui kapan belinya, dimana belinya, setelah dibeli disimpan dimana, dibawa menggunakan apa sianida  dan tidak ada gerakan menuangkan sianida. Mestinya kalau Jessica meracun Mirna, harusnya ada gerakan menuangkan sianida di dalam gelas VIC, tetapi fakta dalam kamera CCTV yang pernah diputar JPU, sama sekali tak ada gerakan tangan ke dalam gelas VIC.
Sehingga jika Jessica dituduh meracun Mirna, pertanyaan besarnya adalah: Dalam momen mana waktu yang tersedia sejak timbulnya kehendak sampai pelaksanaan kehendak? Karena pada momen Jessica yang ke Grand Indonesia untuk membeli hadiah untuk Mirna bukan bagian dari tersedia waktu untuk berpikir untuk menuang sianida, karena butuh ketenangan dalam memutuskan menuang sianida di Olivier Cafe. Karena momen yang harusnya ada jika Jessica menuang siandia adalah momen tidak lagi ke Grand Indonesia/langsung menuang sianida setelah kopi disedu, karena niatnya sudah ada sejak dari rumah yakni HANYA UNTUK MENUANG SIANIDA KE DALAM GELAS VIC YANG AKAN DISERUPUT MIRNA. KARENA DIMANA LOGIKANYA SESEORANG YANG SUDAH MERENCANAKAN PEMBUNUHAN DENGAN RACUN YAKNI HANYA DENGAN SATU TUJUAN , MENUANG RACUN, TETAPI BERJALAN-JALAN DULU DI MALL? Ini kan yang tidak logis. Karena fakta juga membuktikan bahwa syarat kedua ini tidak terpenuhi sama sekalikarena tak ada gerakan tangan Jessica ke dalam gelas VIC.
Syarat ketiga: Pelaksanaan kehendak dengan tenang. Nah ini juga sama sekali tidak terpenuhi. justru tidak ada suasana tenang sama sekali di Olivier Cafe. Olivier Cafe sangat berbahaya bagi Jessica untuk menuangkan sianida terlebih lagi semua gerak-geriknya dapat terekam kamera CCTV. Meskipun dikatakan tertutup paper bag, alasan itu harus dikesampingkan  karena tinggi paper bag atau lebih tinggi kamera CCTV? Meskipun tertutup paper bag semua gerak-gerik Jssica justru tersorot kamera CCTV tetapi tidak ada bukti gerakan tangan Jessica ke dalam gelas VIC. Tak hanya itu jarak antar meja ke meja juga agak berdekatan sehingga tidak logis jika menuang sianida di kafe.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI