Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kasus Mirna: Hani Bersaksi, JPU Makin Terpojok!

13 Juli 2016   19:44 Diperbarui: 10 September 2016   16:04 54319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hani dan Jessica di persidangan/ Foto : detik.com

Sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin kembali dilanjutkan hari ini Rabu 13 Juli 2016 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Agenda sidang hari ini masih sama seperti kemarin yakni pemeriksaan saksi. Saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum hari ini adalah Hani (Teman Mirna, Jessica), Yohanes (Bartender Kafe), Cindy (Pelayan Kafe yang menuangkan kopi), dan Jukiah (Kasir Olivier Cafe Grand Indonesia).

Hani yang dihadirkan sebagai saksi kunci dalam kasus ini pun menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan oleh hakim, namun jawaban yang disampaikan Hani kepada hakim justru semakin memperlemah pada tahap pembuktian nanti. Apa saja jawaban Hani yang berpotensi memperlemah pada saat pembuktian, tentunya hal tersebut harus disertai dengan argumentasi hukum berikut ini:

Hakim: Anda bilang Anda tidak melepeh kopi, berarti anda menelan?

Hani: Saya tidak membuang, Cuma terasa di lidah itu enggak enak banget.(Kejadian) itu sekitar 1 sampai 2 menit, dari minum sampai Mirna pingsan.

Analisa: Hani menjawab terasa tidak enak di lidah, dan itu artinya Hani menelan sisa Vietnamesse Ice Coffe Mirna. Dan yang membuat lidah Hani menjadi tidak enak adalah sisa Vietnamesse Ice Coffe Mirna. Dan Mirna mati akibat Vietnamesse Ice Coffe yang diseruputnya lebih dulu yang lalu kemudian dicicipi Hani. Namun Hani tidak mati, dan ini adalah sebuah misteri.

Menjadi misteri karena pada saat itu, belum sampai 15 menit (Baru 1-2 menit) menyeruput Vietnamesse Ice Coffe tetapi Mirna sudah kejang-kejang dengan mulut mengeluarkan busa, lalu pingsan.  Padahal Natrium Sianida (NaCN) membutuhkan waktu selama 15 menit untuk dapat bereaksi hingga menyebabkan manusia kehilangan nafas lalu tak bisa bernafas dan berujung pada kematian. Sehingga cepatnya NaCN itu bereaksi dalam waktu 1-2 menit adalah aneh.

Dan mengacu pada surat dakwaan yang dibacakan pada 15 Juni 2016 lalu. Jaksa Arditio dengan tegas menyebut bahwa ada 298 miligram Natrium Sianida di dalam gelas sisa Vietnamesse Ice Coffe yang menyebabkan Mirna tewas. Dan berdasarkan hasil  visum et repertum ditemukan 15 miligram/liter Natrium Sianida di dalam lambung Mirna. Tetapi hasil visum et repertum tak dicantumkan Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya, dan ini sesungguhnya adalah sebuah kejanggalan. Mengapa hasil visum et repertum tak dicantumkan dalam surat dakwaan?

Dan bagaimana mungkin penyebab matinya Mirna yang disebabkan 15 miligram NaCN tidak dicantumkan dalam surat dakwaan tetapi yang dicantumkan hanya (sisa dalam gelas Mirna yakni ditemukan 298 miligram NaCN yang gelasnya sudah berpindah tangan) karena olah tempat kejadian perkara (TKP) baru dilakukan pada 11 Juni 2016 atau selang 5 hari pasca kematian Mirna.

Jika olah TKP baru dilakukan 5 hari setelah kematian Mirna, maka bisa dipastikan barang bukti menjadi lenyap dan hilang. Dan tidak dicantumkannya 15 miligram NaCN dalam lambung Mirna adalah suatu kejanggalan.

Menjadi kejanggalan karena harusnya tidak hanya yang tersisa di dalam gelas saja yang dimasukan ke dalam surat dakwaan, tetapi NaCN yang ditemukan di dalam lambung Mirna juga harus dicantumkan, karena 15 miligram inilah yang menyebabkan Mirna terpaksa kehilangan nyawa di Olivier Cafe pada 6 Januari 2016 lalu. Sehingga melihat keanehan dengan begitu cepatnya bereaksi NaCN , maka saya yakin Mirna tidak diracuni di dalam Olivier Cafe. Karena dimana logikanya NaCN baru diseruput langsung bereaksi? Tidak logis!

Dan dalam keterangan saksi lainnya yakni ayah Mirna, Darmawan Salihin yang memberikan kesaksiannya kemarin Selasa 12 Juli 2016 dengan tegas mengatakan kepada hakim bahwa:'’Jess lo beliin apa nih? Kok warnanya kuning kaya kunyit. Terus tidak diminum. Hani disuruh coba’’ungkap Darmawan.

Natrium Sianida (NaCN) adalah tidak berwarna dan tidak berbau, sedangkan dalam keterangan ayah Mirna Darmawan Salihin, sisa Vietnamesse Ice Coffe Mirna bukan warna kopi tetapi bewarna kuning seperti kunyit.Tapi menjadi aneh kalau warna kopi bisa berubah menjadi warna kuning seperti kunyit. Sehingga muncul pertanyaan terkait kopi yang warnanya kuning seperti kunyit, siapakah yang telah memasukan warna kuning seperti kunyit ke dalam gelas Vietnamesse Ice Coffe Mirna? Sampai di sini masih menimbulkan misteri terkait apa benar Mirna mati karena  diracuni menggunakan NaCN di Olivier Cafe?

Vietnamesse Ice Coffe Mirna.

Hakim: Artinya Anda menelan?

Hani:  Iya sedikit, Yang Mulia

Hakim: ‘’Apa yang kamu rasakan? Sampai tenggorokan terasa?

Hani: ‘’Iya, tenggorokan pedas.

Analisa:Bisa disimpulkan bahwa pada 6 Januari 2016 ada dua peristiwa yang sama (Meminum/menelan Vietnamesse Ice Coffe). Peristiwa pertama: Mirna menyeruput/meminum Vietnamesse Ice Coffe , dan mati.

Peristiwa kedua: Hani meminum/menelan Vietmamesse Ice Coffe,  tetapi tidak mati. Padahal gelas yang diminum Hani adalah gelas yang diseruput Mirna, dan jika benar ada NaCN dalam gelas itu maka Hani pasti mati karena Hani mengaku bahwa ia memang benar-benar menelan sedikit, dan walau sedikit, zat berbahaya itu sudah tercampur dengan Vietnamesse Ice Coffe yang diseruput Mirna dan sisa kopi itu harusnya bisa membuat Hani sulit bernafas dan mati. Bayangkan saja Mirna saja mati akibat satu tegukan/seruput, apalagi Hani yang menelan sisa kopi Mirna.

Jessica Kumala Wongso (Foto: detik.com)
Jessica Kumala Wongso (Foto: detik.com)

Keterangan Hani:

Ketika saya ambil air putih, saya lihat Mirna posisinya tergeletak. Mata nya kosong. Mulutnya mengeluarkan busa pelan-pelan. Dia kesusahan nafas.

Analisa: Ini adalah kesaksian Hani yang melihat langsung Mirna tergeletak dan mulutnya mengeluarkan busa setelah menyeruput Vietnamesse Ice Coffe. Dan dengan kondisi seperti ini Hani sudah sangat panik.

Saya kemudian minta tolong, saya coba bangunin, tapi dia no respons. Pegawai kafe langsung pada datang dan nanya anda keluarganya? Saya bilang bukan. Makanya saya langsung nelpon Arief yang kebetulan kata Mirna masih baru ada disekitar GI.

Arief diujung telepon meminta agar istrinya diberikan teh manis dengan dugaan karena belum makan, tapi karena Mirna pingsan Hani tak berani.

Analisa: Tujuan Hani melepon Arief yang merupakan suami Mirna adalah ingin memberitahukan kepada Arief bahwa keadaan Mirna sangat mengkhawatirkan. Keadaan tersebut tergambar dari Mirna yang tergeletak dan mulutnya yang mengeluarkan busa. Namun yang terjadi setelah Hani menelepon Arief, Arief hanya meminta Hani agar Mirna diberi teh manis saja. Arief menduga bahwa Mirna belum makan. Tetapi sesungguhnya permintaan Arief agar Hani memberi teh manis kepada Mirna adalah janggal dan penuh dengan misteri.

Hani menelepon Arief pasti hanya dengan satu tujuan yakni mengabarkan kondisi Mirna yang sebenarnya, tetapi permintaan Arief kepada Hani sungguh aneh dan janggal karena Hani sudah memberi tahu keadaan Mirna yang sebenarnya kejang-kejang, mulut berbusa hingga pingsan lalu tergeletak/terkapar, tetapi yang terucap dari mulut Arief hanya beri teh manis, ini aneh dan janggal serta penuh misteri.

Mengapa Arief tak terlihat panik ketika Hani memberitahu kabar istrinya Mirna yang tergeletak/terkapar dengan kondisi mulut mengeluarkan busa?

Mengapa Arief tidak berusaha sedikit pun untuk memarahi Hani  dan mengapa pula Arief tidak langsung memarahi pelayan kafe dan meminta penjelasan dari pemilik Olivier Cafe, mengapa ini tidak dilakukan Arief , mengapa Arief lebih memilih meminta Hani agar memberi Mirna teh manis saja?Inilah yang masih menjadi misteri sampai hari ini.

Arief Soemarko dan Wayan Mirna Salihin menikah pada 27 Desember 2015 lalu, dan Mirna kehilangan nyawa pada 6 Januari 2016 lalu atau 10 hari setelah hari pernikahannya itu berlangsung. Namun pada kejadian 6 Januari 2016 lalu, Arief tidak panik dan tidak paniknya Arief ini menyimpan banyak misteri karena 10 hari setelah menikah biasanya pasangan suami-istri masih sangat mesra-mesranya.

Namun yang terjadi pada Arief ke Mirna justru berbeda. Perbedaannya adalah ucapan Arief berikan teh manis saja kepada Mirna padahal baru menikah dan belum merasakan bulan madu, tetapi Arief terlihat seolah sangat ihklas menerima Mirna tewas akibat diracuni menggunakan NaCN.

Dan yang mengejutkan juga dari persidangan tadi adalah tindakan Jaksa Penuntut Umum yang menghadirkan langsung barang bukti berupa botol berisi sisa Vietnamesse Ice Coffe Mirna. Ini tentunya bisa diperdebatkan oleh Tim Kuasa Hukum Jessica, tetapi sekali lagi Tim Kuasa Hukum Jessica tak sanggup membuat Jaksa Penuntut Umum menjadi kelabakan akibat kualitas barang bukti tersebut.

Sebagaimana diketahui bahwa Mirna tewas akibat menyeruput Vietnamesse Ice Cooffe yang berada dalam satu gelas. Lalu yang menjadi pertanyaan dari botol berisi sisa NaCN yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum di persidangan tadi adalah sebagai berikut:

  1. Vietnamesse Ice Coffe Mirna berada dalam gelas, lalu mengapa sisa Vietnamesse Ice Coffe ini dipindahkan ke dalam botol?
  2. Mengapa harus dipidahkan ke dalam botol?
  3. Siapa yang telah memindahkkannya dari gelas ke dalam botol?
  4. Kapan sisa Vietnamesse Ice Coffe itu dipindahkan ke dalam botol? Sesaat setelah Mirna dilarikan ke klinik Grand Indonesia? Atau beberapa jam setelah Mirna meninggal di RS Abdi Waluyo? Mengingat tidak ada penggeledahan dan penyitaan pada hari kematian Mirna (Rabu 6 Januari 2016) sehingga bisa dipastikan semua barang bukti ada di Olivier Cafe lenyap dan berubah.
  5. Harusnya barang bukti berupa Vietnamesse Ice Coffe harus tetap berada dalam gelas , karena gelas inilah yang jadi sumber kematian Mirna. Barang bukti tidak boleh dipegang-pegang, digeser-geser apalagi sampai dipindahkan. Terlebih lagi jika yang memindahkan itu bukan penyidik. Dan berpindahnya sisa Vietnamesse Ice Coffe ini bisa dipastikan bukan penyidik yang memindahkannya melainkan pelayan kafe mengingat penggeledahan baru dilakukan pada 11 Januari 2016 (5 hari setelah kematian Mirna-6 Janurai 2016). Sehingga saya meragukan sisa Vietnamesse Ice Coffe yang telah dipindahkan ke dalam botol tersebut.

Dan dalam kamera CCTV yang ditayangkan dalam persidangan tadi pun sama sekali tidak menunjukan Jessica ada gerakan Jessica menuangkan sesuatu ke dalam gelas berisi Vietnamesse Ice Coffe Mirna, sehingga saya yakin bahwa semua barang bukti dan alat bukti adalah lemah. Kelemahan paling utama adalah pada alat bukti yakni merujuk pada keterangan ayah Mirna Darmawan Salihin, suami Mirna, Arief Soemarko dan barang bukti paling lemah hingga sejauh ini adalah bukti Natrium Sianida (NaCN) . Dan saya yakin bahwa bukan Jessica yang meracun Mirna, dan saya tidak membela Jessica membabi buta tetapi telah menggunakan hati nurani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun