Jika ia mengatakan bahwa RA tidur di sampingnya, Apakah ayah RA yakin bahwa RA benar-benar tidur di sampingnya dengan tertidur pulas  atau hanya berpura-pura tidur? Kalau ayahnya tahu menyebut bahwa RA tidur di sampingnya, maka pertanyaannya adalah darimana ayahnya tahu kalau RA ini sudah tertidur?
atau justru yang terjadi, RA hanya ingin menunggu waktu yang tepat untuk bisa ke luar rumah ( menuju ke kamar pacarnya Eno di mes karyawati PT Polyta Global Mandiri, Kosambi, Kabupaten Tangerang), yakni setelah ayahnya tertidur pulas? Â Tetapi sampai saat ini saya masih sangat meragukan keterangan ayah RA.
Menjadi ragu karena pada Jumat malam, 13 Mei 2016, RA ada di kamar Eno dan sedang bercumbu dengan pacarnya itu. Tak masuk diakal kalau Eno tak mneyadari dengan siapa ia bercumbu pada malam itu, tak masuk diakal.
Saya yakin pada malam itu, hanya RA yang berada di kamar Eno (sebelum RA bertemu IH dan R di depan kamar Eno). Dan sebelum  RA masuk ke dalam kamar Eno, saya yakin lampu yang ada di kamar, masih dinyalakan dan belum dimatikan. Sehingga saya yakin betul Eno menyadari sepenuhnya yakni bercumbu mesra dengan RA, pacarnya.
Kemudian soal keterangan yang sangat mengejutkan dari salah satu saksi mahkota yang juga tersangka lainnya, R yang secara mengejutkan menarik keterangannya dalam BAP sebelumnya yang pernah menyebut RA otak dibalik kematian Eno, menjadi bukan RA otak dibalik matinya Eno melainkan otaknya adalah Dimas, sungguh membuat saya tidak terkejut sama sekali. Dari awal kasus ini mencuat saya yakin RA bukan dader intelektual/aktor intelektual dibalik terbunuhnya Eno.
Sebab, dari awal saya sudah sangat berkeyakinan bahwa RA yang merupakan pacar Eno, secara akal sehat tidak masuk di akal membunuh dengan berencana pada Jumat malam itu hanya karena ditolak ajakan untuk berhubungan badan oleh kekasihnya itu.
Karena kalau pembunuhan berencana sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya, sedangkan kalau harus membunuh mengapa harus bercumbu dulu? Ini yang membuat saya yakin RA bukan dader intelektualnya.
Karena pada Jumat malam, 13 Mei hubungan RA dan Eno masih sangat harmonis. Ini terlihat dari kemeseraan keduanya yang bercumbu. Justru yang terlihat seolah-olah perannya sudah direncanakan adalah peran IH yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan langsung membekap Eno.
Yang menjadi tanda tanya besar hingga saat ini adalah mengapa IH langsung membekap Eno? Memerintahkan R memegangi kaki Eno?, dan memerintahkan RA mencari pisau, tak dapat pisau , disuruh mencari apa saja di luar? Ada apa dengan IH, Ini aneh!
Keanehan yang luar biasa kalau R yang hanya diperintahkan oleh IH untuk memegangi kaki saja, lalu kemudian ikut memperkosa tanpa menancapkan gagang cangkul ke alat vital gadis malang itu, lalu kini secara tiba-tiba tiba-tiba menyebut bahwa otak dibalik terbunuhnya Eno adalah Dimas. Ini aneh dan janggal, seolah-olah ingin meloloskan semua yang terlibat dalam pembunuhan sadis ini.
Mudah dipahami bahwa alibi baru R ini memang masuk di akal dan terkesan ingin terlihat cerdik, yakni dalam hukum pidana hanya yang menyuruh melakukan kejahatan yang dapat dipidana, sedangkan yang disuruh melakukan kejahatan tak bisa dipidana. R sebagai saksi mahkota ini cukup cerdik dengan alibi ini.