Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Terus Berselancar, Megawati Balik Badan, Elit PDIP Galau

26 Maret 2016   10:32 Diperbarui: 26 Maret 2016   11:30 11887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Basuki Tjahaja Purnama (Dok: Kompas.com)"][/caption]Lagi-lagi Ahok kembali menunjukkan sekaligus mempertontonkan kelihaian dan kecerdikannya dengan berselancar di atas politik dengan ketinggian yang amat tinggi. Ibarat seorang peselancar yang tak pernah takut dengan terjangan ombak yang amat tinggi, Ahok pun demikian. Ahok pun saat ini sedang berselancar dan keberanian Ahok yang berselancar politik dengan ketinggian yang sangat tinggi ini telah berhasil  mengalahkan ombak besar, membuat PDIP yang merupakan partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD DKI, Dengan 28 kursi pun menjadi kebingungan. Papan selancar selancar disini bisa dianalogikan sebagai fotocopi KTP yang telah dikumpulkan oleh Ahok.

Megawati Soekarnoputri dan PDIP pun tak menduga-duga, dan sangat terkejut dengan keberanian Ahok yang berselancar dengan melawan terjangan ombak yang sangat tinggi dan berbahaya hanya dengan menggunakan papan sebagai alat untuk Ahok bermanuver di atas kegalauan partai politik saat ini, Terutama PDIP dan Megawati Soekarnoputri yang memang terlihat jelas sedang gundah gelanah lantaran papan selancar yang digunakan Ahok kini makin membuat Ahok berada di atas dan makin sulit untuk membuat Ahok untuk tidak diperhitungkan karena kelihaiannya dalam berselancar hanya dengan mengandalkan papan selancar (Baca: Fotocopi KTP).

Megawati dan PDIP makin bingung dan galau setelah Ahok dibeberapa media mengungkapkan perasaan terdalamnya, ungkapan hatinya terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disebut Ahok , antara Ahok dan Megawati sudah ibarat kakak-adik. Maknanya amat sangat mendalam, yakni hubungan Ahok-Megawati  akan selalu harmonis dan tak ada yang bisa memisahkan hubungan keduanya tersebut.

Ungkapan yang tulus dari Ahok terhadap Megawati ini makin membuat Megawati berhitung secara cermat karena saat ini seolah Ahok sedang membuat Megawati galau habis akibat curahan hati Ahok. Ditambah lagi dengan kedekatan emosional antara Ahok dan Megawati selama ini juga makin membuat Megawati dibuat kebingungan oleh Ahok. Maka tak ada pilihan lain bagi Megawati, kecuali mendukung Ahok pada menit-menit akhir.

Karena dua alasan tersebut itulah, Megawati akan tambah bingung terlebih lagi setelah Megawati melihat dan mendengar kejutan demi kejutan dan gebrakan demi gebrakan Ahok dalam mengubah Jakarta menjadi Jakarta hari ini yang sangat berbeda jika dibandingkan 2007 yang mana saat itu Jakarta pernah dikepung banjir besar. Megawati tak habis pikir dengan keberanian Ahok yang menerjang ombak besar dan berani melawan ketinggian ombak hanya dengan papan selancar, Akibat selancar politik tingkat tinggi yang masih terus dilakukan Ahok kepada PDIP, Megawati sekali lagi mengalami kebingungan tingkat tinggi  yang tak pernah dialaminya sebelumnya.

Megawati pun dalam berbagai kesempatan terlihat membiarkan kader-kadernya untuk menyerang Ahok secara terbuka, dan ini tidak ditanggapi Ahok dengan emosional, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Ahok memilih tenang menghadapi manuver maupun serangan dari kader PDIP. Walau Ahok diserang oleh kader PDIP, tetapi Ahok tak marah juga tidak menyerang balik Megawati. Dan inilah yang makin membuat posisi Megawati sebagai Ketua Umum PDIP makin gundah gelanah, karena Ahok benar-benar telah membuat PDIP tak ada pilihan lain kecuali mendukungnya.

Selain itu sindiran Ketua Umum PDIP, Megawati saat peluncuran bukunya yang sempat menyindir Ahok agar Ahok bersikap jantan adalah sebuah sindiran yang sangat mengandung makna yang sangat besar yakni Megawati memang seolah-olah ingin menunjukkan ketidakharmonisannya dengan Ahok, tetapi itu adalah cara yang digunakan Megawati untuk menguji Ahok yang selama ini terus diserang oleh kader PDIP, Tetapi Megawati menambahinya tetapi Ahok tak membalasnya dengan pernyataan apapun, dan inilah yang akan membuat Megawati mempertimbangkan Ahok secara matang untuk diusung oleh PDIP.

Karena kaberanian Ahok menerjang dan melawan ombak yang sangat tinggi ini telah berhasil membuat Ahok membuktikan kepada publik bahwa Ahok tak bisa dianggap enteng, tak bisa disepelehkan, karena Ahok bisa berselancar dan membuat Ahok makin berada di atas dan partai politik, terutama PDIP yang akan makin bingung akan sikap Ahok yang sangat menghargai PDIP, terutama Megawati Soekarnoputri yang dianggap Ahok sebagai ibu sepanjang karier politiknya.

Kehadiran Ahok dalam acara peluncuran buku Megawati juga masih merupakan bagian dari selancar penuh resiko yang terus dimanuverkan oleh Ahok. Hingga Megawati pun yang tak sanggup meladeni permainan tingkat tinggi Ahok ini pun kembali mengistimewakan Ahok yakni dengan memberikan buku pertama kepada Ahok. Padahal saat itu banyak elit PDIP yang hadir tetapi Megawati tak menghiraukan dan terkesan mengabaikan elit PDIP yang lainnya demi mengakui kehebatan Ahok dalam berselancar politik tingkat tinggi. Karena saat ini sudah bisa diyakini bahwa Megawati pada menit-menit akhir akan memberikan surprise kepada masyarakat DKI Jakarta.

Sebelumnya juga Ahok sangat di istimewakan oleh Megawati, dimana sebelumnya pada acara ulang tahun Megawati, Ahok mendapat suapan tumpeng pertama dari Megawati. Dari beberapa kesempatan ini terbaca jelas bahwa Ahok memang sosok yang sangat diistimewakan oleh Megawati. Walaupun Megawati pernah menyidir Ahok agar Ahok jantan, ini juga merupakan bagian dari manuver politik yang dilakukan oleh Megawati. Di satu sisi, PDIP kelihatan bingung, ini terbaca dari manuver kader PDIP, Tapi di satu sisi , Megawati juga terkesan memang telah memberi sinyal pada Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun