Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Petarung, Pantang Takut, Yusril Ihza Mahendra Keluar Gelanggang, Ridwan Kamil Pilih Bandung

8 Februari 2016   17:50 Diperbarui: 8 Februari 2016   19:37 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bursa menuju DKI-1 (Dok: Detik.com)"][/caption]Menggambarkan sosok Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok adalah sosok yang sangat tegas, tanpa pandang bulu, tanpa kompromi, bertangan besi, pemarah dan merakyat. Sosok Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok adalah salah satu pemimpin Jakarta yang paling tegas setelah Ali Sadikin. Ahok memiliki komitmen tinggi untuk mengubah wajah ibukota negara agar terlihat apik, cantik dan menarik bagi warga negara asing yang datang mengunjungi Jakarta. Hari demi hari tak terasa kepemimpinan Ahok di Jakarta pun sudah hampir habis. 2017 Jakarta akan kembali memilih pemimpin mereka. Dan Ahok pun sudah berkomitmen untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Banyak sekali rintangan dan batu sandungan yang bisa saja membuat Ahok tersungkur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta mendatang jika Ahok tidak lebih berhati-hati dalam bermanuver. Pada pemilihan Gubernud DKI Jakarta pada 2012 lalu, Ahok digandeng Jokowi menjadi Wakilnya untuk memimpin Jakarta, dan saat itu pun pasangan Jokowi-Ahok berhasil mengunci kemenangan di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Namun tak lama kemudian Ahok ditinggalkan oleh Jokowi yang pada saat 2014 maju dan mencalonkan diri sebagai calon Presiden Republik Indonesia dan Jokowi pun menang. Selama Ahok bersama Jokowi di Jakarta, praktis hampir tidak ada yang berani menganggu Ahok, namun sejak Ahok ditinggalkan oleh Jokowi, Ahok lebih sering diganggu oleh DPRD DKI Jakarta.

Hingga akhirnya saat itu pada akhir 2014, Ahok dipaksa oleh DPRD untuk bertarung dengan DPRD DKI Jakarta. Tak hanya bertarung dengan DPRD DKI Jakarta tetapi juga bertarung dengan SKPD DKI Jakarta. Dalam pertarungan itu, Ahok seolah sudah menyerahkan seluruh jiwa raganya demi masyarakat DKI Jakarta. Ahok bertarung habis-habisan dengan DPRD dan SKPD DKI Jakarta terkait dengan adanya temuan Ahok berupa anggaran siluman dalam hal pembelian UPS yang mana diketahui pada saat pembahasan antara eksekutif dan legislatif tidak ada anggaran untuk pengadaan UPS, yang ada hanyalah anggaran untuk pengadaan mobil sampah.

Praktis tak hanya bertarung saja , Ahok pun makin bersemangat untuk membongkar habis  dugaan anggaran siluman dalam  hal pengadaan UPS untuk beberapa sekolah di Jakarta. Ahok datang ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melaporkan adanya anggaran siluman yang sengaja diselipkan untuk pengadaan UPS. Praktis pula sejak saat membuat laporan di Komisi anti rasuah itu Ahok makin banyak musuh. Namun Ahok seolah pantang takut dengan musuhnya, terlebih lagi Ahok juga pernah berucap bahwa ia rela mati demi konstitusi dan warganya. Ahok tak main-main dengan ucapannya tersebut.

Tak berapa lama kemudian agar Ahok dapat melihat dan memantau pergerakan aliran anggaran yang ada di pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Ahok pun menetapkan e-budgeting dan e-catalog. Dengan penerapan kedua sistem yang menjunjung tinggi nilai-nilai keterbukaan dalam mengelola anggaran tersebut, Ahok makin banyak musuh. Makin banyak musuh karena Ahok semakin banyak pula memecat pegawainya dilingkungan Pemprov DKI Jakarta yang dianggap Ahok yang ingin coba-coba bermain dengan anggaran. Bagi Ahok menerapkan sistem keterbukaan dalam hal anggaran adalah sebuah keharusan agar anggaran yang ada di Pemprov DKI Jakarta dapat digunakan seutuhnya untuk membangun Jakarta dan menghadirkan program-program yang pro terhadap rakyat.

Kemudian mau tidak mau, suka tidak suka, senang tidak senang Ahok pun terus berupaya meningkatkan pemantauan atau monitoring terhadap anggaran yang ada di DKI Jakarta. Cara ini ditempuh Ahok karena Ahok akan menambah sesuatu yang baru dalam kartu Jakarta pintar (KJP). Dimana nantinya para siswa yang memegang kartu Jakarta pintar bisa kuliah gratis di 2017 mendatang. Dan ini akan menambah beban Ahok untuk berperan sebagai ‘’penjaga anggaran’’, karena anggaran yang dibutuhkan untuk Kartu Jakarta pintar (KJP) hingga sampai ke perguruan tinggi tidaklah sedikit.

Tentu dengan hadirnya program yang berbasis pro rakyat tersebut Ahok harus sepandai-pandai mungkin untuk menguci anggaran yang ada dilingkungan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Namun kesigapan Ahok dalam mengamankan anggaran di DKI Jakarta sudah membuat banyak oknum-oknum tertentu gusar dan pada akhirnya pula celah demi celah dimanfaatkan untuk sedikit membuka anggaran yang sudah ditutup rapat dan dijaga oleh Ahok tersebut. enutup atau mengunci rapat anggaran Inilah yang menyebabkan Ahok kian bertambah musuh-musuhnya.

Namun kini Ahok sudah bersiap-siap untuk mengikuti perhelatan Pilkada Gubernur DKI Jakarta yang akan berlangsung pada 2017 mendatang. Satu persatu calon lawan Ahok pun bermuculan yang siap menghadang, menyandung, hingga membuat Ahok tersungkur pun bisa dilakukan oleh lawan-lawannya yang kini sudah muali menyiapkan strateginya. Namun Ahok tetap tidak pantang takut dan tetap menyambut gembira banyaknya lawan yang siap menantangnya pada Pilgub DKI Jakarat 2017 mendatang. Karena bagi Ahok semakin banyak lawan yang siap menantangnya, Maka hal itu makin baik bagi asyarakat DKI agar masyarakat lebih memiliki banyak pilihan untuk menentukan siapa yang layak memimpin ibukota negara ini untuk periode 5 tahun kedepan. Dengan banyaknya musuh-musuh yang siap dan bisa membuatnya terpeleset pun Ahok tetap senang dan menyambut musuh-musuhnya tersebut, dan inilah sosok petarung yang sebenarnya, tidak takut pada musuhnya walaupun di depan matanya sudah banyak musuh yang siap menghajarnya habis-habisan pada Pilgub DKI 2017 mendatang.

Musuh Ahok malah bertambah semakin banyak karena dalam memimpin Jakrta beberapa tahun terakhir ini Ahok sangat gemar memecat pegawai dilingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tak tanggung-tanggung kepala dinas pun dipecat oleh Ahok, dan inilah yang dikhawatirkan membuat musuh-musuh Ahok ini akan bersatu pada Pilgub 2017 untuk bersatu pada membuat Ahok terpeleset. Itulah beberapa point penting yang harus Ahok antisipasi agar jangan terlalu jumawa dalam menghadapi Pilgub DKI Jakarta.

Namun dengan melihat keberanian Ahok dalam bertarung dalam mengelola pemerintahan DKI Jakarta juga bertarung dengan DPRD DKI Jakarta selama ini sudah membuat Yusril Ihza Mahendra, pengacara top sekaligus Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) ini merasa tertantang untuk maju dan melawan Ahok pada Pilgub DKI 2017 mendatang. Yusril yang pernah berperan sebagai Laksamana Cheng Ho ini bahkan tertantang untuk bisa head to head dengan Ahok. Bahkan Yusril pun berharap agar Pilgub DKI Jakarta bisa mengulangi moment Pilpres 2014 yakni hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Saat itu Partai Bulan Bintang mendukung pasangan Prabowo-Hatta, namun sayang beribu kali sayang, pasangan Prabowo-Hatta mundur dari pencalonannya sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden jelang penetapan calon terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tentu Yusril tidak akan mengikuti langkah Prabowo Subianto jika maju dan hanya head to head lawan Ahok. Yusril dengan segudang ilmu yang dimilikinya pun merasa ingin juga berbaktui bagi bangsa dan negara sebelum hingga akhirna Yusril yang juga mmeiliki cita-cita untuk menjadi Presiden ini melnagkah maju hingga seribu langkah untuk dapat bertarung dalam Pilpres. Entah Pilpres tahun berapa Yusril akan ikut bertarung untuk memimpin negeri ini. Majunya Yusril ini juga harus diantisipasi oleh Ahok agar tidak terlalu jumawa, karena hingga saat ini banyak partai politik di DKI Jakarta yang sedang berhitung secermat mungkin serta sedang menimbang, siapa yang akan dimajukan untuk melawan Ahok di Pilgub DKI 2017 karena hingga kini partai politik di Jakarta masih galau atau kebingungan untuk menetukan nama yang tepat untuk dapat menandingi sosok Basuki Tjahaya Purnama yang berdasarkan banyak hasil survei masih terus bercokol di posisi teratas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun