Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bursa Cagub DKI 2017: Ahok Berdaya Magis, Memegang dan Mengunci Keadaan, Memenangi Pertarungan Pilgub DKI 2017

29 Januari 2016   16:26 Diperbarui: 24 Februari 2016   00:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompas.com"][/caption]Pilkada Gubernur DKI Jakarta akan berlangsung pada tahun 2017 mendatang atau lebih tepatnya masuk dalam gelombang/tahap 2 Pilkada serentak. Partai-partai politik pun sudah menyiapkan nama-nama yang akan dimajukan dalam perebutan kursi orang nomor satu di DKI Jakarta. Berbagai strategi pun sudah disiapkan dari calon-calon yang akan dimajukan tersebut. Mengubah persepsi masyarakat terkait calon petahana Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok pun pasti akan dilakukan.

Menjual isu SARA pun akan menjadi senjata bagi banyak pasangan calon untuk menjatuhkan Ahok yang hingga kini berdasarkan hasil empat lembaga survei. Ahok tetap bertengger di puncak dengan persentase yang paling tinggi, namun tak mengejutkan bagi penulis. Tingginya popularitas Ahok tak lepas dari daya magis yang dimilikinya. Saat ini bisa dilihat partai-partai politik tengah berhitung dengan cermat siapa calon yang akan dimajukannya dalam menghadapi Ahok pada pelaksaan Pigub DKI 2017.

Bahkan partai politik yang sudah terlebih dulu membuka proses penjaringan untuk melihat potensi-potensi dari nama-nama yang dijaring pun, dalam hal ini Partai Gerindra terlihat pesimis dan hanya memendam rasa kekecewaan yang mendalam, karena nama-nama yang mereka miliki tak ada yang seperti Ahok, yang sangat fenomenal itu. Hanya sindiran-sindiran saja yang bisa dilakukan Gerindra ketika melihat sulit sekali atau bahkan mustahil bagi nama-nama yang masuk dalam penjaringan bakal Calon Gubernur dari Gerindra untuk dapat mengaahkan Ahok pada Pilgub DKI 2017 mendatang. Bahkan dari nama-nama yang masuk dalam proses penjaringan bakal calon Gubernur dari Gerindra ibarat hanya sebuah hiburan semata yang akan disaksikan masyarakat DKI pada 2017 , karena yang akan memenangi pertarungan politik tersebut adalah Ahok.

Masyarakat DKI yang berbondong-bondong mengumpulkan KTP-nya hanya untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok agar bisa maju lewat jalur independen juga telah membuktikan bahwa daya magis yang dmiliki oleh Ahok makin hari maki tak terbendung lagi. Masyarakat DKI sungguh sudah jatuh cinta pada gaya kepemimpinan Ahok selama ini, memang dari segi komunikasi yang dibangun oleh Ahok terkandang membuat pihak merasa terganggu, namun dari segi komunikasi yang berhasil mengacaukan konsentrasi pihak-pihak yang ingin bermain mata atau bahkan berbuat hal-hal yang sifatnya koruptif urung tak terlaksana sebagaimana Ahok yang berhasil menggagalkan upaya koruspi berjemaah dilingkungan DPRD DKI Jakarta terkait pembelian UPS yang saat itu membuat Ahok geram, marah, dan membuka semua permainan atau sandiwara para anggota DPRD DKI Jakarta dan SKPD DKI Jakarta.

Meskipun segi komukasi Ahok yang tak disukai oleh banyak pihak, namun berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan oleh empat lembaga survei menunjukkan bahwa masyarakat DKI lebis suka gaya Ahok dalam memimpin ibukota negara Republik Indonesia yang kompeks akan permasalahan yang dihadapinya. Tak pelak, akibat kompleksnya masalah di DKI Jakarta membuat masyarakat DKI mau tidak mau, suka tidak suka, senang tidak senang, harus memiliki pemimpin seperti Ahok. Karena rumitnya permasalahan yang mengepung DKI Jakarta membuat DKI Jakarta membutuhkan sosok yang tegas, tanpa kompromi sedikit pun juga tak ada yang bisa bermain-main selama ia menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.

Masyarakat DKI Jakarta sudah sadar bahwa untuk mengurus ibukota negara yang penuh akan masalah dibutuhkan sosok pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya ketimbang kepentingan ribadi maupun kelompok yang kini banyak dipertontonkan oleh banyak pejabat di negeri zamrud khatulistiwa ini. Meskipun Ahok tergolong pemimpin bertangan besi, namun gaya kepemimpinan Ahok akan membawa perubahan yang sangat signifikan bagi perkembangan atau masa dpan ibukota negara Republik Indonesia, DKI Jakarta untuk beberapa tahun kedepan. Untuk membutuhkan sebuah perubahan dibutuhkan kemauan dari masyarakat DKI sendiri agar perubahan yang di cita-citakan selama ini terwujud.

Dan ternyata kemauan masyarakat DKI akan perubahan sudah terwujud melalui pengumpulan KTP secara sukarela untuk Ahok agar Ahok bisa maju lewat jalur independen bukan jalur partai politik. Karena jika Ahok diusung oleh partai politik hal itu tentu akan menyulitkan Ahok dalam memimpin DKI Jakarta. Buktinya sejak Ahok keluar dari Gerindra, Ahok terlihat bekerja dengan tenang tanpa adanya gangguan dari partai politik yang bisa menghambatnya mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat DKI Jakarta. Bagi Ahok, rakyat adalah yang utama, maka oleh karena itulah kalau ingat akan pernyataan Ahok bahwa ia siap mati demi rakyatnya juga demi konstitusi juga sudah berhasil menarik simpati masyarakat DKI akan sosok pemimin sejati yang mau mempertaruhkan nyawanya demi rakyatnya dan konstitusi negara.

Bahkan meskipun Ahok memiliki hubungan yang baik dengan banyak Ketua Umum partai politik. Seperti Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Wiranto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Ahok tetap akan maju melalui jalur independen karea Ahok sudah pasti tak akan membuat ‘’teman Ahok’’ kecewa. Dukungan 1 Juta KTP terhadap Ahok menunjukkan betapa hebatnya daya magis yang dimiliki oleh sosok asal Belitung Timur, Bangka Belitung, salah satu provinsi tetangga di Sumatera Selatan, tepatnya di selat Bangka. Dukungan  juta KTP juga bisa dimaknai sebagai bentuk kecintaan masyarakat DKI akan soso pemimpin sejati yang selalu berpihak pada rakyatnya. Jika sebelumnya kita diingatkan bahwa terjadi penggusuran di kawasan Kampung Pulo oleh Ahok itu harus dimaknai positif bukan negatif.

Karena sesungguhnya memindahkan warganya dari tempat yang tak layak seperti dipinggir sungai dan dipindahkan ke rusun adalah bagian dari amanah konstitusi UUD 1945 yang sudah dijaankan oleh Ahok, sesuai dengan pernyataan yang pernah disampaikan beberapa wktu sebelumnya bahwa Ahok siap mati demi konstitusi. Sungguh dengan begitu makin kelihatan daya magis yang dimiliki oleh Ahok. Dan makin tak terbendungnya popularitas Ahok menunjukkan bahwa saat ini selain memiliki daya magis yang luar biasa dan terus terpancar, Ahok juga sudah berhasil memegang atau mengendalikan keadaan sepenuhnya sehingga konsentrasimasyarajat DKI akan tetap tertuju pada mantan Bupati Belitung Timur sekaligus mantan Anggota DPR-RI fraksi Golkar itu.

Meskipun saat ini Gerindra sedang beruapa membawa Ridwn Kamil masuk ke dalam proses penjaringan bakal calon Gubernur DKI dari Gerindra diyakini kang Emil-begitu sapaan Ridwan Kamil akan bertahan di Bandung mengingat sesungguhnya Ridwan Kamil bisa dipastikan akan memenangkan pertarungan dalam memperebutkan kursi orang nomor satu di Jawa Barat. Mengingat saat ini kepemimpinan Ahmad Heryawan belum memuaskan bagi maysraat Jawa Barat. Bahkan jika nanti Ridwan Kamil ikut bertarung dlam Jabar-1 , kang Emil akan dengan mudahnya mendapatkan dulangan suara dari masyarakat Jawa Barat yang rindu akan sosok pemimpin sejati yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyatnya sebagaimana Ridwan Kamil membenahi Bandung hingga mengalami perubahan yang cukup pesat.

Keputusan Gerindra yang masih menunggu Ridwan Kamil dan meyakinkan publik bahwa Ridwan Kamil akan mendeklarasikan dirinya sebagai Cagub DKI Jakarta adalah sebuah bentuk ketidakberdayaan dari Gerindra selepas ditinggal Ahok akibat keputusan Gerindra yang mendukung pemilihan kepala daerah dikembalikan pada DPRD. Ketidakbedaan Gerindra juga terlihat ketika sudah memiliki tokoh populer seperti M.taufik, M.Sanusi dan Sandiaga Uno ternyata masih tetap tidak percaya diri dan bahkan terus menantikan jawaban Ridwn Kamil agar menjadi calon Gubernur dari partai Gerindra.

Tentu dapat disimpulkan jika Gerindra terus berharap dan berharap pada sosok Ridwan Kamil tentunya proses penjaringan bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang sudah dimulai bisa diartikan tak lebih dari sebah ajang hiburan semata di saat masyarakat DKI berbondong-bndong menuju TPS dan memilih calon pilihannya , maka keraguan-keraguan Gerindra akan calon yang dimilikinya saat ini akan hanya menjadi sebuah kenyataan yang ditakutkan Gerindra selama ini yakni terpilih kembalinya Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2021.

Selain itu ditambah pula dengan kerja keras Ahok selama beberapa bulan terakhir telah membuahkan hasil. Yakni hujan deras pernah mengguyur ibukota hampir semalaman penuh namun Jakarta sudah tidak lagi banjir. Salah satu yang membuat Ahok makin tidak terbendung adalah karena Ahok sudah membuktikan kinerja-kinerjanya kepada msyarakat DKI sementara calon-calon yang baru bermunculan pun baru sekedar acana yang tak tahu kapan wacana itu baru bisa terwujud karena untuk mewujudkan sebua wcana menjadi kenyataan sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam pemerataan pembangunan juga oleh Ahok terkait wacana menjadi kenyataan sudah dibuktikan, dan hal tersebut dapat dilihat dengan nyata jika yang melihatnya tersebut hati nuraninya masih hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun