Terakhir, Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan kembali menyatakan bahwa dia akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di sela-sela Konfrensi Perubahan Iklim (COP21) di Paris, Prancis. Ditambah lagi kebijakan Putin yang ikut menangguhkan kebijakan bebas visa yang selama ini diberikan untuk Turki pun berakhir sudah, dan dengan demikian usaha-usaha Erdogan untuk menemui Putin, walau teleponnya sudah ditolak oleh Putin, Kian terbaca jelas, bahwa saat ini psikologis Erdogan sedang menunjukkan ketakutan dan kecemasan yang luaar biasa, Karena dampak dari embargo trersebut sesungguhnya dapat memukul telak perekonomian Turki saat ini.
Selain itu, Berselang sehari pasca penembakan pesawatnya oleh Turki, Rusia langsung menyebar pertahanan udara S-400 di Suriah yang mengkover 1/3 wilaah udara Turki. Kehadiran S-400 yang sengaja disebar Rusia tersebut mampu mekoper wilayah udara Turki. Lalu dua hari berikutnya lagi, Kapal jelajah selam milik Rusia yang mengangkut sistem udara S-300 yang dikolaborasikan dengan S-400 mampu mengkover lebih dari ½ wilayah Turki.
Dan sejak penempatan pertahanan udara S-400, dan S-300 berhasil membuat semua negara yang tergabung dalam Koalisi Amerika Serikat tidak berani lagi bermanuver di langit Suriah. Serangan Koalisi Amerika Serikat mendadak hilang setelah Rusia menyebar sistem petahanannya tersebut. Tidak ada satu pun serangan yang dilakukan Koalisi Amerika Serikat, padahal sehari sebelumnya sedikitnya ada 18 kali serangan udara ke berbagai target. Dan akibat kebodohan Turki tersebut, Kini ‘’Beruang Merah’’ makin marah dan membuat Koalisi Amerika Serikat tak mampu berbuat banyak lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI