Tidak adanya pembangunan kilang minyak dalam beberapa tahun terakhir ini, bahkan Mantan Menko Perekonomian, Hatta Radjasa yang pernah menyebut jika Indonesia membangun kilang minyak, itu akan merugikan Indonesia. Pernyataan Hatta Radjasa tersebut sesungguhnya mencerminkan bahwa pemerintahan sebelumnya seolah-olah setuju jika Indonesia terus bergantungan dengan impor dan disinilah kesempatan mafia migas mengatur semuanya, hingga membuat kuota impor pun dimainkan oleh mafia migas, yang ternyata sudah mengeruk keunagan Indonesia hingga Rp. 250 triliun.
Pernyataan Hatta Radjasa yang pernah menyebut Indonesia rugi jika membangun kilang minyak sama sekali tidak masuk akal, dan tidak logis, sebab yang ada justru Indonesia akan mendulang keuntungan besar, jika bisa memproduksi sendiri minyak dan gas, Tanopa harus mengimpor minyak dari Petral, dan ini bentuk nyata dari pemerintahan sebelumnya yang mendukung keberadaan mafia migas.
Patah tumbuh hilang berganti, setelah Hatta Radjasa yang sempat menyebut pernyataan demikian, kini Rizal Ramli dalam beberapa kesempatan selalu menyerang Menteri ESDM, Sudirman Said, yang disebutnya adalah bagian dari mafia migas. Pernyataan Rizal tersebut menunjukkan bahwa Rizal tidak mendukung pemberantasan mafia migas. Rizal Ramli seharusnya berterima kasih dengan Menteri ESDM, Sudirman Said dan pemerintahan Jokowi, Karena keberanian dan ketegasan yang dimiliki oleh Sudirman Said, rakyat Indonesia akhirnya mengetahui patgulipat mafia migas yang selama ini sudah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Indonesia.
Pembubaran Pertal menjadi bukti nyata bahwa pemerintahan Jokowi, khususnya Menteri ESDM, Sudirman Said bukanlah bagian dari mafia migas. Termasuk pula penembakan gedung Kementrian ESDM, yang terjadi beberapa waktu lalu kian membuktikkan bahwa banyaknya kekuatan yang siap menghancurkan pemerintahan , Jika pemerintah, terutama Menteri ESDM, Sudirman Said terus membongkar habis permainan licik para mafi migas yang sudah dibiarkan selama berpuluh-puluh tahun merugikan Indonesia, terkait minyak dan gas.
Pembubaran Pertal dan selesainya hasil audit membantah dengan tegas bahwa pernyataan Rizal Ramli yang pernah menyebut Sudirman Said adalah bagian dari mafia migas. Presiden Jokowi dalam resuffle jilid 2 ini perlu mempertahankan Menteri ESDM, Suidrman Said, Karena Sudirman adalah salah satu sosok menteri yang sangat profesional dalam menjalankan tugasnya. Jika Sudirman tidak profesional dan menjadi bagian dari mafia migas, seperti yang pernah disebutkan oleh Rizal Ramli, maka logikanya Sudirman tidak akan membubarkan Petral.
Suara kencang dan nyaring sekaligus kepretannya dinilai hanyalah sebagai cari sensasi, lantaran hingga kini belum terlihat fakta dari kinerja nyata Rizal Ramli, terutama soal pemberesan masalah dwelling time. Rizal Ramli tak lebih dari corong PDIP, yang selalu merongrong pemerintahan Jokowi yang sudah mulai menata dunia perminyakan dan dunia gas Indonesia, hal ini tercermin dari seringnya Rizal bernyanyi, namun nyanyiannya tersebut justru menyesatkan. Yang ada justru Sudirman Said berjasa dalam membongkar habis mafia migas yang sudah puluhan tahun mengeruk keuangan Indonesia. Dan Rizal Ramli pun perlu dipertimbangkan untuk didepak dari kabinet jerja, Karena seringnya menganggu menteri yang bekerja nyata, bukan sering mengkepret seperti yang dilakukan oleh Rizal Ramli terhadap Sudirman Said yang telah berjasa membongkar habis mafia migas di Petral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H