Mohon tunggu...
-
- Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Efek Dahsyat Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi

6 Oktober 2015   16:22 Diperbarui: 6 Oktober 2015   16:40 4573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden Joko Widodo saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi yang pertama pada 9 September lalu (Dok:Merdeka.com)"][/caption]Setelah sebelumnya, masyarakat Indonesia panik melihat kondiai perekonomian Indonesia yang terus mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, lantaran nilai tukar rupiah yang terus melemah, bahkan hingga menyentuh level $ 14.700, kini lahan-perlahan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Jokowi kian memuncak. Pasalnya, setelah Jokowi meluncurkan paket kebijakan ekonomi yang pertama dan kedua, kondisi perekonomian Indonesia terlihat akan semakin menggeliat, hal ini dibuktikkan kemampuan Jokowi memutar otaknya untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Praktis saja melalui dua kebijakan sebelumnya, dampak dahsyatnya sudah sangat terasa, dimana rupiah yang sempat menyentuh level psikologisnya, $ 14.790 , secara menggejutkan, hari ini berhasil menguat sangat tajam ke level $ 14.175. Luar biasa bukan?

Menguatnya nilai tukar rupiah tersebut adalah sebagai upaya konkrit yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Jokowi mampu membuktikkan dirinya, bahwa dirinya mampu membuktikkan janjinya untuk kembali menggeliatkan kondisi perekonomian Indonesia, yang sebelumnya diramalkan banyak pihak, ekonomi Indonesia diambang kehancuran. Bukti nyata bahwa anggapan selama ini Jokowi tidak bisa mengendalikan perekonomian Indonesia adalah salah besar, Jokowi lebih cerdas, cerdik dibandingkan banyak pihak yang meramalkan Jokowi akan jatuh lantaran tak mampu mengendalikan rupiah disusul makin banyaknya PHK, namun hari ini, semua argumentasi tersebut tak terbukti, yang terbukti justru Jokowi mampu dan bisa membuat rupiah kembali menguat terhadap dollar AS. Tak tanggung-tanggung, dari level $14.790 kini rupiah bertengger dikisaran level $ 14.175.

Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah bukti bahwa Jokowi mampu mengendalikan perekonomian Indonesia, disaat negara-negara lain masih terlibat dalam perang mata uang yang sengit, Jokowi melalui paket kebijakan perekonomian yang telah diluncurkannya justru terus menambah kepercayaan investor asing untuk menanam modal di Indonesia, termasuk pula semakin meningkatkan harapan akan target pertumbuhan ekonomi seperti yang diinginkan Jokowi bisa tumbuh hingga 7%.

Perekonomian Indonesia diperkirakan akan semakin menggetarkan dunia, hal ini seiring Presiden Jokowi yang akan meluncurkan paket kebijakan ekonominya yang ketiga, pada Kamis (08/10/2015) mendatang. Apalagi sebelumnya Jokowi juga sudah membocorkan tentang salah satu isi paket kebijaka ekonomi ketiga, isinya tak lain adalah penurunan harga BBM dan tarif listrik untuk industri. Peluang ekonomi Indonesia akan semakin menguat memang sudah terlihat sejak hari ini, kepercayaan pelaku usaha terhadap pemerintah masih tinggi, dan jelas fakta menunjukkan bahwa justru Presiden Jokowilah yang menjadi penyelamat ekonomi Indonesia. Rupiah kembali bergairah, adalah bukti nyata bahwa Jokowi adalah sosok presiden yang memang bisa diharapkan, ketimbang presiden-presiden sebelumnya.

Penurunan harga BBM dan tarif listrik untuk industri adalah salah satu upaya Jokowi untuk kembali menguatkan posisi perekonomian Indonesia dimata banyak pihak, terutama dunia Internasional. Penurunan harga BBM jelas akan meningkatkan daya beli masyarakat, namun keinginan Jokowi menurunkan harga BBM ditentang keras oleh Gubernur BI, Agus Martowardoyo, menurut Agus, Jokowi jangan cari popularitas. Namun, apa yang disampaikan oleh Agus justru sangat bertolakbelakang dengan tugas utamanya di BI, yakni menstabilkan nilai tukar rupiah, termasuk pula menjaga inflasi agar tak liar. Ini berbanding terbalik, Agus seolah senjaga tak menjalankan tugas pokoknya tersebut, BI seharusnya membuat kebijakan yang dapat menguatkan rupiah, tapi yang terjadi justru Agus seolah tak peduli dengan kondisi ekonomi Indonesia. Dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, maka jelas, yang paling berjasa dalam mengembalikkan rupiah bergairah adalah Jokowi bukan Agus Martowardoyo yang hanya menghambat jalannya perekonomian, hingga tujuan akhirnya tercapai.

Dan, hari ini juga Jokowi akan meluncurkan program padat karya dengan pembangunan 16 pabrik baru.dan pembangunan pabrik baru itu juga akan menampung kurang lebih 60.000 tenaga kerja. Dan terhadap pekerja yang terkena PHK tentu harus berbangga kepada Jokowi, lantaran akibat kebijakanny tersebut, yang jadi korban PHK mendapat peluang kerja lebih besar, sekaligus menguntungkan perekonomian Indonesia, karena angka pertumbuhan ekonomi akan menanjak. Sungguh luar biasa bukan Presiden Jokowi? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun