[caption caption="Ketum Partai NasDem, Surya Paloh menyampaikan pidato politik saat peringatan ulang tahun Fraksi Partai NasDem DPR di Jakarta, Kamis (1/10). Dok:Antara.com"][/caption]
Sebelumnya, pucuk pimpinan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sama sekali tidak pernah terlibat masalah hukum,dalam hal ini dugaan korupsi. Namun, kini citra Partai Nasdem lahan perlahan akan mengalami nasib serupa dengan partai-partai lainnya, hal ini terjadi seiring diperiksanya, Sekjen Nasdem, Patrice Rio Capella terkait dugaan pertemuannya dengan Gubernur Sumatera Utara Nonaktif, Gagot Puji Nugroho dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Eri. Rio pun disangka menerima suap terkait pertemuannya dengan GPN dan TE, yang mana pertemuan itu digagas oleh Ketua Mahkamah Partai Nasdem, OC Kaligis yang kini menjadi tersangka suap Hakim PTUN Medan. Dan, Rio pun dikait-kaitkan dengan kasus suap hakim PTUN Medan yang juga menyeret petinggi Nasdem, yang juga Ketua Mahkamah Partai Nasdem, OC Kaligis. Dan Rio pun sudah diperiksa oleh Komisi anti rasuh, KPK.
Â
Tak hanya menyeret nama Sekjen Nasdem, Patrice Rio Capella, tapi kasus tersebut juga menyeret petinggi Nasdem yang posisinya sangat diperhitungkan dalam kancah perpolitikan tanah air. Ya, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh pun disebut-sebut oleh Evi, Istri Gubernur Sumatera Utara Nonaktif, GPN. Namun Paloh membantah bahwa dirinya terlibat dalam kasus suap Hakim PTUN Medan tersebut. Bahkan, Paloh dalam acara perayaan ulang tahun lahirnya Nasdem yang pertama, kemarin (01/10/2015), menyatakan dengan gagah dan berani, bahwa ia siap dipecat dan siap meninggalkan Nasdem jika nanti dijadikan tersangka oleh KPK, terkait kasus suap Hakim PTUN Medan yang kini menyeret-nyeret nama Sekjen, Patrice Rio Capella tersebut.
Â
Diperiksanya dan dikait-kaitkannya nama petinggi Partai Nasdem jelas merupakan badai kecil yang dapat berubah wujud menjadi badai besar, bagj partai yang barubaeumur jagung, seperti Nasdem. Bagaimana tidak, pada Pemilu Legislatif lalu, perolehan suara Nasdem terbilang cukup lumayan baik bagi partai baru, yakni 6,7%. Â karena sebagai partai baru Nasdem dapat bersaing dengan partai lainnya, salah satunya Demokrat.sebagai partai baru, perolehan suara Nasdem, yang juga pertama kali baru mengikuti perhelatan Pileg, cukup baik dan menuai apresiasi, lantaran partai baru biasanya sulit untuk mendongkak perolehan suara yang cukup lumayan, lantaran masyarakat baru mengenal visi-misinya, tapi Nasdem paling berbeda, dan mendapat apresiasi lantaran perolehan elektoralnya cukup baik.
Â
Namun, dengan dikait-kaitkannya nama Patrice Rio Capella dan Surya Paloh dalam lingkaran suap Hakim PTUN Medan, sebenarnya amsudah menggambarkan citra negatif Nasdem dimata pemilih dan pendukungnya.lantaran selama ini pucuk pimpinan Nasdem tak pernah disebut terlibat dalam kasus suap, tapi tiba-tiba disebut-sebut ikut terlibat, dab sesungguhnya ini akan menjadi harga mahal yang harus dibayar Nasdem saat pemilukada serentak pada 9 Desember mendatang, termasuk pula pada Pilpres 2019 mendatang. Karena lambat laun, posisi keduanya, akan semakin jelas setelah KPK memeriksa semua saksi, termasuk Evi yang secara terang benderang, mengakui pernah bertemu dengan Rio dan Paloh, meski Nasdem hanya mengaku pertemuan itu hanya untuk mendamaikan hubungan Gatot dan Eri, namun sesungguhnya, diperiksanya pucuk pimpinan Nasdem untuk pertama kalinya sudah jelas membuat Nasdem merasakan panas-dingin akibat tuduhan keduanya ada dalam lingkaran suap yang melibatkab petinggi Nasdem lainnya, OC Kaligis.
Â
Dalam acara perayaan ulang tahun Nasdem yang pertama, kemarin malam (01/10/2015), Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh tetap berapi-api dalam berpidato, bahkan Paloh menegaskan sikap Nasdem akan memecat kadernya yang dijadikan tersangka oleh KPK, lantaran kasus korupsi yang menjeratnya. Dalam kesempatan itu pula, Paloh menyebut, jika nanti Rio jadi tersangka, maka ia langsung dipecat dari keanggotaan Nasdem. Paloh juga menyebut dirinya akan meninggalkan dan keluar dari Nasdem jika nanti jadi tersangka terkait tuduhan istri Gubernur Gatot, Evi Susanti terkait adanya pertemuan yang membahas perkara Pemprov Sumut yang diagendakan oleh OC Kaligis, Ketua Mahkamah Partai Nasdem Nonaktif.
Â
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Paloh juga menegaskan sikap dan komitmen partai Nasdem terhadap korupsi. Nasden tetap akan menjalankan komitmennya membantu pemerintah memerangi korupsi, karena korupsi adalah musuh utama, Paloh juga mengajak agar menjauhi kehidupan yang hedonis, karena menurut Paloh dari situlah awal pangkal munculnya benih-benih korupsi,kolusi dan nepotisme.
Â
Masih dalam kesempatan Yang sama pula, Surya Paloh memberikan misi pada Nasdem jika ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap kadernya di DPR. Misi utamanya mengubah perspektif negatif ditengah masyarakat terhadap institusi resmi, kinerja anggota dewan dari negatif harus diupayakan diubah menjadi positif. Menurut Paloh,jika misi itu dijalankan, maka wakil rakyat tak sia-sia, Dan Akan mendapatkan citra positif dimata masyarakat. begitulah kata Paloh
Â
Namun, apakah pernyataan politik Paloh tersebut akan terbukti bahwa Nasdem memang perang terhadap korupsi atau yang terjadi justru sebaliknya, pasca diperiksanya Sekjen, Patrice Rio Capella oleh penyidik KPK. Yang jelas, jika Rio jadi tersangka maka kepercayaan publik terhadap partai yang semangat menjunjung tinggi perang terhadap korupsi ini, akan luntur dan lagi-lagi masyarakat menganggap bahwa, dalam sistem multipartai yang dianut dalam sistem politik itu Indonesia, hanyalah mementingkan kepentingan golongan, kelompok maupun individu, dan bukan sesuai dengan tujuan didirikannya partai politik, yakni, mengabdi kepada masyarakat dan memperjuangkan hak-hak masyarakat.
Â
Â
Ricky Vinando
Mahasiswa Fakultas Hukum Jayabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H