Mohon tunggu...
Ricky Sebastian
Ricky Sebastian Mohon Tunggu... Lainnya - Building Manager at Tamansari Skylounge

apakah diri kita sudah benar - benar memiliki loyalitas terhadap negaramu dan agamamu? apakah kita sudah benar - benar membenci tirani dan diktatoral? lebih baik kita menjadi pengemis ilmu dari pada kita menjadi penjilat penguasa...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trump Bicara, Dunia Murka

28 Desember 2017   01:02 Diperbarui: 28 Desember 2017   01:07 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk saat ini, saya menyerukan kepada semua pihak untuk mempertahankan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem, termasuk Temple Mount, yang juga dikenal sebagai Haram al-Sharif. Di atas semua itu, harapan terbesar kami adalah perdamaian, keinginan universal dalam jiwa setiap manusia. 

Dengan keputusan hari ini, saya menegaskan kembali komitmen lama pemerintahan saya untuk perdamaian dan keamanan kawasan di masa depan. Akan ada, tentu, ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat terkait pengumuman ini. Tapi kami percaya bahwa pada utamanya, dengan kami menghadapi ketidaksepakatan ini, kami akan tiba pada perdamaian dan tempat yang jauh lebih baik dalam pemahaman dan kerja sama. 

Kota sakral ini seharusnya mampu menunjukkan yang terbaik dalam kemanusiaan. Angkat pandangan kita pada apa yang mungkin, bukan menarik diri ke belakang dan ke bawah pada pertengkaran lama yang telah menjadi sungguh mudah ditebak. Perdamaian tidak pernah berada di luar genggaman orang-orang yang ingin mencapainya.

Jadi hari ini, kami menyerukan agar ketenangan, sikap menahan diri, suara-suara toleransi bisa menang atas penebar kebencian. Anak-anak kita seharusnya mewarisi cinta kita, bukan konflik kita.

Saya menegaskan pesan yang saya sampaikan saat pertemuan luar biasa dan bersejarah di Arab Saudi awal tahun ini: Timur Tengah adalah kawasan yang kaya akan budaya, semangat dan sejarah. Orang-orangnya cemerlang, penuh kebanggaan dan beragam, bersemangat dan kuat. Tapi masa depan luar biasa yang menunggu kawasan ini, tertahan oleh pertumpahan darah, ketidaktahuan dan teror. 

Wakil Presiden Pence akan mengunjungi kawasan dalam beberapa hari ke depan untuk menegaskan kembali komitmen kami bekerja sana dengan mitra-mitra di seluruh Timur Tengah untuk mengalahkan radikalisme yang mengancam harapan dan mimpi generasi masa depan. Inilah saatnya bagi banyak orang yang menginginkan perdamaian untuk mengusir ekstremis dari tengah-tengah mereka. Inilah saatnya bagi seluruh bangsa beradab, dan rakyatnya, untuk menanggapi ketidaksepakatan dengan perdebatan yang beralasan -- bukan kekerasan. 

Dan inilah saatnya bagi kaum muda dan moderat untuk bersuara di seluruh Timur Tengah untuk mewujudkan sendiri masa depan cerah dan indah. Jadi hari ini, mari kita mendedikasikan kembali diri kita menuju jalur saling memahami dan menghormati.

Mari memikirkan ulang anggapan-anggapan lama dan membuka hati dan pikiran kita untuk hal yang mungkin dan setiap kemungkinan. Dan akhirnya, saya meminta para pemimpin kawasan -- politik dan keagamaan; rakyat Israel dan Palestina; umat Yahudi dan Kristen dan Muslim -- untuk bergabung bersama kami dalam pencarian mulia untuk perdamaian abadi.

Terima kasih. Tuhan memberkati Anda. Tuhan memberkati Israel. Tuhan memberkati Palestina. Dan Tuhan memberkati Amerika Serikat. Terima kasih banyak. Terima kasih.

Demikianlah isi pidato Presiden Donald Trump yang mengundang Kemarahan warga dunia termasuk di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengutuk keras rencana Presiden Amerika Serikat memindahkan Kedubesnya ke Kota Yerusalem yang akan membuat ketegangan semakin memanas. Ditempat terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kritikan sekaligus kecaman terhadap rencana pemindahan Kedubes AS tersebut dan memberikan dampak kekerasan lebih besar dan tak berujung.

Tindakan seorang Presiden Negara Adidaya tersebut yang memaksakan pengakuan atas Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan tidak mematuhi Resolusi PBB atas Status Quo Yerusalem, membuktikan bahwa Amerika Serikat secara terang-terangan melakukan provokasi masif atas stabilitas keamanan di wilayah Timur Tengah dan hal tersebut membuktikan keterlibatan Amerika Serikat dalam serangkaian konflik Timur Tengah dalam menganeksasi negara-negara Arab untuk kepentingan strategis bisnis Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun