Mohon tunggu...
Ricky Santosa
Ricky Santosa Mohon Tunggu... Lainnya - Interested in Politics, Social and Public Policy

Transforming idle moments into insightful reflections on society and policy.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan: Nyaris Diusung PDIP, Nyaris Jadi Ancaman Pilpres 2029?

1 September 2024   20:22 Diperbarui: 1 September 2024   20:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (ANTARA/Galih Pradipta)

Tampaknya terlalu dini untuk membahas Pemilihan Presiden 2029, Bahkan masyarakat masih menunggu Prabowo Subianto untuk dilantik sebagai Presiden periode 2024-2029.

Namun, apakah kejadian hampir diusungnya Anies Baswedan oleh PDIP yang baru saja terjadi memunculkan kemungkinan bahwa Anies Baswedan dapat mengurangi kemungkinan kemenangan Prabowo untuk periode kedua di Pilpres 2029?

Elektabilitas Tinggi Anies Baswedan

Anies Baswedan masih menjadi kandidat yang menarik karena baru menjabat selama satu periode sebagai Gubernur Jakarta. Meskipun diliputi berbagai kontroversi dan kritik, Anies Baswedan masih menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas yang dilakukan oleh lembaga survei ternama.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas 15-20 Juni 2024, elektabilitas Anies berada di posisi pertama sebesar 29,8%, disusul oleh Ahok dengan 20,0%, dan Ridwan Kamil dengan 8,5% di tiga besar. Elektabilitas nama-nama tokoh lainnya berkisar di angka 2-1%.

Pada Pilpres 2024, meskipun Anies Baswedan tidak menang di DKI Jakarta, Namun hasilnya tidak kalah jauh dibandingkan pasangan Prabowo-Gibran, hanya berbeda sekitar 38 ribu suara dibandingkan pasangan Prabowo-Gibran.

Anies Baswedan (ANTARA/Bayu Pratama S)-Megawati Sukarnoputri (dok.PDIP)
Anies Baswedan (ANTARA/Bayu Pratama S)-Megawati Sukarnoputri (dok.PDIP)

"Near-Miss" dengan PDIP pada Pilkada 2024 Jakarta

Setelah Ridwan Kamil dan Suswono diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), partai lain seperti PDIP tentu berusaha merumuskan strategi dan melakukan survei, baik secara internal maupun eksternal, untuk mendapatkan masukan dalam perhitungan politik dan mencari kandidat yang terbaik.

Tentu saja Megawati, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum partai politik besar yang sudah bertahun-tahun berkiprah di dunia politik, memahami bahwa meskipun Anies Baswedan bukan kader partai manapun, ia tetap memiliki peluang tinggi untuk menang. Hal ini tercermin dalam pernyataan Megawati di Kantor Pusat Partai, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang mempertanyakan keseriusan Anies, namun tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk mengusungnya melalui PDIP.

Mengentertain Kemungkinan Skenario Anies Baswedan diusung PDIP

Anies Baswedan telah menarik berbagai simpati dan basis pendukung dari PKB, Nasdem, dan PKS setelah Pilpres 2024. Meskipun ketiga partai tersebut telah menarik dukungan setelah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, beberapa pendukung dari partai-partai tersebut mungkin tetap bertahan mendukung Anies atau yakin bahwa ia adalah kandidat yang baik.

Jika seandainya Anies Baswedan diusung oleh PDIP, hal ini tentunya akan meningkatkan public appeal dan candidate viability, serta mengubah stigma dan branding Anies Baswedan yang cenderung dianggap sebagai kandidat "right-leaning conservative" menjadi kandidat moderat atau centrist.

Kandidat Moderat: Pilihan Terbaik Berdasarkan Hasil Pemilu Sebelumnya

Sejak Pemilihan Presiden 1999, telah terbukti bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang penuh dengan perbedaan dan keragaman, kandidat yang disukai masyarakat adalah kandidat yang moderat atau memiliki kecenderungan centrist, baik itu centrist-left atau centrist-right seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi).

(World Economic Forum/Sebastian Derungs)
(World Economic Forum/Sebastian Derungs)

Contohnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang pragmatis, menghindari posisi ekstrem, dan berusaha untuk menjaga stabilitas dan persatuan nasional. Ia memperoleh 33,52% suara pada putaran pertama dan 60,62% pada putaran kedua Pemilihan Presiden 2004, serta menang langsung pada satu putaran dengan 60,80% pada Pemilihan Presiden 2009.

Begitu pula Prabowo Subianto, yang pada Pemilihan Presiden 2014 & 2019 merupakan kandidat right-leaning, memutuskan untuk mengubah branding dan meningkatkan daya tarik publik dengan bergerak ke "tengah" dengan cara bergabung dengan koalisi pemerintah sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju. Hal ini membantunya membangun koalisi besar sehingga dapat memenangkan Pemilihan Presiden 2024.

Konklusi

Tentu saja bila Anies Baswedan ingin memenangkan Pemilihan Presiden di masa depan, akan lebih ideal jika mengubah arah atau branding untuk mengubah persepsi masyarakat dan meningkatkan dukungan dari pemilih yang lebih beragam. Prabowo Subianto terbukti dapat menemukan "jalan tengah" dengan kebijakan populis yang disukai berbagai latar belakang masyarakat.

Dengan urungnya Anies Baswedan diusung oleh PDIP, Koalisi Indonesia Maju (KIM) dapat merasa lega karena probabilitas kemenangan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil dan Suswono tetap pada angka yang baik. Hal ini juga mengurangi kekhawatiran mengenai Pemilihan Presiden 2029 yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun