3 Tokoh Pahlawan Banyuwangi, Jawa Timur Dalam Melawan Penjajah
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 25 kecamatan, 28 kelurahan dan 189 desa yang pada tahun 2017 memiliki penduduk yang berjumlah sekitar 1.693.630 jiwa.Â
Banyuwangi pada zaman dahulu pada abad ke-17 merupakan bagian dari Kerajaan Blambangan. Pada abad ke 18 terjadi peperangan yang berlangsung selama lima tahun yang terjadi karena perebutan  kekuasaan antara VOC dan Blambangan serta terjadi perang besar yang bernama Puputan Bayu pada tanggal 18 Desember 1771.Â
Pada tanggal tersebut dijadikanlah hari jadi Kabupaten Banyuwangi. Dalam perlawanan melawan VOC terdapat pejuang Banyuwangi untuk mempertahankan kekuasaan.Â
Terdapat 3 Pahlawan yang diusulkan oleh Partai Gelora Banyuwangi kepada pemerintah agar menjadi inspirasi dan sebagai tanda perjuangan pahlawan Banyuwangi serta menumbuhkan jiwa patriotik kepada generasi muda.
Berikut 3 tokoh pahlawan Banyuwangi dalam melawan penjajah, sebagai berikut :
1. Tokoh Pahlawan Wong Agung Wilis
Tokoh pahlawan Wong Agung Wilis memiliki nama asli yaitu Pangeran Putra merupakan pimpinan pasukan dalam melawan penjajah VOC pada tahun 1767.Â
Pangeran Agung Wilis merupakan putera dari Pangeran Mas Purba atau biasa disebut Prabu Danureja yaitu seorang pimpinan Blambangan sejak tahun 1697 sampai 1736 dan ibu beliau merupakan puteri dari Kerajaan Mengwi, Bali. Ibu dari Pangeran Agung Wilis menikah dengan Pangeran Mas Purba memiliki tujuan khusus yaitu untuk dapat bekerjasama antar kerajaan agar dapat melawan ancaman yang ada.Â
Isteri Pangeran Mas Purba merupakan puteri dari pahlawan bernama Untung Surapati. Pangeran Mas Purba memiliki putera bernama Pangeran Danudiningrat. Kerajaan Blambangan merupakan suatu kerajaan yang berada di timur pulau jawa yang mendapat pengaruh dari kerajaan Bali.Â
Pada saat Pangeran Mas Purba wafat, kepemimpinan kerajaan dipimpin oleh dua puteranya beliau bernama Mas Noyang yang memiliki gelar yaitu Pangeran Danudiningrat dan Pangeran Putra yang memiliki gelar Pangeran Agung Wilis.
Kekuasaan kerajaan tidak berlangsung lama akibat tersebarnya isu bahwasannya kekuasaan kerajaan akan dimiliki oleh Pangeran Agung Wilis sehingga keluarga kerajaan mengetahui hal tersebut dan melepas jabatan tersebut sehingga Pangeran Agung Wilis mendapat julukan sebagai Mas Sirna Wibawa.Â
Pada tahun 1757 Pangeran Wong Agung Wilis kembali di angkat menjadi pimpinan Blambangan di angkat oleh VOC agar untuk melakukan perlawanan. Pada tahun 1767 Pangeran Agung Wilis menyusun strategi berperang melawan VOC dengan membagi dua pimpinan yaitu dipimpin oleh Pangeran Jagapati dan dipimpin oleh Pangerang Agung Wilis.
Pada saat VOC memerintahkan kepada penguasa Blambangan yaitu Pangeran Agung Wilis untuk menemui Gubernus Johanes untuk dapat memberikan laporan pendirian benteng di Banyualit ternyata tidak disampaikan oleh Pangerang Agung Wilis lalu terjadilah perintah penangkapan Pangeran Agung Wilis. VOC bernama Adrianus Van Rijke menjadi pemimpin untuk menangkap Pangeran Agung Wilis, ternyata malah pasukannya yang dikepung oleh Pangeran Agung Wilis dan akhirnya mereka bergabung kepada pasukan Pangerang Agung Wilis.
Tetapi hal tersebut tidak bertahan lama karena persediaan senjata telah habis dan akhirnya pasukan Pangeran Agung Wilis diserang oleh VOC dan Pangeran Agung Wilis bersembunyi di Blimbingsari. Ternyata hal tersebut diketahui VOC dan akhirnya Pangeran Wilis di tangkap akan di asingkan do Afrika Selatan, tetapi tidak jadi karena kekurangannya biaya lalu di asingkan di Pulau Banda, Maluku.Â
Beberapa saat berkat para pasukan dan dukungan masyarakat Pangeran Wilis dapat melarikan diri ke Pulau Seram serta kembali ke Bali. Pada akhir hayat beliau wafat pada tahun 1780 dengan usia yang sangat lanjut. Â
2. Tokoh Pahlawan Rempeg Jogopati
Tokoh pahlawan Rempeg Jogopati merupakan pimpinan pada Perang Bayu yaitu perang besar melawan penjajah VOC yang berada di Blambangan. Beliau merupakan putera dari ayah bernama Mas Bagus Dalem Wiraguna atau biasa disebut Mas Bagus Puri serta istri yang berasal dari Pakis. Karena beliau berasal dari puteri selir dalam kerajaan tersebut tidak ada pengaruhnya dalam kerajaan dan cenderung tidak diikutsertakan oleh ayahnya.Â
Mas rempeg pernah menjadi abdi dalem Bapa Samila, yaitu mempunyai hubungan baik pada Bupati Blambangan Timur.Dari hal tersebut karena beliau menjadi seorang rakyat biasa, Belanda senantiasa melakukan hal tidak ada keadilan dengan menyita bahan makanan, membakar lahan, merintah kerja paksa dan lain sebainya hingga beliau berkeinginan untuk memberontak.Â
Warga masyarakat banyak melarikan diri di Bayu sebagai tempat bersembunyi, Mas Rempeg bersama lurah dari Kutha Lateg juga mengikuti masyarakat dan menyusun strategi dengan membentuk benteng, penyediaan barang logistik dan lainnya mendapatkan dukungan dari berbagai lurah, dari kecerdasan beliau mendapatkan julukan yaitu Pangeran Jagapati.Â
Pada tanggal 5 Desember 1771 pasukan VOC menyerang daerah Bayu dan mereka dihadang oleh para pejuang. Dengan arahan dan strategi dari Pangeran Jagapati akhirnya pasukan VOC mundur ke Ulungpangpang. Pada tanggal 22 September 1771 mengirim pasukan untuk menyerang pasukan Pangeran Jagapati tetapi pasukan tersebut kalah dan mundur serta peperangan dimenangkan oleh pasukan Pangeran Jagapati.Â
Pada tanggal 18 Desember 1771 merupakan puncak peperangan, Pangeran Jagapati berperang melawan pimpinan Laskar Sumenep, dan sempat membuat pimpinan Laskar tersebut sekarat, tetapi pimpinan Laskar tersebut masih dapat melakukan penyerangan dengan menggunakan parang tersebut mengenai Pangeran Jagapati dan Pangeran terluka lalu dibawa ke benteng.
Dengan luka yang masih mencucur beliau senantiasa memberikan strategi peperangan serta memberi amanah kepada Jagalara dan Sayu Wiwit sebagai pimpinan perang. Pada tanggal 19 Desember 1771 perang tetap di mulai kembali sampai petang, ketika pasukan kembali ke benteng ternyata Pangeran Jagapati telah menghembuskan nafas terakhir beliau.
3. Tokoh Pahlawan Sayu Wiwit
Tokoh pahlawan Sayu Wiwit merupakan salah satu pejuang Blambangan melawan VOC bersama Mas Ayu Prabu Serta Mas Surawijaya untuk merebut benteng Bayu dan bersama para pasukan berhasil menguasai benteng tersebut.Â
Tetapi kelompok VOC tidak terima dan akhirnya Gubernur Johannes van der Burgh memberi perintah kepada Steenberger dan Reigers untuk dapat merebut kembali benteng Bayu tersebut dan terlaksana peperangan paa tanggal 1 Oktober 1772. Pada penyerangan tersebut pimpinan Blambangan yaitu Pangeran Jagapati dan Bapa Endha dengan membuat sungai jebakan menggunakan bambu runcing agar pasukan VOC tidak dapat melewatinya.
Pada 11 Oktober 1772 terjadi pergempuran benteng Bayu dengan menggunakan meriam hingga hancur dan menyebabkan kerusakan rumah penduduk serta Mas Jagalara gugur dalam peperangan tersebut. Dari hal tersebut para pasukan Jagapati telah berpercar dan penjajah VOC mengejar hingga menangkap para pasukan lalu memberi hukuman mati.Â
Pada tahun 1773 kembali perjuangan melawan penjajah tetapi hal tersebut belum membuahkan hasil dan ternyata pasukan pejuang gugur dalam medan perang yaitu Sayu Wiwit yang gugur di lereng Gunung Bayu, dan Mas Surawijaya dan Sindu Bromo melarikan diri ke pulau Nusa Barong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H