Pada 1980-an di Uni Soviet, berkembang secara pesat subkultur Gopnik yang mendapat banyak perhatian. Individu-individu ini sering dikaitkan dengan gaya berpakaian tracksuit olahraga, terutama merek Adidas, karena pakaian olahraga dianggap hangat dan memudahkan perkelahian jalanan (street fight). Berjongkok (Slavic Squat) serta merokok dan meminum bir murah atau vodka bersama sambil memakan biji bunga matahari atau kuaci sudah menjadi kebiasaan khas Gopnik. Mereka juga memiliki kedekatan dengan kalangan pekerja berpenghasilan rendah dan terkait dengan aktivitas kriminal.
Menurut video "What is Gopnik?" di youtube, subkultur gopnik muncul sebagai respons terhadap kondisi ekonomi dan sosial yang menantang di Uni Soviet selama setengah akhir abad ke-20 terutama pda 1980. Saat negara itu bergulat dengan kelangkaan dan kurangnya peluang, generasi muda baru mulai menciptakan ruang mereka sendiri, mengadopsi estetika dan kode perilaku yang khas.
Ciri khas gaya gopnik langsung dapat dikenali - celana training, sepatu Adidas, dan topi seperti di Peaky Blinders. Pakaian seperti ini, Â dianggap bagi mereka seperti sikap santai dan macho, menjadi simbol perlawanan dan kemandirian menghadapi tantangan masyarakat.
Namun, identitas gopnik tidak hanya sekadar fashion; ini mewakili subkultur yang telah bertahan dan berkembang dari waktu ke waktu. Seperti yang dijelaskan dalam video "Gopniks. The Origins of The Word GOPNIK Explained #USSR", para gopnik mengembangkan bahasa slang mereka sendiri, tradisi, dan bahkan rasa komunitas, juga ciri khas musik Russian hardbass beserta tarian uniknya. menciptakan struktur sosial paralel dalam lanskap Soviet.
Meskipun berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, terdapat banyak kesamaan antara gaya hidup Gopnik di Rusia dan "bocahan tongkrongan" di Indonesia. Seperti Gopnik, kelompok remaja "bocahan tongkrongan" juga sering berkumpul di sudut kota, bersantai dengan posisi jongkok khas. Konsumsi minuman terutama anggur merah dan rokok murah juga menjadi bagian aktivitas mereka, juga kesamaan lainnya antara Gopnik dan bocah tongkrongan akan sama-sama menjaga daerahnya dari rebutan kelompok lain jika ada yang ingin merebutnya maka akan berakhir dengan perkelahian. Fenomena ini mencerminkan bagaimana remaja dari latar belakang sosial-ekonomi menengah ke bawah di berbagai belahan dunia dapat menciptakan subkultur dan kebiasaan serupa sebagai bentuk adaptasi terhadap tantangan hidup.
Gopnik itu masih tetap populer, baik di Rusia maupun secara global. Ini menunjukkan daya tarik yang bertahan dari subkultur ini. Awalnya, mereka muncul sebagai respons terhadap marginalisasi ekonomi dan sosial. Tapi lama-kelamaan, Gopnik jadi simbol ketahanan, kreativitas, dan identitas budaya unik yang masih menarik perhatian orang-orang di seluruh dunia. Meskipun begitu, kita tidak boleh menutup mata kalau Gopnik juga terkait dengan aktivitas-aktivitas kriminal terutama pemalakan kepada pejalan kaki bahkan mereka juga biasanya meminta pakaian yang dipakai korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H