Pada saat saya kelas 12 SMA, saya juga terlibat cinta segitiga. Kali ini sedikit berbeda. Ada seorang wanita yang saya sukai dan ternyata ia disukai oleh laki-laki lain kelas 12 SMA yang berbeda jurusan dengan saya. Maklum, wanita ini memang cantik. Tak heran bila banyak yang tertarik kepada dia.Â
Jika boleh dibandingkan. Kesempatan saya bertemu dengan wanita ini lebih banyak dibandingkan dengan saingan saya itu. Hal ini terjadi karena saya lebih dahulu mengenal wanita ini dibandingkan dengan saingan saya itu. Oleh karena itu saya tidak membuang-buang waktu. Saya terus melancarkan serangan. Saya terus menunjukkan kepada wanita tersebut bahwa saya benar-benar mencintai dia.Â
Tetapi entah mengapa si wanita ini sepertinya membuka hatinya kepada kami berdua sekaligus. Ia tidak menolak saat kami berusaha mendekatinya. Disinilah saya merasa sangat frustasi. Di satu sisi, saya memang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan wanita tersebut.Â
Saya mulai merasa yakin bahwa wanita tersebut bersedia menjadi pacar saya. Akan tetapi, di sisi lain saya melihat perjuangan saingan saya pun tidak kalah kerasnya dari perjuangan saya. Ia juga berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hati wanita tersebut. Mulai saat itu, saya mulai merasa menyerah.Â
Saya sudah pasrah apabila wanita tersebut berpacaran dengan saingan saya itu. Saya memiliki alasan saat itu, karena saat itu kelas 12 SMA, saya bisa menjadikan fokus UN ataupun fokus Ujian Masuk Perguruan Tinggi sebagai alasan untuk tidak mau melanjutkan perjuangan saya mendapatkan wanita itu.Â
Walaupun saya menyerah saat itu, pada akhirnya kami resmi berpacaran. Sebenarnya wanita itu memang menyukai saya terlebih dahulu. Ia memang sempat membuka hatinya kepada saingan saya itu dengan niat memilih yang terbaik. Akan tetapi ia merasa tidak cocok dengan saingan saya itu.Â
Awalnya kami berniat menyembunyikan hubungan kami, lama-kelamaan hubungan kami akhirnya diketahui oleh teman-teman. Bahkan saingan saya itu juga mengetahui. Saya tidak ingat pasti entah mengapa ia tidak meneror saya setelah dia mengetahui bahwa kami telah resmi berpacaran.Â
Cinta segitiga memang sebuah hubungan yang dapat mengajarkan kita bagaimana pahit dan manisnya cinta. Ada 2 hal yang ingin saya sampaikan dari cerita saya diatas. Hal pertama adalah jangan ragu untuk berkata iya terhadap sesuatu yang benar-benar kau ingini dan jangan ragu berkata tidak untuk hal yang tidak kau ingini.Â
Hal yang kedua adalah jangan pernah menyerah. Perjuangkan sesuatu yang memang kamu inginkan dengan sekuat tenaga agar di akhir kamu tidak menyesalinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HPada akhirnya semua keputusan berada di tanganmu sekarang. Ketika ingin melangkah, pikirkan matang-matang lalu bertindak. Jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang. Jadilah dirimu sendiri dan temukan kebahagianmu lewat cinta ataupun lewat yang lainnya.