Mohon tunggu...
Ricky Mardiansyah
Ricky Mardiansyah Mohon Tunggu... lainnya -

23YO, Bachelor of Arts from UNPAD, speak French, English, Indonesian & Sundanese. Interests: politic/news/language. Friendly.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Bandung untuk Palestina

20 Desember 2012   13:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:18 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palestina adalah satu-satunya negara yang hingga kini masih berada dalam belenggu penjajahan. Di saat semua negara di dunia menikmati kemerdekaannya dan mengisinya dengan pembangunan di segala bidang, Palestina masih berjuang untuk mendapatkan hak-haknya yang masih dirampas. Wilayah teritorinya terus dicaplok dan kian lama kian menyusut, anak-anak Palestina pun tumbuh dalam kondisi peperangan ataupun tumbuh di tempat-tempat pengungsian baik itu di wilayah Palestina sendiri maupun di tempat pengungsian negara tetangga. Kita pun sudah sering menyaksikan melalui internet ataupun televisi bagaimana penderitaan anak-anak dan wanita di Palestina yang terus menjadi korban perang.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Anak Palestina"][/caption]

Dukungan Indonesia bagi Palestina

Meskipun secara geografis jarak Palestina dan Indonesia cukup jauh, namun secara historis dan diplomatis, kita sangatlah dekat. Palestina adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan ucapan selamat yang diberikan oleh Mufti Besar Palestina yang bernama Amin Al-Husaini melalui Radio Berlin berbahasa Arab pada tanggal 6 September 1945. Sejak dulu, negara kita selalu menunjukkan rasa simpati dan dukungan bagi bangsa Palestina. Dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, Indonesia memutuskan untuk mengundang Palestina dan tidak mengundang Israel. Melalui hasil akhir (Komunike Akhir) KAA 1955 pun tercermin solidaritas bangsa Asia Afrika untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan tercapainya perdamaian di Timur Tengah.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Wilayah Palestina yang terus mengecil"]

Wilayah Palestina yang terus mengecil
Wilayah Palestina yang terus mengecil
[/caption]

Wujud dukungan Indonesia terhadap Palestina terus berlanjut hingga kini. Berbagai bentuk penggalangan dukungan telah dilakukan Indonesia mulai dari pengiriman Kontingen I Garuda di Perang Arab-Israel (1959), KTT Gerakan Nonblok, NAASP (New Asian-African Strategic Partnership) hingga forum-forum internasional lainnya. Berbasis pada Politik Luar Negeri Bebas Aktif, Indonesia secara konsisten mengawal dukungan perjuangan rakyat Palestina.

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Foto Bung Hatta dan Mufti Besar Palestina"]

Foto Bung Hatta dan Mufti Besar Palestina
Foto Bung Hatta dan Mufti Besar Palestina
[/caption]

Selain bantuan dalam bidang diplomasi internasional yang tidak henti-hentinya bagi Palestina, Indonesia pun terus membantu Palestina dalam berbagai bidang. Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa mengatakan bahwa selama bertahun-tahun Indonesia telah memberikan bantuan berupa peningkatan kapasitas bagi Palestina di berbagai bidang dan berkomitmen untuk melatih kurang lebih 1000 orang Palestina pada 2013 mendatang. Selain pemerintah Indonesia, berbagai organisasi kemasyarakatan, partai politik, organisasi kemanusiaan, dan bahkan rakyat Indonesia secara individu dan kelompok terus bersimpati atas perjuangan rakyat Palestina dan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Berbagai bantuan Indonesia untuk Palestina tersebut diantaranya berupa uang, obat-obatan, relawan, alat kesehatan, tim medis, dan program beasiswa mahasiswa Palestina di Indonesia.

Mengapa Indonesia terus mendukung perjuangan Palestina? Bagi Indonesia, kemerdekaan Palestina menjadi salah satu kepentingan nasional yang utama. Kemerdekaan Palestina adalah amanah Konstitusi Indonesia karena dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan bahwa "Kemerdekaan adalah hak segala bangsa", termasuk hak bangsa Palestina. Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pun pernah berujar "Selama kemerdekaan bangsa Palestina beloem diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itoelah bangsa Indonesia berdiri menentang pendjadjahan Israel.". Oleh karena itulah, menjadi kewajiban kita bersama sebagai bangsa Indonesia untuk terus mendukung tercapainya Palestina yang merdeka.

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Bendera Palestina"]

Bendera Palestina
Bendera Palestina
[/caption]

Bandung Spirit for Palestine di Museum Konferensi Asia Afrika

Sebagai salah satu bentuk dukungan bagi Palestina dan sebagai implementasi Bandung Spirit yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika, maka di akhir tahun ini Museum Konferensi Asia Afrika menyelenggarakan berbagai kegiatan menarik yang bertajuk "Bandung Spirit for Palestine". Mengawali rangkaian kegiatan, pada hari Rabu tanggal 26 Desember 2012 "Culture Festive: Arabian Day" akan diadakan di Ruang Audiovisual Museum KAA. Dalam acara itu akan dihadirkan seni budaya Timur Tengah dan The Beauty of Hijab Workshop pada Pkl. 13.00-16.00 WIB. Acara akan dilanjutkan dengan bedah buku karya R. Garaudy, "Israel dan Praktik Zionisme" pada Pkl. 17.00-20.00 WIB. Thomas Siregar, Kepala Museum KAA memaparkan "Informasi yang berimbang tentang isu Timur Tengah diharapkan dapat menjawab segala rasa ingin tahu kita selama ini, khususnya kalangan generasi muda".

Tak lupa bagi peminat film, khususnya genre sejarah, sebuah film kolosal berlatar Timur Tengah, "Kingdom of Heaven" akan digelar hari Kamis tanggal 27 Desember 2012 Pkl. 13.00-17.00 WIB di Ruang Audiovisual Museum KAA. Film akan dikupas tuntas oleh Alfitri Adlin dan Tobing, Jr. dalam diskusi seru yang dimoderasi Adew Habtsa. Dengan pemutaran dan diskusi film ini kita bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai sejarah Timur Tengah dan sejarah Perang Salib di abad ke-12 dengan cara yang menyenangkan.

Di hari terakhir di tahun 2012 ini, Senin 31 Desember, Pkl. 13.00-17.00 WIB akan digelar talkshow "Bandung Spirit: Dulu, Kini & Masa Depan" di Ruang Pamer Tetap Museum KAA. Talkshow akan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Direktur Timur Tengah - Kemlu, Budhyana Kartawidjaja (Pimred. HU Pikiran Rakyat), Dina Y. Sulaeman (Pengamat Hubungan Internasional dan Kajian Timur Tengah) dan Hendrajit (Direktur Eksekutif Global Future Institute) serta Teuku Reza (Dosen Universitas Padjadjaran) sebagai moderator.

Pada kesempatan ini juga, pameran foto "Bandung Spirit for Palestine" direncanakan akan dibuka resmi oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Pameran berlangsung hingga akhir Januari 2013 dan terbuka untuk umum. Awal mula konflik Timur Tengah hingga tercapainya pengakuan Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat disajikan secara apik untuk pengunjung museum. Pameran foto ini bisa jadi acara yang tidak boleh dilewatkan bagi penggemar fotografi, sejarah, politik luar negeri maupun bagi orang-orang yang peduli pada Palestina.

[caption id="" align="aligncenter" width="727" caption="Bandung Spirit for Palestine di MKAA"][/caption]

Masih dalam rangkaian kegiatan, Museum KAA sambut malam pergantian tahun 2012-2013 pada Senin (31/12) dengan menawarkan layanan khas tahunan "Night at the Museum". Sejak Pkl. 19.00-00.59 WIB, kita bisa menikmati sensasi suasana mengunjungi museum di malam hari. Selain itu, kita juga bisa menikmati berbagai pertunjukkan bernafas kebangsaan berupa seni akustik, angklung hingga penampilan teatrikal dan stand aneka kuliner di Selasar Timur Museum KAA. Bagi masyarakat Bandung dan luar kota yang berkunjung ke Bandung, menikmati pergantian tahun di Museum KAA bisa jadi salah satu pengalaman baru yang menyenangkan dan tak terlupakan.

Semua kegiatan ini terbuka untuk umum dan GRATIS, dan terselenggara dengan semangat kerja sama antara Museum KAA, Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta didukung oleh kalangan komunitas masyarakat, antara lain: Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (SMKAA), Komunitas Film LayarKita, Asian-African Reading Club (AARC) serta berbagai komponen masyarakat lainnya. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Museum Konperensi Asia-Afrika di no telp.: (+62-22) 4233564 / Faks.: (+62-22) 4238031 atau melalui jejaring sosial Twitter: @AsiAfricaMuseum dan Facebook: Friends of Museum of the Asian-African Conference. Ayo nikmati berbagai acara menarik di atas sekaligus tunjukkan kepedulian kita terhadap Palestina, datang langsung ke Museum Konperensi Asia-Afrika di Jalan Asia Afrika No.65 Bandung 40111.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Peta Lokasi Museum KAA: "]

Peta Lokasi Museum KAA: B
Peta Lokasi Museum KAA: B
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun