Mohon tunggu...
Ricky Hamanay
Ricky Hamanay Mohon Tunggu... Penulis - a cosmology aficionado

a spectator of the cosmic dance

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bagaimana Tata Surya Kita Terbentuk?

27 Oktober 2021   11:47 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:51 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: SETI Institute

Selama keruntuhan berlangsung, awan gas di bagian pusat gravitasi menjadi lebih padat. Tumbukan tiap partikel di bagian inti ini akan menimbulkan panas yang terus menerus terjebak di dalam kerumunan awan yang tebal sehingga suhu di bagian inti akan semakin panas dan membentuk sebuah Proto Star (proto bintang). Bintang yang menjadi pusat Tata Surya kita bernama Matahari (bahasa Inggris; Sun), jadi Protostar-nya disebut dengan Proto Sun.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka jelas bahwa Proto Sun sudah memulai kehidupan awalnya dengan putaran (rotasi), namun dengan cukup pelan. Karena awan gas terus ditarik untuk bergerak menuju Proto Sun, maka akan berlaku hukum kekekalan momentum sudut, sehingga putaran di Proto Sun yang awalnya pelan menjadi lebih cepat dan semakin cepat seiring waktu. Analoginya sama seperti penari balet yang melakukan gerakan memutar dengan bertumpu pada salah satu kakinya, sedangkan satu kakinya yang lain beserta kedua tangannya direntangkan ke samping. Jika saat masih dalam keadaan berputar penari balet melipat kaki dan kedua tangannya yang sebelumnya direntangkan ke samping maka kecepatan berputar dari penari balet ini akan meningkat.

Dalam prosesnya, sebagian besar gas yang mengelilingi Proto Sun akan terus menerus runtuh menuju pusat gravitasi untuk menambah massa Proto Sun. Akibatnya, massa Proto Sun akan terus bertambah besar dan kecepatan rotasinya akan terus meningkat. Karena rotasi Proto Sun terus meningkat maka akan menimbulkan gaya sentrifugal (gaya lontar ke luar) yang cukup besar sehingga mencegah sebagian gas untuk mencapai Proto Sun. Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai suhu di inti Proto Sun melampaui 10 juta Kelvin. Ketika hal itu terjadi maka reaksi fusi nuklir akan dimulai, dan Proto Sun berubah menjadi sebuah bintang (Matahari) yang bisa menghidupi dirinya sendiri dengan reaksi fusi nuklir tanpa harus menyerap awan gas lagi.

Kemudian, karena faktor gravitasi, rotasi, dan  tekanan gas, maka lambat laun sisa-sisa partikel yang tidak mencapai Proto Sun akan mengendap membentuk piringan cakram datar yang berputar ke arah yang sama dengan putaran Proto Sun. Cakram ini disebut dengan disk akresi. Setelah berlangsung dalam waktu yang lama material debu dan gas sis-sia pembentukan Proto Sun yang berada di wilayah piringan cakram akan mulai mendingin. Dalam cakram ini, materi-materinya mulai saling tarik menarik satu sama lain dan saling menempel karena gravitasi-nya masing-masing. Hasilnya akan membentuk objek-objek yang lebih besar. Molekul dan butiran debu mikroskopis ini lambat laun akan membentuk butiran debu yang lebih besar. Gabungan butiran debu yang lebih besar akan membentuk kerikil kecil, dan gabungan kerikil-kerikil kecil ini akan menjadi bongkahan batu.

Jika cukup banyak bongkahan batu yang saling bergabung maka akan membentuk objek berukuran besar dengan diameter beberapa kilometer, objek ini disebut sebagai planetesimal. Setelah mencapai ukuran kritis ini, planetesimal akan berkembang pesat, karena menghirup gas, debu, dan batuan yang berbagi orbit dengannya. Pada kondisi yang tepat ada planetesimal yang bergabung dengan planetesimal lain untuk membentuk objek seukuran planet yang disebut Proto planet. Proto planet dalam evolusinya juga akan membersihkan debu dan gas di sekitar orbitnya dengan cara menarik mereka dengan gravitasinya. Setelah jalur orbitnya bersih maka proses pertumbuhannya berhenti dan menjadi apa yang kita sebut sebagai planet. Normalnya, ini yang terjadi pada anggota planet-planet dalam (Terrestrial).

Sedangkan planet-planet luar (planet Jovian) terbentuk di daerah dengan suhu yang lebih rendah karena lebih jauh dari Matahari. Akibatnya, mereka mampu menahan lebih banyak gas karena gasnya lebih dingin dan lebih banyak es serta silikat yang dapat bergabung untuk menarik gas yang lain. Inilah sebabnya mengapa planet luar memiliki lebih banyak material yang ringan, yaitu lebih banyak gas Hidrogen. Diperlukan waktu sekitar 10 juta tahun bagi planet Jovian (planet luar) untuk terbentuk - ini didasarkan pada pengamatan bintang muda (bintang T Tauri), yang telah kehilangan nebula gasnya selama 10 juta tahun.

Selain itu, pada saat Proto Sun berubah menjadi bintang yang stabil yang bernama Matahari, maka ia akan mengirimkan energi dan partikel dalam aliran yang stabil yang disebut angin bintang. Angin ini begitu kuat sehingga mampu menghembuskan sebagian besar gas dari empat planet yang paling dekat dengan Matahari, yang membuat planet-planet tersebut lebih kecil dengan hanya batuan dan logamnya yang utuh. Itulah mengapa mereka disebut planet berbatu, atau terestrial. Keempat planet terluar itu begitu jauh dari Matahari sehingga anginnya tidak dapat menerbangkan es dan gasnya. Hal ini mengakibatkan planet-planet ini tetap berbentuk gas, dengan sedikit komposisi material padat di bagian intinya.

Di antara planet dalam dan luar terdapat area yang dipenuhi jutaan asteroid - benda kecil yang tersisa dari pembentukan Tata Surya. Tidak ada planet yang terbentuk di daerah ini. Para astronom berteori bahwa gravitasi Jupiter sangat mempengaruhi wilayah ini sehingga tidak ada planet besar yang bisa terbentuk. Ini dikarenakan ukuran Jupiter yang sekitar 11 kali lebih besar dari ukuran (diameter) Bumi dan lebih dari dua kali lebih besar dari gabungan semua planet lain yang ada dalam Tata Surya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun