Apa yang Galileo temukan adalah bahwa untuk sudut kemiringan yang tetap, jarak yang ditempuh sebuah bola ketika menggelinding dari posisi diam sebanding dengan kuadrat waktu yang telah berlalu dari sejak bola tersebut dilepas dari posisi diam. Hubungan matematis tersebut merangkum hasil eksperimen Galileo dan membentuk sebuah hukum. Meskipun hanya didasarkan pada jumlah pasangan jarak (d) dan waktu (t) yang terbatas, relasi tersebut mampu memprediksi jarak yang ditempuh untuk setiap waktu yang telah berlalu. Dengan demikian, hukum ini bisa digunakan untuk memprediksi hasil eksperimen baru. Misalnya, Galileo mungkin tidak pernah mengukur jarak yang ditempuh untuk waktu yang berlalu sebanyak 289.993 misalnya, namun dengan menggunakan hukum yang ditemukannya, maka ia bisa memprediksi berapa jarak yang telah ditempuh bola pada rentang waktu tersebut. Namun, hukum ini tentu saja memiliki rentang validitasnya, dimana hanya berlaku selama massa bola tersebut tidak terlalu kecil atau kecepatannya terlalu tinggi.
Hukum sendiri tidak serta-merta memenuhi kebutuhan fisikawan untuk memahami alam seutuhnya. Hukum dapat berguna dalam penerapan fisika, mungkin untuk melayani insinyur atau ahli kimia demi tujuan mereka masing-masing dalam mengembangkan teknologi atau menghasilkan sebuah produk. Akan tetapi, untuk mencapai pemahaman yang diperjuangkan oleh fisikawan itu sendiri tentang alam semesta, hukum hanyalah langkah ke arah yang benar. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan teori untuk menjelaskan hukum tersebut.
Daftar Pustaka:
Feynman, Leighton & Sands. 2010. The Feynman Lectures on Physics Vol I -- New Millennium Edition. New York: Basic Books.
Rosen J & Gothard L.Q. 2010. Encyclopedia of Physical Science Vol I. New York: Facts on File.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI