Di masa sekarang, era dimana matematika matriks sudah dikenal umum, mekanika kuantum matriks masih menjadi barang langka dalam kurikulum fisika hingga di tingkat sarjana. Ketika membicarakan mekanika kuantum, maka mahasiswa sarjana umumnya hanya mengetahui atau mempelajari persamaan Schrodinger (mekanika gelombang) dan tidak memiliki ide sama sekali tentang mekanika kuantum matriks Heisenberg. Hal ini bukan saja karena keabstrakkan dari mekanika matriks yang disebabkan oleh bentuk formulanya yang matematis, tetapi juga karena dalam langkah perumusannya sangat minim petunjuk tentang motivasi apa yang membuat Heisenberg sampai pada kesimpulan-kesimpulannya. Jika kita berusaha memahami tiap langkah Heisenberg secara fisis, maka di beberapa titik kita tidak akan memahami kenapa perumusannya bisa sampai pada kesimpulan ini atau kesimpulan itu.
Dengan kejeniusannya Heisenberg mendefinisikan ulang pola rumusan klasik tanpa diturunkan dari sebuah aksioma. Seperti apa yang dikatakan Steven Weinberg - yang catatannya tentang Heisenberg saya kutip dalam artikel sebelumnya - bahwa dalam hal ini Heisenberg bertindak layaknya fisikawan penyihir dan karyanya adalah sihir murni. Ia seolah-olah melompati semua aturan yang ada di tengah-tengah untuk sampai pada kesimpulan akhir yang luar biasa dan akurat.
Daftar Pustaka:
BL van der Waerden. 1968. Sources of Quantum Mechanics. Dover Publications, ISBN 0-486-61881-1.
Cassidy David. 2009. Beyond Uncertainty: Heisenberg, Quantum Physics, and the Bomb. New York: Bellevue Literary Press.
Fedak William et al. 2008. The 1925 Born and Jordan Paper "On quantum mechanics", DOI: 10.1119/1.3009634.
Jim Baggott. 1992. The Meaning of Quantum Theory. UK: Oxford University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H