Mohon tunggu...
Ricky Donny Lamhot Marpaung
Ricky Donny Lamhot Marpaung Mohon Tunggu... Ilmuwan - Your Future Constitutional Judge

Pemerhati Hukum Tata Negara

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pantaskah Peter Schmeichel Disebut Legend MU?

18 April 2020   17:15 Diperbarui: 18 April 2020   18:25 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Siapa sebenarnya Peter Schmeichel?. Mungkin generasi Y belum terlalu mengenal kiper tangguh ini terutama dibawah mistar gawang Manchester United. Yang jelas, Schmeichel merupakan salah satu kiper terbaik di dunia di era 1990an. Jika kita melihat kilas balik perjalanan kapten Denmark ini maka jangan lupakan momen terbesar ketika mengawal gawang Manchester United di final Liga Champions. Tepatnya di tahun 1998, kala itu MU memainkan laga seru melawan Bayern Muenchen di final Liga Champions atau liga benua biru paling bergengsi sejagad raya. Klub asal Negeri Ratu Elizabeth ini sempat ketinggalan dengan skor 1-0 lewat sepakan Mario Basler di laga yang dimainkan di Camp Nou, Barcelona. Menit hingga menit dimainkan pada babak kedua papan skor masih ditunjukkan untuk kemenangan Bayern Muenchen. Namun, dwigol milik Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer sukses mematahkan harapan Bayern Muenchen untuk menggenggam trofi si kuping lebar. Gol indah milik kedua pemain pengganti tersebut menjadi kisah dramatis  klub besar di daratan Inggris di tahun 1998/1999.  Laga tersebut sekaligus menahbiskan klub yang bermarkas di Old Trafford sebagai pencetak treble winners. Sir Alex Ferguson pasti sangat bangga karena torehan tersebut tidak dapat diulangi ditahun-tahun kejayaan selama melatih MU.

  Tentu penulis tidak akan banyak membahas soal masa kejayaan Sir Alex Ferguson atau pemain lain seperti David Beckham atau Cristiano Ronaldo. Kali ini, sang penjaga gawang lah yang akan kita ulas mengenai sejarah panjang di klub yang dibelanya. Karir Schmeichel dimulai di klub Hvidovre pada tahun 1984-1986. Rentang tahun 1987-1991, sang legenda pindah ke klub Denmark lain, Brondby. Karirnya menanjak pesat ketika direkrut MU di tahun 1991 hanya dengan biaya 505 ribu pounds. Beragam trofi diraih bapak dari Kasper Schmeichel ini di klub tersebut. Kiper bertinggi 193 cm ini hanya kebobolan 31 gol dari 42 pertandingan pada musim 1992/1993 dan mengantarkan MU menjadi kampiun Liga Inggris. Prestasi yang direngkuh “The Great Dane” selama membela klub Inggris itu adalah 10 gelar kompetisi domestik, 9 gelar piala domestik, 2 gelar minor kejuaraan antar klub Eropa, dan 1 gelar Liga Champions. Statistik luar biasa juga ditorehkan eks Sporting Lisbon di level individual. Schmeichel meraih 3 kali penjaga gawang terbaik UEFA, 2 kali penjaga gawang terbaik dunia, 3 kali pemain terbaik Denmark, dan 1 kali penjaga gawang terbaik se-Eropa. Selain itu, rekor penyelamatan  masih dipegang di Liga Premier dengan persentase 42 %. Tidak hanya itu, kiper berusia 56 tahun ini dianggap faktor kesuksesan selain Class of 92 merupakan pemain kunci Denmark saat menjuarai Piala Eropa di tahun 1992.

  Namun, kontroversi pemain yang satu ini tidak lepas selama membela klub yang pernah dibesut SAF semasa pemain ini bermain. Hanya 8 musim berkostum MU, Schmeichel pindah ke klub Portugal, Sporting Lisbon. Di klub berjuluk Si Hijau-Putih, pemain asal Denmark itu bukan tanpa kontribusi. Kesuksesannya membawa klub asal kota Lisbon itu membawa trofi juara Liga Premiera 1999/2000 setelah 18 tahun puasa gelar. Kepindahannya ke Manchester City juga menuai polemik dikalangan fans kota Manchester. Apalagi rivalitas keduanya tidak lepas dari perebutan gelar juara Liga Primer Inggris. Ada satu pemandangan bersejarah ketika Schmeichel mengapteni Manchester City saat laga yang dimainkan Maine Road. Saat itu, tidak ada satu pemain pun selain Fabian Barthez yang bersikap hangat  ketika berjabat tangan. Sang kapten pada waktu itu, Gary Neville tidak terlihat antusias dan memilih enggan untuk berjabat tangan dengan mantan legenda besar tersebut. Lepas dari kontroversi itu semua, kita masih mengingat berbagai momen penyelamatan salah satu kiper terbaik sepanjang sejarah di dunia ini. Bahkan, manajemen MU menunjuk kiper bernama lengkap Peter Boleslaw Schmeichel menjadi duta klub tersebut. Ada pro maupun kontra mengenai gelar yang disandang oleh kiper terbaik ini apakah menjadi legenda  atau tidak. Fans tentu ada yang merasa punya sikap berbeda jika membandingan rekor yang dihasilkan oleh kiper yang lahir di Gladsaxe, Denmark ini. Prestasi terbaiknya selama membela klub Britania Raya itu adalah sepadan dibanding ketika Schmeichel memutuskan untuk pindah ke klub sekotanya, Man City. Salah besar ketika seorang kiper terbaik di era 90an ini tidak dianggap sebagai bagian dari legenda MU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun