Mohon tunggu...
Ricky Brahmana
Ricky Brahmana Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Calon pengusaha yang sampai sekarang masih terjebak di perusahaan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Positive Reframe

5 April 2016   10:55 Diperbarui: 5 April 2016   11:48 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Half Empty or Half Full

80 persen masalah sehari-hari muncul karena misscommunication dan kesalahan persepsi. Mood saya bisa berubah tiba-tiba cuma karena teman kerja bertanya hal-hal yang tidak penting. Saya berpikir mereka sedang “menguji” saya, padahal sebenarnya mereka memang belum mengerti.

Persepsi muncul karena ada asumsi (pikiran, dugaan, prasangka) — asumsi muncul karena ada perspektif.

Perspektif atau sudut pandang, berarti cara kita melihat dan menilai sesuatu. Sedangkan persepsi adalah hasil penilaian dalam bentuk pemikiran dan kesimpulan.

Konsep positive reframe ini agak sedikit berbeda dengan hikmah. Mengambil hikmah berarti kita mencari “nilai kebijakan” dari satu kejadian, sementara positive reframing adalah melihat kejadian dari perspektif yang lebih baik.

Misalnya, teman kerja saya yang tadinya saya anggap “cerewet” dan banyak tanya, bisa berubah menjadi “teliti” dan tidak mau ada satu informasi pun yang terlewatkan.

Atau, ketika seorang anak kecil dianggap “nakal” karena suka mencoret dinding rumah, kita bisa melihat sisi “kreatif” dari kegemaran coret-coretnya itu dan memberikan wadah yang lebih baik.

Positive reframing sama dengan melihat gelas setengah penuh.

Kita bisa melihatnya dari dua sudut yang berbeda,

  1. Gelas itu tadinya kosong, dan ada sesuatu yang membuat dia setengah berisi.
  2. Gelas itu tadinya berisi, dan karena suatu hal akhirnya berkurang setengah.

Dua sudut pandang itu menunjukkan “insiden.” Ada sesuatu yang terjadi sebelumnya. Positive Reframing bukan berarti kita mengabaikan masalah, melarikan diri dan terbeban. Kita sadar ada masalah, dan kita siap untuk menghadapinya dengan lebih efisien tanpa harus bersungut-sungut dan berharap masalah itu tidak pernah terjadi.

Semakin kecil porsi tenaga yang kita pakai untuk berusaha merubah masa lalu dengan bersungut-sungut, semakin banyak tenaga yang bisa kita gunakan untuk berkreasi menciptakan kebahagiaan.

There are no Mistakes, only Happy Accidents.
— Bob Ross

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun