Jangan mau dihimpit oleh hubungan yang tidak baik yang memaksa Anda untuk berusaha sendirian tanpa ada potensi untuk menjadi lebih baik.
2. Mengambil Jalur Karir Yang Salah
Hal ini biasanya terjadi untuk orang-orang muda di awal umur 20an tahun, tapi tidak terbatas bahkan sampai umur 30an. Mereka cenderung mudah dan kadang harus mengikuti keinginan dari orang lain — seringkali orangtua, teman dan lingkungan. Kita jarang mengikuti keinginan sendiri dan enggan untuk "stand up," karena takut dianggap pemberontak dan aneh.
Hasilnya, kita menghabiskan bertahun-tahun kehidupan kita untuk menjalani pekerjaan dan pendidikan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Saya suka seni dan desain, tapi karena tuntutan "pasar," saya memilih untuk kuliah di jurusan Teknik Informasi karena katanya lulusan IT lebih mudah dapat pekerjaan.
Nyatanya saya memang mudah dapat pekerjaan. Terbukti dari waktu menganggur yang hanya 2 bulan, termasuk 1 bulan karena saya terlalu malas untuk mencari kerja. Tapi ternyata saya tidak bisa menikmatinya. Saya lebih menikmati menulis artikel, menulis draft novel, membuat musik, menggambar dan membuat desain daripada mengerjakan tugas-tugas kantor. (Jangan sampai manager saya membaca artikel ini)
Anda harus sadar, orang-orang berpendapat dengan dasar pengalaman dan penilaian mereka terhadap suatu hal yang belum tentu didukung bukti yang bisa dipercaya. Orangtua dan keluarga saya menganggap IT itu baik, dan mereka menanamkan "opini" itu di kepala saya. Kenapa opini? Karena mereka pun tidak bekerja di bidang IT.
Jangan gunakan pendapat orang lain sebagai landasan Anda mengambil keputusan dan patokan mengenai cara Anda menjalani kehidupan. Anda bisa menggunakannya sebagai pembanding, tapi bukan sebagai patron.
Untuk Anda yang masih cukup muda untuk berpikir ulang, sebaiknya pikirkan apa yang sebenarnya anda suka dan nikmati setelah Anda mengeluarkan unsur uang dari dalamnya. Kalau Anda menikmati melakukan sesuatu hanya karena uang, berarti Anda sudah mulai salah dan akan terjebak di waktu yang terbuang sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H