Mohon tunggu...
Ricky Brahmana
Ricky Brahmana Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Calon pengusaha yang sampai sekarang masih terjebak di perusahaan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Menulis Kalau Mau Jadi Kaya

1 Oktober 2015   22:32 Diperbarui: 1 Oktober 2015   22:48 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu ada orang-orang yang menulis karena mereka merasa harus menulis, bukan demi uang atau ketenaran. Orang-orang ini akan menghabiskan waktunya menulis ratusan draft buku di kertas atau komputer. Menggerutu karena merasa tulisan mereka jelek atau ketakutan karena merasa tulisannya tidak akan bisa diterima pasar. Orang-orang ini kadang mulai menulis dari nol. Mereka belajar menulis dengan mulai menulis sesuatu. Mereka tahu apa yang harus ditulisnya setelah kalimat ke sekian ratus, bukan di awal.

Sering juga, seseorang menulis karena dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya. Orang-orang introvert yang tidak suka keramaian, tidak suka pesta, tidak suka bertemu dengan orang lain, dan mereka memilih menghabiskan waktunya dengan menulis atau melakukan kegiatan solitary lainnya. Main game misalnya.

Orang-orang ini menulis untuk menghabiskan waktu, dan bukan demi uang atau ketenaran. Dan pada akhirnya, tidak bisa dibantah beberapa penulis terkenal memang seorang introvert — J.K Rowling, Susan Cain, Edgar Allan Poe.

***

Kalau tujuan utamanya hanya untuk jadi kaya dan terkenal, masih banyak cara lain selain menjadi penulis. Merampok bank misalnya, jadi anggota DPR, jadi “pengamat”, jadi artis dadakan, buat sensasi, jadi haters, ribuan cara untuk bisa jadi kaya dan terkenal selain menjadi penulis.

Menulis itu butuh pengorbanan. Perlu waktu berminggu-minggu bahkan bulan atau tahun duduk di depan laptop memikirkan kata demi kata untuk menciptakan plot, membangun struktur, menciptakan karakter, membuat konflik, menyelesaikan konflik, memikirkan adegan demi adegan dan akhirnya mengakhirinya di lembaran ke seratus atau kata ke 60.000.

Kalau semua itu tidak jadi masalah, segeralah menulis. Tulislah sesuatu, buat jejak keberadaan di dunia ini, bagikan sesuatu. Tapi kalau tujuannya adalah mencari uang dan ketenaran, mungkin jalan ini agak sedikit terlalu lama.

Menjadi penulis berarti menghabiskan waktu berlama-lama dengan kata. Menyisihkan waktu sebelum ke kantor, setelah pulang kantor, sebelum tidur, hari libur, atau di tengah-tengah acara keluarga yang membosankan. Menjadi penulis memang bisa dipelajari, tapi guru terhebat dalam sejarah seorang penulis adalah pengalamannya menulis sesuatu. Daripada membeli buku-buku tutorial bagaimana cara menulis, pelajari terminologi seperti plot, struktur, karakter, adegan, aksi, dialog, tensi, dramatisasi dan puluhan terminologi penulisan lainnya, kemudian baca novel-novel best seller (yang beneran) dan pelajari bagaimana para penulis hebat itu menyajikan karyanya. Amati, tiru, modifikasi.

Selamat menulis.

 

sumber gambar: eattherichest.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun