Mohon tunggu...
Ricky Arfiana
Ricky Arfiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Nasib Menyaksikan Event Outdoor Asian Games 2018

21 Agustus 2018   08:34 Diperbarui: 23 Agustus 2018   15:02 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase TribunJakarta.com/Instagram Tiara Prastika/Imam Nahrawi

Sebelum saya berkeluh kesah tentang pengalamanku, saya sampaikan rasa bangga dan selamat atas keberhasilan mba Tiara dan mba Nining. Dan buat Khoiful kenceng banget mas terasa cepetnya dibandingkan atlet lain, sayang masnya yang satu lagi jatuh menjelang akhir.

Oke kita mulai cerita ini dengan saya menanamkan ekspektasi yang tinggi ketika ingin menyaksikan perlombaan Asian Games Cycling kategori Downhill, di trek Khe Bun Hill, Subang, Jawa Barat.

Berangkat dengan perasaan cemas karena takut telat akibat terkecoh oleh jadwal, tapi syukurlah, saya dan teman tiba di venue kondisi para atlet masih sedang pemanasan (belum dimulai).

Waktu berangkat berasa kurang ramai karena ternyata masuk melalui jalur alternatif. Ketika pulang kami mencoba jalur yang seharusnya, lumayanlah ada umbul-umbul dan jalanan baru diaspal.

Sesampainya di depan gerbang masuk area perlombaan, terpaksa kami harus memarkir alat transportasi lalu mendaftarkan diri. Lokasi ini memang sengaja dipersiapkan untuk Balap Sepeda Gunung.

Mungkin sekitar 2-3 kiloan jarak yang harus kami tempuh dari pintu gerbang untuk sampai di Downhill Finish Line dengan kondisi jalan setengah perjalanan lebih turunan alias kalau pulang berubah menjadi tanjakan.

Untunglah dengan belas kasih dari panitia kita turun maupun naik kami dikasih peran sebagai nebengers.

Tidak banyak penonton yang hadir menyaksikan final kategori downhill ini, meski ketika datang ada beberapa kumpulan anak sekolah yang sedang merasakan tanjakan-tanjakan yang ada dengan antusias, kasihan sekali. Mungkin kalau kami tidak mencari tumpangan atau dikasih tumpangan, nasib kami akan sama dengan anak-anak itu.

Final dilakukan pukul satu siang, lebihan sedikit. Di area Finish line yang jauh dari mana-mana itu, terdapat Toilet dan Musholla. Tapi kami hanya berkesempatan menggunakan toilet saja yang sepertinya juga tidak diperuntukkan untuk umum. Sayang sekali, kami menambah dosa saja hanya karena takut ketinggalan menyaksikan final.

Beberapa kali saya diperingatkan untuk tidak mendekat atau memasuki area tertentu dengan alasan harus steril. Tapi pak-bu, kasihlah kami spot yang banyak dan nyaman untuk menonton, kasihan kami yang datang dari tempat yang jauh untuk sampai ke lokasi.

Hanya ada dua spot tersedia yang enak untuk mata (menonton). Finish line dan lima ratus meter sebelum Finish line.

Selain area tertentu yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu saja. Selain itu, kami pun tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman.

Meski itu terjadi saat kami bertanya saja. Kalau tahu bakal dilarang, kami akan bawa perbekalan yang banyak, toh di depan pintu gerbang tidak diperiksa. Yasudah, mau bagaimana lagi, kita berada di lokasi yang dekat sekali dengan kebun, hutan dan sebuah kolam berwarna hijau.

Jangan harap ada ibu-ibu tukang gorengan atau yang lebih mewah, Indomaret berjalan. Saya jadi membayangkan kalau tiba-tiba serombongan Kukudaan atau Kuda Renggong yang sedang mengangkut anak khitanan karena sudah pasti diiringi oleh Cangcimen dan tukang Akua Mijon yang legendaris itu. Pasti bakal jadi angin surga yang semriwing sekali (bagi penonton).

Kami kemudian jadi bertanya, kenapa event ini tidak diadakan ditempat yang sudah ada saja, yang nyaman dan sejuk bagi penonton. 

Memang, mungkin alasannya supaya steril dan adil bagi semua peserta lomba.  Ya tapi jangan di tempat yang panas juga. Sayang sekali, panitia kurang memikirkan kenyamanan penonton/pengunjung yang menyedihkan ini.

Sekian cerita singkat dari saya mengenai pengalaman menonton Asian Games ini.

Rencana selanjutnya saya akan menyaksikan Asian Games berlokasi di Bendungan Rentang Majalengka yang mempertandingan Slalom Kayak kalau saya tidak salah. Pasti lebih panas. Doakan saja saya bisa menceritakan kembali bagaimana pengalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun