Selain area tertentu yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu saja. Selain itu, kami pun tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman.
Meski itu terjadi saat kami bertanya saja. Kalau tahu bakal dilarang, kami akan bawa perbekalan yang banyak, toh di depan pintu gerbang tidak diperiksa. Yasudah, mau bagaimana lagi, kita berada di lokasi yang dekat sekali dengan kebun, hutan dan sebuah kolam berwarna hijau.
Jangan harap ada ibu-ibu tukang gorengan atau yang lebih mewah, Indomaret berjalan. Saya jadi membayangkan kalau tiba-tiba serombongan Kukudaan atau Kuda Renggong yang sedang mengangkut anak khitanan karena sudah pasti diiringi oleh Cangcimen dan tukang Akua Mijon yang legendaris itu. Pasti bakal jadi angin surga yang semriwing sekali (bagi penonton).
Kami kemudian jadi bertanya, kenapa event ini tidak diadakan ditempat yang sudah ada saja, yang nyaman dan sejuk bagi penonton.Â
Memang, mungkin alasannya supaya steril dan adil bagi semua peserta lomba.  Ya tapi jangan di tempat yang panas juga. Sayang sekali, panitia kurang memikirkan kenyamanan penonton/pengunjung yang menyedihkan ini.
Sekian cerita singkat dari saya mengenai pengalaman menonton Asian Games ini.
Rencana selanjutnya saya akan menyaksikan Asian Games berlokasi di Bendungan Rentang Majalengka yang mempertandingan Slalom Kayak kalau saya tidak salah. Pasti lebih panas. Doakan saja saya bisa menceritakan kembali bagaimana pengalaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H