"Ini Maman bu, abak Ibu satu-satunya." Jawab sang anak.
"Lah kenapa gak bilang-bilang dulu mau pulang Man. Pak pak, nih si Maman pulang gak bilang-bilang lagi."Â
"Loh Man kenapa gak bilang dulu, kan biar siap-siap dulu bapak disini." Sang bapak datang menghampiri kemudian memeluk anak satu-satunya itu.
"Lah gak perlu lah pak, lagian aku malu tahu. Masa pulang gini doang sampe disambut segala sama tetangga-tetangga kaya waktu itu mana ada pak Ustad segala lagi, emangnya aku baru pulang umroh." Kata Maman sambil cemberut.
Maman kemudian disiapkan makanan-makanan enak yang biasa ia santap ketika berada di rumah. Mereka lalu bercengkerama menyisihkan rasa rindu yang mereka rasakan sebelumnya terhadap masing-masing. Tampak kehangatan terasa antara anak dan orang tua ini yang belum lama baru saja terpisah. Sang anak dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ibu atau Bapaknya tentang kondisinya di alam perantauan sana meski jawaban-jawaban yang ia ucapkan belum tentu benar adanya.
Waktu malam tiba. Mereka kembali berkumpul sembari menonton acara kesayangan mereka "Anak Terlantar". Si Ibu tiba-tiba bertanya dengan sebuah pertanyaan yang menggegerkan seisi rumah.
"Pak kira-kira malam ini masak apa ya?" Tanya sang Ibu.
"Lah Ibu belum masak?" Maman balik bertanya.
"Terus Ibu ngapain aja dari tadi di dapur? Ini sudah jam Sembilan malem loh." Ucap Bapak.
"Abis Kutekan Pak." Jawab Ibu Cengengesan sambil berjalan ke dapur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H