Mohon tunggu...
Ricky Arfiana
Ricky Arfiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Sore Hari #1: Pulang Kampung

4 April 2018   17:23 Diperbarui: 4 April 2018   17:24 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi yang cerah diiringi suara merdu kicauan burung-burung pak RT dan diselingi kokok ayam punya bang Jamran, Maman sang penghuni kamar no 5 kos-kosan pak Dodo tengah bersiap-siap untuk pergi pulang kampung. Karena kampungnya yang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua setengah jam perjalanan sepeda motor, Maman sudah bisa menemui sanak sodara dan tentu saja orang paling penting dalam hidupnya selama ini, tentunya yaitu kedua orang tuanya.

"Mau pulang toh man?" sapa bapak kos dengan tergesa-gesa.

"Iyes pak, biasa rutinan dua minggu sekali." Jawab Maman sembari memanaskan motornya.

"Hati-hati loh dijalan, jangan kebut-kebut apalagi janganlah kaya si anaknya pak RT tuh gaya-gayaan sampe motornya miring-miring gitu jalannya, nyungseb juga tuh akhirnya."

"Tenanglah pak aku gak ugal-ugalan bawanya." Timbal Maman sambil siap-siap untuk gaspol sepeda motornya.

"Ya bapak bisa tenang gimana, kalo kamu celaka yang repot bapak juga. Kalo kamu celaka kamu kan harus diobati sementara kos bulan lalu aja belum dibayar, terus bulan seterusnya gimana dong kalo gitu kan repot saya." Ucap pak Dodo.

"Yu pak!" dengan sekejap Maman menggeber motornya menjauh dari bapak kosnya.

"Lah ga dibawain oleh-oleh lagi, maen kabur aja si Maman aku belum beres ngomong." Ucap pak Dodo.

Singkat cerita Maman sudah tiba di rumahnya. Ia menempuh perjalanan selama tiga jam lebih akibat turun hujan ditengah perjalanan. 

"Assalamuallaikum." Salam Maman ketika pertama kali menginjakan kakinya.

"Wa'allaikumsalam, siapa ya, cari siapa ya de?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun