Mohon tunggu...
Riki
Riki Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis dan Fotografer Botani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Ilmu Fisika pada Sayap Burung ketika Terbang

22 November 2021   16:09 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:30 4529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gambar Burung Merpati. Sumber: pickini.blogspot.com

Oleh: Riki

Burung (Aves) merupakan salah satu yang tergolong dalam keluarga hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki sayap dan beberapa spesies burung tubuhnya ditumbuhi bulu. Burung merupakan hewan yang bisa terbang di langit, namun ada beberapa jenis burung yang tidak mempunyai kemapuan terbang tersebut. Berdasarkan sumber referensi yang saya baca telah tercatat 8.800 - 10.200 spesies burung yang tersebar di seluruh dunia.

Berbagai spesies burung pada umumnya memiliki bentuk sayap yang berbeda - beda satu sama lain. Bentuk sayap burung yang berbeda - beda memengaruhi aerodinamika ketika terbang sehingga cara terbang tiap - tiap burung juga berbeda - beda. Cara terbang burung yang berbeda - beda dapat berhubungan dengan konsep ilmu fisika yaitu pengaturan energi yang digunakan oleh burung tersebut.

Pada artikel ini kita akan mempelajari prinsip kerja sayap burung berdasarkan konsep ilmu fisika. Serta mengetahui keuntungan formasi bentuk V pada saat burung terbang berkelompok. Dengan artikel ini, dibuat sebagai bentuk untuk menambah wawasan kita mengenai burung lebih dalam lagi dan penerapan konsep ilmu fisika yang berhubungan langsung dengan makhluk hidup.

Coba Anda perhatikan dengan seksama pada foto, gambar maupun pengamatan secara langsung kelompok burung (unggas) ketika sedang terbang secara berkelompok di langit. Walaupun spesies burungnya berbeda, namun satu hal yang sama pada kelompok burung (unggas) tersebut yaitu terbang dengan membentuk formasi huruf V seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Kawanan Burung Terbang Membentuk Formasi Huruf
Gambar 2. Kawanan Burung Terbang Membentuk Formasi Huruf "V". Sumber: www.andaikata.com

Dengan cara terbang tersebut dapat dijelaskan menggunakan konsep ilmu fisika. Ketika burung mengepakkan sayapnya terjadi gaya angkat atau disebut lift force. Hal ini terjadi akibat dari burung menekan udara ke arah bawah lewat kepakan sayapnya, lalu udara akan menekan balik dan mendorong burung agar tidak jatuh ke tanah. 

Pada saat itu pula muncul pusaran udara di tiap - tiap ujung sayapnya. Akibatnya, udara yang berada tepat di belakang burung akan terdorong ke arah bawah. Sementara itu udara pada sisi samping dan belakang burung akan terdorong ke arah atas.

Dengan memanfaatkan cara terbang seperti itu, kawanan burung tersebut dapat menghemat energi pada saat terbang namun pada burung terdepan akan mengeluarkan energi lebih banyak. Ketika burung terdepan sudah kelelahan, burung yang berada di belakangnya akan bertukar posisi dan memimpin formasi terbang kawanannya.

Hal tersebut akan dilakukan secara terus menerus pada tiap burung yang ada di formasi tersebut. Pernyataan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bernhard Voelkl et.al (2015) dalam Jurnal National Academy of Science.

Sumber: www.vandha.xyz
Sumber: www.vandha.xyz

Gambar 3. Tekanan Udara pada Sayap Burung

Prinsip kinerja sayap burung ini pun diterapkan oleh manusia pada pembuatan sayap pesawat terbang. Pada sayap pesawat terdapat konsep penerapan ilmu fisika yaitu fluida dinamis. Sama halnya dengan sayap burung, gaya angkat yang terjadi pada sayap sesuai dengan Hukum Bernoulli yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang terdapat pada aliran fluida. 

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa gaya angkat sayap (gaya dorong sayap ke atas dikurangi gaya dorong sayap ke bawah) sama dengan hasil pengurangan tekanan pada sisi bagian bawah dengan tekanan pada sisi bagian atas kemudian dikali dengan luas penampang sayap. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan  berikut :

Gambar 4. Rumus Gaya Angkat pada Sayap. Sumber: edukasimipamania.blogspot.com
Gambar 4. Rumus Gaya Angkat pada Sayap. Sumber: edukasimipamania.blogspot.com

rumus-gaya-angkat-pesawat-619b57c306310e1df52cbcb2.jpg
rumus-gaya-angkat-pesawat-619b57c306310e1df52cbcb2.jpg
Keterangan : 

F1 - F2 = gaya angkat sayap (N)

p (rho) = massa jenis udara (kg/m3)

A = luas penampang sayap (m2)

v1 = kecepatan udara di bawah sayap (m/s)

v2 = kecepatan udara di atas sayap (m/s)

Agar burung dapat terbang, maka gaya angkat sayap ( F1 - F2 ) harus lebih besar dari berat burung tersebut. Jika massa burung adalah m dan percepatan gravitasi g, maka:

( F1 - F2 ) > mg

dan tentunya,

P2 > P1

v2 < v1

Berdasarkan sumber yang saya kutip, para peneliti telah menemukan bahwa burung terbang dalam formasi V dapat menghemat energi antara 10 - 14 persen. Perilaku ini tentunya melalui proses evolusi yang cukup panjang, dimana dengan menghemat energi sebesar 10 persen secara komunal dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati terutama pada saat melakukan migrasi rutin.

Gaya angkat pada sayap burung ketika terbang bergantung pada hal - hal berikut :

  • Semakin besar sudut pertemuan antara sayap dan udara maka semakin besar gaya angkatnya.
  • Semakin besar massa jenis udara maka semakin besar pula gaya angkatnya.
  • Semakin cepat gerak burung maka semakin besar gaya angkatnya.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam ilmu biologi, dalam hal ini cara terbang burung, dapat dijelaskan dalam konsep ilmu fisika. Penerapan ilmu fisika pada saat burung terbang berkaitan dengan konsep fluida dinamis. Maka dari itu dalam belajar ilmu biologi harus belajar ilmu - ilmu dasar dalam konsep fisika. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Daftar Pustaka

Anonim. 2017. Penerapan Fluida Dinamis pada Pesawat Terbang. Diakses pada 22 November 2021.

Wanwan. 2003. Mengapa Burung Terbang Membentuk Formasi "V". Diakses pada 22 November 2021.

Ridzki R.S. 2015. Pengaturan Energi ala Burung: Dari Bentuk Formasi, Terbang Melayang hingga Gerak Meluncur. Diakses pada 22 NOvember 2021.

Darliani. 2005. Modul Diklat Berjenjang Fisika Terpadu. Bandung: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Pusat Pengembangan dan Penataan Guru Ilmu Pengetahuan Alam.

https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/1072/gaya-angkat-pesawat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun