“itu” seakan memberinya sedikit semangat, sebuah kepercayaan yang berusaha dia bangun, rasa sakit akan yang pertama, rasa sakit itu yang berusaha ia hilangkan... bibirnya tersenyum, “ia”-nya tertidur, sementara lantunan itu terus berlalu menemaninya, berusaha menghilangkan sepi... guling itu terdekap sempurna, berusaha menggantikan “dia” yang jauh... matanya tertutup perlahan... sementara kuning itu baru saja terbangun... kuning itu tidak tergerak... kuning itu tidak melayang... kuning itu hanya tergantung... kuning itu... memori itu... “dia”...
Aditya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI