Mohon tunggu...
Dapurfit
Dapurfit Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Home of #SmartDieter

Di Kompasiana, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Baper ke Makanan!

26 September 2021   10:00 Diperbarui: 26 September 2021   10:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya sebagai hadiah, jangan sampai juga kita melihat makanan sehat atau diet sehat sebagai 'hukuman', dan tentu saja jangan sampai kita memilih diet yang 'menyiksa'. Hal ini dikarenakan mindset yang melihat makanan sebagai hukuman dan diet yang menyiksa perlahan-lahan dapat merusak hubungan dengan makanan. Eating disorder dan negative body image umum terjadi akibat kedua hal tersebut dan berujung pada kegagalan diet, weight gain, weight regain, dan BMI tinggi (5-9).

Selain melihat makanan sebagai hadiah atau hukuman, jangan juga memandang makanan tertentu sebagai 'makanan jahat'. Kita tidak perlu takut atau bahkan anti terhadap makanan apapun termasuk junk food. Hal ini dikarenakan kecenderungan manusia untuk tertarik terhadap hal yang dipantang/ dilarang (disebut juga forbidden fruit effect) (10-12). 

Ketika seseorang 'anti' terhadap suatu makanan, orang tersebut secara tidak sadar memberikan 'power' terhadap 'makanan terlarang' itu. Kecenderungan ini merupakan sifat natural bagi manusia untuk lebih menginginkan hal yang 'dilarang'. Bahkan hal ini sudah terlihat sejak jaman "Adam, Hawa, dan Buah Terlarang." Maka dari itu, diet yang menyiksa/ terlalu ketat akan selalu berujung pada binge eating karena terlalu banyak makanan yang dilarang ketika diet.

Pada akhirnya, memiliki perasaan terhadap makanan dapat menjadi hal yang berbahaya. Oleh karena itu, janganlah kita takut/ benci/ anti terhadap makanan apapun. 

Semua makanan boleh dimakan dan tidak ada makanan yang harus dipantangi untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan ideal (kecuali pada penyakit langka seperti celiac disease). Makanan hanyalah makanan; sebuah alat yang tidak kurang dan tidak lebih. Jangan sampai kita menjadikan makanan sebagai reward atau treat dengan menaruh perasaan pada makanan tertentu. Bentuk hubungan yang benar terhadap makanan yaitu tanpa perasaan dan biasa saja.

Jurnal Referensi
Jurnal Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun