Hingga hari ini, sudah terhitung satu tahun kita "di rumah saja". Sejak awal himbauan untuk di rumah saja diberikan, banyak FIT fams yang sering menanyakan kami "sejak di rumah saja, keluarga saya sering ajak makan. Stock cemilan di rumah juga tidak pernah kosong. Sebagai satu-satunya yang diet di rumah, gimana ya caranya supaya diet tetap lancar meski situasinya seperti ini?" Tentu diet akan terasa lebih sulit karena makanan selalu ada di rumah. Baik itu untuk anak-anak, dari suami/ istri yang pesan lewat aplikasi, atau orang tua yang terus memberikan makanan.
Kami juga menemukan beberapa studi yang berhubungan dengan topik ini. Dan hasil dari studi-studi tersebut yang dapat kami sampaikan antara lain:
- Pola makan jauh lebih mempengaruhi berat badan dibandingkan dengan aktivitas fisik dan metabolisme (energy expenditure) (1).
- Jumlah makan yang meningkat merupakan faktor utama dan terutama yang mempengaruhi weight gain (2), dan berbanding lurus dengan peningkatan obesitas (3). Sedangkan peningkatan/ penurunan aktivitas fisik tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah orang overweight dan obesitas (4). Sehingga dapat diartikan peningkatan BB selama di rumah saja lebih disebabkan oleh peningkatan konsumsi makanan dibandingkan oleh penurunan aktivitas fisik.
- Menurunnya aktivitas fisik memang mendukung weight gain (5), namun banyak orang yang memang jarang bergerak bahan sebelum ada himbauan di rumah saja. Baik karena pekerjaannya di balik meja, dan/ atau karena tidak olahraga. Oleh karena itu, kenaikan BB sejak di rumah saja kemungkinan besar lebih disebabkan oleh makanan.
- Dietary lapse (cheating)Â paling sering terjadi di rumah. Ketersediaan dan paparan terhadap makanan enak adalah faktor resiko utama untuk melakukan cheating (6).
- Alasan orang sulit diet ketika di rumah adalah karena makanan yang distok bukan berupa buah dan sayur, melainkan nyetok ultra-processed food seperti biskuit, chips, mie instan, ham/ sosis/ bacon, dan makanan kalengan/ kemasan lainnya. Makanan-makanan ultra-processed food bukan hanya dihubungkan dengan obesitas, hipertensi, kanker, jantung, dan kematian dini (7-11). Penelitian terkontrol ketat juga telah membuktikan bahwa ultra-processed food dapat menyebabkan overeating dan weight gain (12).
- Studi juga menemukan bahwa orang cenderung makan lebih banyak saat makan dengan keluarga dan teman dekat dibandingkan saat makan sendiri/ dengan orang asing. Jika orang di sekitar kita makan lebih banyak, kita cenderung juga akan terpengaruh untuk makan lebih banyak (social facilitation of eating & modeling food intake) (13-14).
Ketika kita di rumah saja, dikelilingi keluarga, dan banyak stok junk food serta ditambah emotional factor (seperti stress, bosan, anxiety, dan lain-lain), di mana semua itu telah terbukti dapat meningkatkan keinginan untuk makan, tentu saja wajar jika BB naik (5-18). Jadi, bagaimana cara mengakali agar diet tetap berjalan lancar meski di rumah saja?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami melakukan wawancara terhadap 4 orang FIT fams kami yang sebelumnya obesitas dan kemudian lose weight sampai fit, dan FIT fams yang berhasil menjaga BB-nya selama bertahun-tahun, termasuk saat mereka di rumah saja. Kami memberikan satu pertanyaan, yaitu: sebagai ex-obese, yang pasti tahu rasanya "gak tahan mau makan/ ngemil" (apalagi setelah kalian weight loss puluhan kg, pasti ada peningkatan rasa lapar dan nafsu makan (19, 20)), bagaimana caranya kalian bisa tetap maintain BB walaupun di rumah saja, padahal pasangan kalian juga tidak ikut diet, dan kalian juga merawat anak yang sedang di usia yang pasti kalau bosan di rumah aka, mintanya ya minta makan?
Jawaban dari Nina,
mempertahankan berat badan di masa WFH ini memang bukan hal yang mudah. Sejak di rumah saja, aktivitas fisik jadi terbatas dan cepat bosan di rumah, tidak seperti dulu yang bisa lama dan banyak bergerak di gym.
Keperluan keluarga hanya dibeli setiap Sabtu/ Minggu dan hanya bahan pokok untuk stok 1 minggu. Untuk suami dan anak, mereka biasanya makan masakan rumah dan satu kali snack. Untuk makan malam, mereka pesan dari aplikasi.
Nina sendiri beruntung masih berlangganan Dapurfit yang menjadi makanan utamanya. Untuk memenuhi keperluan kalori hariannya, Nina sarapan telur dua butir dan makan sayur dan buah sebagai cemilan.
Untuk mengakali agar tidak kalap comot makan tiap makan ketika suami dan anak pesan makan online, Nina melakukan beberapa cara, antara lain:
- Tidur cukup, tidak begadang, minum air putih yang cukup, dan sikat gigi dari jam 7 malam. Sehingga jadi malas untuk makan lagi setelah sikat gigi.
- Perbanyak aktivitas fisik di rumah dan mencari hobi baru. Nina sendiri menyukai kaktus, sehingga semua perhatiannya untuk makanan teralihkan ke kaktus hingga kadang sampai lupa waktu dan lupa lapar/ mau ngemil.
- Uninstall aplikasi online untuk memesan makanan dari HP. Jadi peluang untuk tergoda memesan/ nyetok makanan untuk diri sendiri berkurang jauh.
- Makanan dibagi-bagi. Misalnya, malam ada pizza 4 slice. Pizza itu dibagi untuk suami dan anak. Sisa pizza kemudian disimpan untuk sarapan anak keesokan harinya. Sehingga makanan tidak harus dihabiskan dalam satu kali makan. Jika kalori harian sudah terpenuhi tapi ada godaan dari makanan yang dipesan oleh suami/ anak, Nina akan makan yang paling terakhir dari sisa makan suami dan anaknya. Sehingga suami dan anak bebas mau pesan/ nyetok makanan karena Nina sendiri sudah menjaga makanan sehari-harinya. Nina juga merasa ketika makan dengan makanan sehat yang asupan gizi dan nutrisinya cukup, Nina jadi tidak mudah lapar.