Jadi, apakah boba & minuman kekinian lainnya itu jahat?
Jika kita membaca jurnal yang dibahas sebelumnya (1), mungkin boba dan minuman setipe terdengar seperti minuman yang tidak baik bagi kesehatan, dan berkontribusi pada obesitas dan penyakit-penyakit lainnya. Namun sebenarnya, baik boba, minuman kekinian, ataupun gula, ketiganya tidaklah jahat dan tidak akan menyebabkan obesitas maupun penyakit selama tidak dikonsumsi secara berlebihan. Obesitas dan peyakit disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebih.
Overeating dari apapun, baik itu minuman kekinian hingga salad dan super-food sekalipun, dapat menyebabkan obesitas dan penyakit (2). Sejauh ini, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa gula lebih "jahat" dibandingkan dengan makanan/ nutrisi lainnya (3). Semua kembali ke dosis dan konteksnya. Boba dan minuman kekinian boleh-boleh saja dikonsumsi, selama masih dalam "jatah kalori" harian masing-masing dan tidak membuat kita kekurangan nutrisi.
Tujuan mengetahui kandungan kalori dan nutrisi minuman kekinian, bukanlah agar kita takut/ anti terhadap minuman tersebut! Melainkan supaya kita dapat mengkonsumsinya dengan tenang. Karena, kita jadi dapat menyediakan "jatah kalori" untuk minuman-minuman itu saat diinginkan. Misalnya kamu sedang diet dan hanya bisa makan 1400 kcal/ hari, maka 1000 kcal dapat digunakan untuk healthy foods dan 400 kalori sisanya dari 1 gelas boba ukuran regular.
Kuncinya adalah moderasi bukan eliminasi. Orang yang terlalu berlebihan dalam "makan bersih" yang dietnya terlalu strict (sangat anti dengan ini dan itu), biasanya lebih rawan terkena eating disorder (seperti binge eating, bulimia, dan masih banyak lagi) -- juga diasosiasikan dengan BMI yang lebih tinggi, gagal diet, weight gain/ regain, gangguan mood, dan excessive concern with body size/ shape (4-9).
Sama halnya seperti bekerja mencari uang, tentu kitab oleh pergi liburan/ rekreasi meski sedang menabung. Sesekali liburan tidak akan membatalkan kerja keras kita selama bertahun-tahun. Begitu pula dengan healthy lifestyle. Bukan berarti harus menghindari boba/ minuman lainnya. Asalkan "sesekali" minum boba tidak menjadi "setiap kali".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H