Sejak tahun 2017, tren "minuman kekinian" yang termasuk dalam kategori Sugar-Sweetened Beverages (SSB) masih terus mendominasi. Sebenarnya, minuman-minuman ini, termasuk thai tea, boba, kopi-kopian, dan yogurt, "aman" kah untuk dikonsumsi ketika diet ataupun untuk kesehatan?Â
Sering kali FIT fams menanyakan hal ini karena FIT fams sendiri sering mengkonsumsi minuman-minuman ini. Sehingga, kami sendiri juga perlu tahu kandungan minuman-minuman ini untuk mengestimasi program diet FIT fams. Oleh karena itu, kami menguji 13 sampel boba ke lab (SIG) untuk mengetahui kandungan kalori dan nutrisinya.
Pada suatu studi tentang boba* dan implikasinya terhadap obesitas, dikatakan minuman boba dengan ukuran yang besar mengandung lebih dari 500 kalori dan sudah memenuhi 25% kebutuhan kalori harian.Â
Untuk boba dengan ukuran 16-ounce sudah melebihi batas maksimum konsumsi gula menurut US Dietary Guidelines Advisory Committee. Kalori dan gula yang tinggi dalam satu gelas boba ini dapat menjadi masalah kesehatan, terlebih karena kandungan tertinggi dari minuman-minuman ini adalah gula dan lemak.Â
Kandungan gula dan kalori yang tinggi dalam minuman SSB dapat meningkatkan resiko obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gout. Bahkan minum 1 L atau 2 gelas minuman SSB perhari selama 6 bulan dapat menyebabkan metabolic syndrome dan fatty liver (1).
* boba dalam studi ini berasal dari 'local boba chain store located in a densely populated Asian community in California', bukan di Indonesia. Berikut kandungan sampel boba & topping-nya yang digunakan dalam studi ini:
Milk tea (small/ 473 ml): 263 kcal, 37.6 gula
Boba (60 g): 78 kcal, 6.5 g gula
Jelly (50 g): 212 kcal, 11.6 g gula
Egg pudding (80 g): 54 kcal, 18 g gula