Siapa yang tidak pernah mendengar tentang diet dan produk detox? Pastinya, hampir semua orang pernah mendengar, tertarik, atau bahkan pernah menjalankan diet detox. Diet dengan produk detox tanpa konsumsi makanan ini dikenal karena dapat menurunkan berat badan dalam jangka waktu yang sangat pendek. Namun, apakah diet detox ini memberikan manfaat baik bagi tubuh? Yuk, kita bahas mengenai diet detox bersama.
Penjual diet dan produk detox sering kali menggunakan klaim yang sama pada produk-produknya, yaitu klaim "tubuh kita butuh melakukan detox untuk membuang racun di dalam tubuh." Klaim ini 100% mitos! Di tahun 2005, Dr. Dixon Bernard mengatakan dari 8 buku detox terpopuler, tidak ada satupun buku yang menyebutkan nama racun yang di-detox, orang yang menemukan dan mempelajari mengenai racun tersebut, dan cara kerja produk membuang racun tersebut. Hal-hal dasar seperti itu tidak dapat mereka sebutkan karena "racun" yang di-detox oleh produk-produk detox merupakan imaginary toxins, atau hanya khayalan (1).
Tidak hanya itu, di tahun 2009 para scientist dari Voice of Young Scientist (VoYS) juga menemukan 11 perusahaan pejual produk detox tidak ada yang dapat menyebut nama racun yang di-detox oleh produknya sendiri. Â Bahkan, mayoritas dari produsen produk detox mengaku menggunakan kata "detox" pada produknya hanya untuk kebutuhan marketing. Seperti yang dikatakan oleh ahli biologi Harriet Ball, "tidak ada bukti bahwa produk detox bisa bekerja, selain untuk memisahkan orang dari uang mereka." Selain tidak ada bukti manfaat, produk detox juga dapat berbahaya bagi tubuh, loh! Beberapa penjual detox memiliki pengertian yang salah total mengenai cara kerja tubuh manusia. Sebagian bahkan tidak dapat membedakan kelenjar dan organ (2-3).
Detox dan Weight Loss
Alasan terbesar diet dan produk detox "dilirik" oleh banyak orang adalah karena tawaran weight loss yang cepat dengan mudah dari diet detox. Tapi, sebenarnya penurunan berat badan berasal dari penguranan konsumsi makanan ketika diet, bukan dari produk detoxnya. Ketika diet detox, dieter tidak diperbolehkan makan dan hanya diperbolehkan minum produk detox. Secara logika, tentu saja berat badan pasti akan turun karena kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh saat tidak makan. Di tahun 2015, studi oleh Kim Joung et al. menunjukkan adanya penurunan berat badan yang sama antara orang yang diet dengan produk detox dan orang yang diet tanpa produk detox. Hal ini menandakan penurunan berat badan terjadi karena adanya pengurangan porsi makan dari kedua grup, bukan karena konsumsi produk detox (4).
Lagipula, weight loss dari diet detox selalu meberikan hasil yang kembali naik setelah turun. Penurunan berat badan di awal terjadi karena dieter hanya konsumsi produk detox tanpa adanya konsumsi makanan lain. Tanpa mengurangi porsi makan, diet dengan produk detox tidak akan memberikan hasil apa-apa bagi tubuh. Tapi berat badan akan kembali naik setelah itu, karena diet detox tidak mengajarkan pola makan sehat yang sustainable. Atau dengan kata lain, diet detox bersifat sementara dan hasilnya pun juga demikian. Tidak hanya hasilnya sementara, diet detox juga terbukti tidak meng-detox apapun. Sehingga tidak ada manfaat baik untuk berat badan, komposisi tubuh, lingkar-lingkar tubuh, dan marker-marker kesehatan (5-6). Selain itu, penjual detox juga sering kali menjual tentang "cleanse" atau "colonic cleansing". Namun, studi mengenai colonic cleansing menunjukkan colonic cleansing tidak memberikan manfaat bagi kesehatan, bahkan dapat memberikan efek negatif bagi tubuh (7).
Kesehatan
Detox untukDi tahun 2015, Journal of Human Nutrition and Dietics merilis critical review yang menyatakan penggunaan diet atau produk detox tidak ada buktinya untuk weight loss maupun untuk pembuangan racun dan seharusnya dicegah oleh ahli kesehatan. Hal ini dikarenakan diet dan produk detox menggunakan klaim yang tidak benar dan dapat memberikan resiko kesehatan bagi konsumennya. Diet yang bersifat ekstrim seperti diet detox dapat menyebabkan kekurangan protein dan vitamin, electrolyte imbalance, lactic acidosis, dan bahkan kematian (8-9). Seperti yang terjadi pada kasus gagal ginjal akibat 'green-smoothie cleanse' dan gagal hati akibat 'too much detox tea' (10-11). Produk detox juga mungkin mengandung laxatives atau obat pencahar yang dapat menyebabkan diare hingga dehidrasi, sehingga konsumsi produk detox tanpa diikuti dengan makan makanan bergizi dalam jangka panjang dapat menyebabkan electrolyte imbalance yang berbahaya (12).
Seperti yang dikatakan pada critical review di atas, FDA dan FTC telah mengambil Tindakan tegas pada perusahaan penjual produk detox atau cleansing. Selain karena dipasarkan dengan klaim yang tidak benar, beberapa produk detox dan cleansing juga mengandung zat ilegal yang dapat membahayakan tubuh. Ratusan produk detox dan slimming yang dijual secara bebas terbukti mengandung zat berbahaya seperti powerful diuretic, 'sibutramine', dan zat ilegal lainnya yang beresiko menyebabkan stroke, jantung, kejang, bahkan kematian (13-17).
Detox dan Mindset
Selain bahaya bagi tubuh, diet detox juga dapat membahayakan mindset! Diet detox akan membuat orang ada saat untuk diet dan saat untuk tidak diet, sehingga diet jadi terlalu sebentar dan hasilnya hanya sementara. Diet dan produk detox juga dapat menciptakan hubungan yang buruk di antara dieter dengan makanan tertentu karena dieter jadi melihat makanan tersebut sebagai 'racun' yang perlu 'di-detox'. Cara berpikir seperti ini dapat berbahaya bagi dieter karena dapat meningkatkan resiko eating disorder serta weight gain/ regain (8, 18-19).