Saya mulai dengan merumuskan tesis,Maradona hanyalah seorang pengecut ketika dia mencetak gol dengan tangan di tahun 2020.
Kembali ke Piala Dunia Meksiko tahun 1986. Tepat pada 22 Juni di Estadio Azteca, kota Meksiko laga perempat final Argentina versus Inggris dilangsungkan.Â
Tak ada gol yang teripta di babak pertama. Memasuki babak kedua sebuah 'keajaiban' terjadi. Maradona menggiring bola dan hendak mengirim umpan kepada Jorge Valdano.Â
Bola operan tersebut berusaha disapu oleh gelandang Inggris Steve Hodge, tetapi bola yang mau diselamatkan itu justru melambung ke arah kotak penalti timnya sendiri.
Celakanya di sana sudah berdiri si cebol Maradona. Dengan cepat ia beradu lompatan dengan Peter Shelton, kiper kawakan Inggris yang posturnya 1,85 m jauh lebih tinggi dari Maradona yang hanya 1,6 m. Sepintas, orang mengira Peter Shelton yang akan memenangi duel udara itu, sebab akan mudah baginya untuk meraih bola itu dengan tangan atau sekadar meninjunya. Naas bagi Inggris, di menit ke-51 takdir berkehandak lain.
Bola tersebut berhasil diceploskan oleh Maradona dengan trik cerdik yang membuat para pemain Inggris dan semua warga Britania kebakaran jenggot; Maradona yang kala itu berusia 25 tahun melompat seolah-olah ingin menyundul bola, dan dengan cepat salah satu tangannya juga menyentuh bola dan mendorongnya masuk ke dalam gawang.
Seluruh dunia tahu bola yang menyentuh tangan atau hands ball adalah haram hukumnya dalam dunia sepak bola. Namun, tidak untuk pertandingan kali itu. Wasit asal Tunisia, Ali bin Nasser tetap menganggap gol itu sah meski seluruh pemain Inggris mengerumuni dirinya dan memprotes gol tersebut. Sehabis pertandingan, si pengadil memang mengakui kalau ia tidak melihat Maradona menggunakan tangan.
Sayangnya, di luar lapangan pria Argentina itu sudah terlanjur melegitimasi, "gol itu diciptakan dengan sedikit sundulan Maradona dan sedikit tangan Tuhan." Ia berbangga bisa menjadi pahlawan pengobat luka rakyat Argentina yang beberapa tahun sebelumnya kalah dalam perang Falkland melawan tentara Inggris. Maka,jadilah legenda paling fenomenal tentang Maradona;gol tangan Tuhan. Tuhan menitipkan perintah kepadanya untuk mencetak gol dengan tangan.
Sebuah keajaiban dari Tuhan, bukan? Paling tidak menurut orang Argentina.
Kegemilangan Diego Armando Maradona kian lengkap ketika di menit ke-54 ia berhasil mencetak gol indah dengan solo run melewati empat orang pemain Inggris termasuk mengecoh sang kiper sebelum mencetak gol dengan kaki kirinya. Peter Shelton dkk menderita untuk kedua kalinya. Inggris baru bisa mengejar ketertinggalan di menit ke-81 lewat Gary Lineker.
Skor 2-1 bertahan hingga akhir laga. Di semifinal Argentina berhasil mengandaskan Belgia dan berhasil menjadi juara Piala Dunia 1986 setelah mengandaskan Jerman Barat 3-2. Sontak saja Maradona menjadi buah bibir. Bahkan para pengikut setianya di Argentina menganggap Maradona sebagai Mesias dan mendirikan sebuah gereja irasional bernama Gereja Maradona.