"Dari Mbok Sarinah, saya mendapat
pelajaran mencintai orang kecil. Ia orang kecil, tapi jiwanya selalu besar.
Sarinah adalah satu nama biasa, tetapi Sarinah yang ini bukanlah wanita biasa. Dia orang yang paling besar pengaruhnya dalam hidupku," tulis Sukarno.
Sarinah tidak hanya sekedar menyuapi Soekarno. Sejak usia  4 tahun ia  telah tanamkan ajaran cinta kasih pada momongannya.
"Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya."
"Dialah yang mengajarku mengenal kasih sayang. Sarinah mengajariku untuk mencintai rakyat. Rakyat kecil," cerita Soekarno pada Cindy Adams, penulis biografi, 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.'
Dalam biografinya, Soekarno bahkan beberapa kali menyanjung Sarinah layaknya wanita berkelas. Pada momen itu disiratkan bahwa pendidikan tidak harus selalu didapatkan di sekolah.
Tidak heran kalau Soekarno begitu menghargai, 'mencintai' dan tidak bisa melupakan Sarinah, seperti katanya, "Budinya terlalu besar, " karena Sarinah juga yang telah menanamkan doktrin baik untuk mencintai ibu, Â mencintai rakyat jelata dan sesama.
Kelak dikemudian hari, Ir Soekarno menjadi tokoh yang dihargai dunia internasional dan sangat dicintai rakyat Indonesia..
Ini bukan tentang perempuan berpendidikan tinggi yang 'berkelas.'
Tapi tentang perempuan desa yang dibalik kesederhanaannya yang tidak diduga awam, ternyata mampu memberi sumbangsih berguna bagi pendiri bangsa ini, Bung Karno..
Sarinah..