Mohon tunggu...
Ricka Juslia Sinaga
Ricka Juslia Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Manajemen Rekayasa Institut Teknologi Del

Saya adalah mahasiswa sarjana program studi Manajemen Rekayasa di Institut Teknologi Del. Saya sangat senang dengan ilmu Manajemen. Salam kenal follow instagram saya @rickajuslia, terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Informasi Geospasial dalam Perancangan Logistik dan Perannya di Era Industri 4.0

12 Januari 2021   12:59 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:23 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai pentingnya Informasi Geospasial dengan data-data akurat yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.  Salah satu solusi yang tepat untuk mengetahui kondisi lingkungan adalah dengan menggunakan metode Geospasial. Saat ini terdapat tools baru dalam pemetaan Geospasial yang disebut dengan geographical information system (GIS). GIS adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan spasial. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu menggunakan GIS.

Pertama : GIS menggunakan data spasial yang terintegrasi.

Kedua : GIS dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik untuk meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.

Ketiga : GIS memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa faktor data spasial.

Keempat : GIS memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial.

Pengguna pada komponen kunci GIS berfungsi untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, update data yang efisien, analisa output untuk hasil yang diinginkan serta merencanakan aplikasi. Perkembangan GIS tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah geografi saja tetapi sudah merambat ke berbagai bidang. Bidang tersebut adalah aplikasi GIS di bidang sumber daya alam, aplikasi GIS di bidang perencanaan, aplikasi GIS dalam bidang kelistrikan, aplikasi GIS di bidang telekomunikasi, aplikasi GIS di bidang kependudukan atau demografi, aplikasi GIS di bidang pariwisata, dan masih banyak lagi. 

Untuk lebih memahami mengapa Geospasial dengan menerapkan GIS dapat membantu penanggulangan bencana alam akan dijelaskan sebagai berikut.

GIS dalam Penanggulangan Bencana Alam

Framework SIMLOG-PB
Framework SIMLOG-PB
Framework SIMLOG-PB
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications

Perancangan logistik penanggulangan bencana mendapatkan perhatian yang besar dan pengelolaan secara profesional, hal ini didasari beberapa alasan yaitu : 

1. Pengumpulan data menghabiskan biaya yang sangat besar.

2. Berbagai perencanaan/manajemen logistik dalam penanggulangan bencana menuntut tersedianya data dan informasi secara cepat, akurat, dan terintegrasi.

3. Berbasis digital memiliki kelebihan dalam penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan pemutakhiran.

4. Perancangan logistik berbasis sistem informasi geografis mampu memberikan kemudahan memperoleh informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek. Melalui sistem informasi geografis maka dengan mudah dilaksanakan aktivitas logistik dan proses pendistribusian barang bantuan penanggulangan bencana.

Mengapa GIS dapat menanggulangi bencana alam? Hal ini karena dalam penanggulangan bencana harus didukung oleh suatu sistem informasi yang memadai dan diharapkan mampu untuk : 

1) Meningkatkan kemampuan perencanaan logistik penanggulangan bencana bagi semua mekanisme penanggulangan bencana, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

2) Mendukung pelaksanaan distibusi barang bantuan penanggulangan bencana.

3) Mendukung proses pelaporan aktivitas distibusi barang bantuan penanggulangan bencana.

4) Memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang terkait dengan unsur-unsur logistik penanggulangan bencana baik di Indonesia maupun negara asing melalui fasilitas jaringan global.

Melalui data Geospasial yang akurat maka basis data akan menghasilkan informasi yang tepat. Untuk menghasilkan GIS yang tepat diperlukan bantuan perangkat lunak pengolah data spasial yang mempunyai fasilitas pertukaran data secara dinamis. Misalnya dengan bantuan perangkat lunak ArcView, AutoCAD Map, atau Map Info.

Output yang dihasilkan dari perangkat lunak akan bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan produk akhir basis data manajemen logistik penanggulangan bencana seperti: tabel, grafik, peta (rute transportasi), jenis dan jumlah komoditi yang diperlukan didaerah terjadinya bencana, jenis dan jumlah komoditi yang akan didistribusikan kedaerah terjadinya bencana. Output basis data tersebut harus dapat dipublikasikan melalui internet agar dapat diketahui secara luas oleh masyarakat, agar respon penanggulangan terhadap bencana yang terjadi dapat dilakukan secepat mungkin. Masyarakat luas yang bermaksud menjadi donatur mengetahui komoditi yang diperlukan oleh korban bencana, sehingga komoditi yang disampaikan kepada korban dilokasi bencana merupakan komoditi yang benar-benar diperlukan oleh korban bencana. Hal ini yang menjadi alasan mengapa GIS tersebut penting untuk dilakukan dalam penanggulangan bencana. Hal ini membuktikan bahwa sistem informasi geospasial memiliki peranan penting dalam logistik.

SISTEM LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA

Identifikasi sistem menejemen logistik yang tepat adalah bagaimana lokasi bencana mendapatkan rekonstruksi kembali untuk menuju pemulihan yang menyeluruh. (Sutarman, 2011).

Tahap I            : Identifikasi permasalahan logistik bencana alam

Tahap II          : Mempersiapkan system data dan administrasi yang akurat

Tahap III         : Menentukan Key Performance Indikator (KPI) penanganan bencana alam dari sisi logistik

Tahap IV         : Mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kondisi bencana dan tingkat kebutuhan bagi para korban

Tahap V          : Menentukan pengadaan bantuan dan penanganannya

Tahap VI         : Menentukan gudang utama, gudang pendukung dan gudang penerima

Tahap VII       : Menentukan sarana transportasi dan menentukan waktu yang diperlukan

Tahap VIII      : Membentuk Tim Logistik Bencana Indonesia (TLB)

Tahap IX         : Tindak lanjut penanganan bencana

Saat ini adalah saat terbaik untuk melakukan menyusun strategi sehingga kelak Indonesia memiliki standard penanganan bencana alam yang baku, khususnya didalam penanganan logistik bencana alam. Upaya penanggulangan bencana alam di Indonesia secara koordinatif telah digariskan dalam "Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1979 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam (BAKORNAS PBA), atau yang biasa dikenal dengan nama BAKORNAS". BAKORNAS ini adalah suatu lembaga koordinasi yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan semua kegiatan penanggulangan bencana alam.

Selain menanggulangi Bencana alam peran informasi Geospasial yang lebih penting yaitu "UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK DI ERA INDUSTRI 4.0".

Di era informasi yang serba cepat saat ini, teknologi big data spasial dan kecerdasan buatan atau artifisial intelijen sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kesiapan terhadap teknologi menjadi pondasi bagi pembangunan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan revolusi industri khususnya dalam aspek Geospasial. Masyarakat dalam hal ini adalah subjek atau pelaku dalam bidang Geospasial. Hal ini perlu mendapatkan dukungan berupa peningkatan kapasitas maupun kemampuan adaptif  terhadap tuntutan teknologi Geospasial dalam kesiapan menghadapi era 4.0. Selanjutnya untuk perwujudan dukungan tersebut diawali dengan memberikan pemahaman terkait unsur-unsur utama industri dalam bidang Geospasial diantaranya Big Data, Artificial Intelegent dan Deep Learning.

Berikut penjelasan peran penting Informasi Geospasial bagi Negara Indonesia:

Indonesia adalah Benua Maritim dengan luas 5000km x 2000 km, 8 jam terbang, 3 zona waktu, sebanyak 17.504 pulau, dengan 270 juta penduduk, sebanyak 1340 etnis dan 6 agama utama. Skala Negara Kesatuan Republik Indonesia dari sabang sampai merauke seluas 5146 km. Indonesia kaya dengan sumber daya alam (SDA) hayati dan non-hayati. Oleh karena itu Informasi Geospasial diperlukan untuk mengelola Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu untuk pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam, mitigasi dan adaptasi becana, pengayaan khasanah keilmuwan, pertahanan dan keamanan Negara, dan pembangunan ekonomi digital. Volume Informasi Geospasial NKRI akan sangat besar (big spatial data) maka diperlukan kapasitas SDM dan Industri Informasi Geospasial yang baik dan berkualitas.

Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam darat dan laut. Dengan luas daratan 1.900.000 km dan luas perairan Indoensia 6.400.000 km maka luas NKRI (darat + perairan 8.300.000 km. Panjang garis pantai 108.000 km dan jumlah pulau 17.504 sudah di submisi ke PBB sejumlah 16.671 (2018). Maka dari itu data dan Informasi Geospasial diperlukan untuk mengelola alam secara berkelanjutan.

Indonesia memiliki banyak kota yang perlu dikembangkan yaitu dengan merealisasikan program dan aktivitas Kota Cerdas (Smart Cities) karena memiliki wilayah administrasi sebanyak 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7094 kecamatan, dan 83.447 desa/kelurahan. Oleh sebab itu diperlukan Informasi Geospasial agar dapat merealisasikan program tersebut.

Dalam hal bencana alam, Indonesia termasuk negara yang rentan akan bencana alam maka dari itu diperlukan Informasi Geospasial untuk mendukung berbagai tahapan Manajemen Pengurangan Resiko bencana seperti gempa bumi, Tsunami, Erupsi, Tanah longsor dan lain-lain.

Informasi Geospasial juga akan memiliki peran penting dalam mencapai visi Indonesia di tahun 2045 yaitu pilar pembangunan Indonesia antara lain :

  • Pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK
  • Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
  • Pemerataan pembangunan
  • Pemantapan ke tahapan nasioan dan tata kelola kepemerintahan

Adapun peran Informasi Geospasial Bangsa dan Negara yaitu sebagai berikut :

  • Pembangunan berkelanjutan
  • Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
  • Pengelolaaan Sumber Daya Alam (Darat dan laut)
  • Penentuan Posisi & Navigasi
  • Survei Pemetaan (Darat & Laut)
  • Reforma Agraria
  • Pemetaan Desa
  • Pembangunan Infrastruktur
  • Penetapa Batas
  • Penetapan Neraca Sumber Daya Alam
  • Penataan Ruang
  • Pengembangan Smart City
  • Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan
  • Pengayaan Khasanah Keilmuwan
  • Pemberdayaan Location-Based Services
  • Pertahanan dan Keamanan Negara
  • Pengembangan Ekonomi Digital

Maka dari itu Informasi Geospasial diharapkan mampu menyelesaikan masalah geografi dan berbagai bidang lainnya.

sumber :

Badan Informasi Geospasial

media.neliti

BPBD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun