Mohon tunggu...
Richie G
Richie G Mohon Tunggu... Lainnya - Sebuah blog dari seorang siswa

Blogger amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kertas Warna Bernilai

16 November 2020   22:00 Diperbarui: 17 November 2020   20:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat menonton televisi di pagi hari, pernah tidak melihat ada kasus pembunuhan, pencurian, dan segala aktivitas buruk lainnya. Hal tersebut merupakan contoh-contoh sebuah permasalahan sosial yang adalah situasi yang mempengaruhi mayoritas masyarakat sehingga mereka percaya situasi itu adalah sumber masalah mereka dimana situasinya bisa berubah menurut Arnold M. Rose.

Penyebab dari masalah sosial ini ada 3 teori yakni adalah Teori Fungsionalis, Teori Konflik, dan Teori Interaksi Simbolis di mana Teori Fungsionalis mengatakan bahwa semua orang di masyarakat mempunyai fungsinya atau perannya masing-masing, kemudian dengan setiap orang saling melakukan perannya tersendiri, mereka akan membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Sehingga jika seseorang tidak melakukan perannya, maka akan menimbulkan ketidakaturan di sebuah keadaan sosial yang akhirnya menimbulkan masalah sosial.

Dari teori ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial yaitu adalah patologi sosial sebagai pandangan pertama yang menggangap masalah sosial adalah sebuah penyakit oleh karena satu hal yang tidak bekerja dengan benar layaknya tubuh manusia yang sakit.

Penyakit sosial bisa diambil contohnya secara umum seperti kejahatan maupun kekerasan di masyarakat, diakibatkan oleh peran keluarga, agama, ekonomi, dan politik sudah tidak memadai lagi karena proses sosialisasi akan norma dan nilai tidak berjalan dengan baik, sehingga untuk mencegah dan mengatasi masalah sosial, orang-orang harus menerima sosialisasi dan pendidikan moral di sekolah, keluarga, dan agama agar masalah sosial terselesaikan.

Kemudian, ada disorganisasi sosial sebagai pandangan kedua yaitu bahwa masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat seperti revolusi kebudayaan contohnya Revolusi Tiongkok yang bisa menggangu norma dalam masyarakat. Saat norma melemah, akan secara otomatis membuat masalah sosial merajalela yang bisa diatasinya dengan memperlambat gerakan perubahan sosial dan memperkuat norma sosial.

Seseorang yang bijak pernah mengatakan bahwa "Uang tidak bisa membeli kebahagiaan." yang pernah saya dengar. Saya sendiri mempercayai pernyataan tersebut, namun tentu saja akan berbeda dengan orang yang miskin. Saat sedang berjalan-jalan, pernah tidak melihat di lampu lalu lintas, seorang pengemis maupun orang yang sedang berjualan saat sedang lampu merah, mencari mata pencaharian hidup agar bisa makan dan membiayai tempat tinggal mereka?

Contoh tersebut adalah hal yang kita bisa lihat hampir tiap hari mengenai buktinya kemiskinan di negara tercinta kita. Hal ini tentu saja menjadi hal yang juga ingin diakhiri oleh pemerintah, namun menjadi masalah karena kita sedang resesi dan saat Maret, BPS atau Badan Pusat Statistika mengatakan bahwa kemiskinan naik 9.87%.

Dari situasi sekarang ini yang kian buruknya, saya menjadi tertarik berbicara mengenai kemiskinan, karena menjadi masalah yang lebih besar dari sebelumnya karena pandemi COVID-19 yang kembali memperparah tingkat kemiskinan yang sebelumnya membaik sebelum munculnya virus COVID-19 ini yang sedang melanda dunia.

Kemiskinan ini disebabkan oleh lima faktor yaitu pertama, tingkat pendidikan yang masih rendah dimana pendidikan rendah mengakibatkan orang yang kurang mempunyai keterampilan, wawasan, dan pengetahuan memadai untuk hidupnya dimana di dunia kerja maupun usaha, pendidikan menjadi hal utama atau modal untuk bersaing dalam memperoleh kesejahteraannya nanti, sehingga terjadi banyak pengganguran. 

Kemudian kedua, terbatasnya lapangan pekerjaan di mana setiap orang tentu saja harus bekerja sesuai keterampilannya masing-masing untuk memperoleh kesejahteraan, namun jika seandainya seseorang membuat lapangan kerja baru, akan kecil kemungkinannya bahwa masyarakat miskin bisa masuk dalam pekerjaan baru tersebut karena keterbatasan modal maupun keterampilan yang dibituhkan karena pendidikan yang tidak memenuhi sehingga muncul lebih banyak orang yang menggangur maka kemiskinan pun bertambah, namun selain terbatasnya modal atau keterampilan ada juga yang bisa disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi negara dan ketidakpastian arah politik dan kebijakan negara tersebut. 

Lalu yang ketiga, adanya kemalasan bekerja yang sering menjadi alasan orang yang tidak ingin maju dan menerima kewajibannya menjadi orang dewasa dan menggangap kemiskinan itu takdir mereka sehingga akhirnya mereka tidak bekerja karena sering bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja yang hasilnya adalah kemiskinan yang disengaja mereka sebabkan pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun