Mohon tunggu...
Richi Dwi Firmansyah
Richi Dwi Firmansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - santri dan pelajar

Santri I Pelajar I Penulis I Rider I

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dahsyatnya Bahasa

24 Oktober 2019   09:37 Diperbarui: 24 Oktober 2019   09:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahsyat-nya Bahasa

Di depan toko swalayan, ada orang buta paruh baya yang duduk di depan pintu masuk. Penjaga memang sengaja tidak mengusirnya karena memang orang itu buta dan ia tidak mengganggu pembeli yang sedang membeli di swalayan tersebut.

Namun, sangat tidak jarang ia tidak mendapatkan uang setiap kali ada orang lewat didepan swalayan tersebut, walaupun itu sebesar recehan seratus rupiah, dua ratus rupiah, atau lima ratus rupiah yang ia terima dari seorang pembeli yang keluar-- masuk swalayan.

Lama kemudian datang seorang kurir yang turun dari truk barang, untuk membeli minuman di swalayan itu. Sebelum masuk kedalam swalayan kurir itu melirik kepada sang buta karena sedikit heran dengan sobekan kardus yang bertuliskan: saya orang buta???, yang memang sengaja oleh orang buta di gantung di lehernya.

Ketika lewat kedalam swalayan kurir tersebut cuma hanya memandanginya. Setelah keluar dari dalam baru ia ingin menanyakan apa maksud dari tulisan tersebut. Sebelum kurir bertanya, terlebih dahulu ia memberikan uang receh yang sengaja dilempar ke dalam kotak yang orang bisu sediakan didepannya. 

Sehingga lemparan uang tersebut berbunyi, dan orang buta mengetahui kalau didepannya sedang terdapat seseorang yang memberinya uang. Lalu ia berterimakasih kepada kurir yang memberi uang. Kemudian kurir itu menyampaikan pertanyaanya.

"Pak maaf.... kenapa anda menggantung tulisan ini dileher anda?" kata kurir sambil mengambil tulisan yang berada didepannya.

"Memang kenapa Mas?" Orang buta balik bertanya.

"Tidak papa."

"Memang Mas kerja apa?"

"Saya kerja sebagai kurir pengantar barang." Orang buta itu menciutkan wajahnya.

"kalau saya Mas, memang saya tidak bisa bekerja sebab buta. Keluarga saya tidak ada dan tidak ada penunjang lain untuk membantu kehidupan saya."

"Ooo.. gitu pak. Terus alasannya tadi apa pak?" si kurir menyinggung pertanyaannya lagi. Sambil meyakinkan orang buta untuk menjawab pertanyaannya.

"Memang ketika Mas melihat tulisan ini apa yang Mas pikirkan?" sekarang giliran si kurir yang menciutkan wajahnya. Ia bingung dengan kelakuan orang buta ini. karena sejak ia melontarkan pertanyaanya. Orang buta malah balik membalasnya dengan pertanyaan. Kurir pun menarik nafas nya dan menjawab.

"Dengan tulisan itu saya tahu kalau bapak adalah orang buta. Tapi bapak tidak mencantumkan tulisan didalamnya, kalau bapak ingin meminta uang untuk memenuhi kebutuhan. Dan bapak memberikan petunjuk untuk itu hanya dengan tiga tanda tanya. Yang bermaksud menyindir kepada seseorang untuk menyedekahkan uangnya" Orang buta hanya mengangguk sampai kurir itu pergi meninggalkannya dengan berat hati.

#dwifir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun