Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa para pejuang LDR mungkin paling sulit mendapatkan bahasa kasih yang satu ini yaitu Physical Touch. Namun menurut saya pribadi,"selalu ada" untuk pasangan kita itu tidak harus selalu bersentuhan fisik.Â
Ada 4 jenis bahasa kasih yang lain juga tentunya dapat membantu kita untuk tetap merasakan cinta dari pasangan kita loh! Bahkan kalau benar-benar dijalankan, kalian tetap bisa merasakan "sparks" alias rasa kupu-kupu di perut kalian walau sedang menjalani LDR.
Telinga yang selalu ada mendengarkan dibalik telepon, merupakan salah satu contoh Quality Time yang bisa kita terapkan. Atau sesederhana mengirimkan makanan ke si pacar lewat ojol merupakan salah satu contoh Receiving Gifts. Memuji pacar cantik, atau bahkan berterima kasih kepada sang pacar yang mau menjalankan hubungan sulit ini bersama merupakan salah satu contoh Words of Affirmation, and the last but not the least, membantu pacar menyelesaikan tugas kuliahnya atau pekerjaannya merupakan salah satu contoh dari Acts of Service.Â
Bahkan pada tahun 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh Cornell University menemukan bahwa pasangan yang berhubungan jarak jauh itu lebih terbuka satu sama lain loh. Jadi yang pacaran satu kota belum tentu hubungannya lebih intin dari kita yang menjalani LDR loh teman-teman...
Dan memang betul, saya merasa dengan berada jauh dari pasangan saya, secara tidak langsung kami dituntut untuk lebih bisa berkomunikasi dengan pasangan saya secara lebih intense. Hal ini tentunya meningkatkan keintiman hubungan kami karena seringnya kami berkomunikasi.Â
Selain meningkatkan keintiman hubungan dengan intensitas komunikasi yang tinggi, saya juga lebih bisa meningkatkan keterampilan komunikasi saya dan juga Emotional Intelligence saya loh.Â
Mengapa demikian? Dengan berhubungan jarak jauh, kami menjadi lebih terbuka akan satu sama lain seperti menceritakan hari-hari kami secara rutin dan sebagainya.Â
Kami berdua juga selalu berusaha untuk menerapkan Mindful & Effective Listening pada saat kami berkomunikasi. Contohnya dengan tidak menyelak pasangan kita pada saat ia berbicara dan juga berusaha memberikan intonasi yang baik saat memberikan respon/feedback.Â
Di atas tadi saya juga ada menyebutkan bahwa dengan LDR ini, Emotional Intelligence saya juga meningkat. Pada awalnya menjalankan LDR sih susah banget yah..
Rasanya setiap ada yang tidak enak atau tidak sesuai di hati dan pikiran saya langsung ingin mengkonfrontasi mas pacar dengan kemarahan yang menggebu-gebu. Seperti blokir akun sosmed mas pacar atau memilih untuk diam dan sebagainya. (Hayo siapa yang kayak saya?) Â
Namun lambat laun, hari kian hari saya jadi lebih memahami bahwa dengan lebih bisa mengatur bagaimana cara saya mengekspresikan emosi, sehingga mas pacar jadi lebih bisa memahami apa yang saya tidak sukai dan menemukan solusi yang baik bersama-sama.Â