Mohon tunggu...
Richardo Gerry
Richardo Gerry Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan S1 Ilmu Filsafat di STFT Widya Sasana Malang dan sedang menempuh persiapan S2 di STF Driyarkara Jakarta.

Menulis, Fotografi, Videografi, dan Editorial.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna dan Simbol Kata Hujan dalam Novel "Hujan" Karya Tere Liye (Kajian Hermeneutika Paul Ricoeur)

16 September 2023   15:00 Diperbarui: 16 September 2023   15:01 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1451905281i/28446637.jpg

“Ibu…,” Lail mendesis. “Ibu….” Tapi saat Lail berdiri tegak, menyeka wajah yang kotor dan basah oleh air hujan, melihat sekitar, menatap kota, kengerian yang lebih besar terhampar di depan mereka.[8]

            Kutipan diatas menjelaskan makna hujan sebagai keadaan yang mengerikan. Hujan datang bersamaan dengan keadaan Lail yang menyedihkan. Ia baru saja mengalami bencana gunung meletus. Setelah peristiwa ini, Lail merasakan bahwa setiap kali hujan, ia juga merasakan kesedihan yang sama seperti kejadian pada masa lalunya. Hujan bagi Lail adalah sebuah keadaan yang menyedihkan dan menyakitkan. Oleh karena itu, Lail selalu bertemu dengan Esok sebelum hujan turun agar kesedihan itu tidak dirasakan dalam pertemuan mereka.

Esok menghembuskan nafas, mendongak, menatap langit yang mendung. Awan hitam bergumpal di atas langit, sepertinya akan turun hujan. Itu kabar baik bagi kota. Air hujan akan mengusir sejenak tumpukan abu, membuat udara lebih bersih. Tapi hujan sekaligus juga kabar buruk. Esok mengusap rambutnya. Wajahnya tegang. Dia harus menemukan Lail sebelum hujan turun, atau akan terjadi hal yang sangat mengerikan.[9]

Kutipan diatas menunjukan suasana hujan yang membawa kebahagiaan dan kesedihan. Disatu sisi hujan menyebabkan kesedihan bagi tokoh utama Lail, namun hujan dibutuhkan untuk menghasilkan air bersih yang merupakan kebahagiaan bagi orang kota. Peran simbol “hujan” dalam novel Hujan karya Tere Liye digunakan sebagai pembentukan makna terhadap peristiwa dan estetika teks. Simbol “hujan” membentuk makna bahwa hujan sangat berperan penting dalam kehidupan karena hujan berhubungan dengan air dan setiap saat manusia membutuhkan air demi kehidupannya sehari-hari. Sedangkan dari segi estetika simbol hujan berperan penting untuk memberikan keindahan di dalam teks agar pembaca dapat menikmati cerita. Kata “hujan” di dalam novel Hujan dapat mengindahkan setiap cerita. Sebagaimana diceritakan bahwa hujan membungkus setiap kejadian baik menyenangkan maupun menyedihkan.

Kesimpulan

Seperti yang dikatakan Ricoeur, bahwa novel atau cerpen adalah gabungan dari makna tekstual dan makna referensial. Ricoeur menyebutnya sebagai event-meaning dialectics atau dialektika makna-peristiwa. Bila tidak mengandung peristiwa, dia akan berubah menjadi esai, dan bila tidak mengandung makna, dia menjadi laporan penelitian atau jurnalistik biasa.[10] Pembacaan hermeneutika Paul Ricour terhadap novel “Hujan” didasarkan pada metode dialetik dari teks ke simbol dan dari simbol ke teks telah menghasilkan pemaknaan yang bernuansa simbolis. Makna hujan dalam peristiwa-peristiwa yang tergambar dalam setiap peristiwa dalam novel memiliki simbol dalam beberapa arti seperti kesedihan, ketakutan, maupun kebahagiaan. Selain itu simbol hujan juga ditujukan untuk mengindahkan alur dalam cerita yang tere liye gunakan untuk membungkus beberapa peristiwa yang bermakna sedih ataupun menyenangkan.

Catatan Kaki

[1] Kleden, Ignas. 1997. Simbolisme Cerita Pendek, epilog kumpulan cerpen pilihan Kompas. Jakarta: Kompas.

[2] Kleden, Simbolisme cerita pendek,

[3] Ricoeur, Paul. 1974. The Conflict of Interpretation: Essays in Hermeneutics. Don Ihde (ed). Evanston: Northwestern University Press. 13

[4] Ricoeur, Paul. 1981. Hermeneutics and the Human Sciences: Essays on Language, Action, and Interpretation, ed., transl. And introd By John B. Thompson. Cambridge: Cambridge University Press. 140

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun