Mohon tunggu...
Richardo Dian Taman
Richardo Dian Taman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sampai sekarang masih bermimpi menjadi pesepakbola profesional. Suka nonton film. Senang travelling. Pernah menjadi jurnalis di Yogyakarta. Sekarang menetap di Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Mahoni dan Warna Kehilangan

15 Juli 2014   21:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:15 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sengaja pergi ke jalan besar, tempat pohon-pohon mahoni itu tumbuh.

Aku gemar menatap mereka dari atas tanjakan, menikmati batangnya berderet rapi di sepanjang jalan yang meliuk.

Cabangnya saling berangkulan, saling menguatkan, saling menghangatkan; agar tak rebah dipukul angin

Aku ingat saat angin besar menerbangkan biji-biji mahoni. Mereka berputar seperti baling-baling, lalu udara berebutan menangkapnya.

Setiap kali ke tempat itu, aku selalu melihat biji-biji mahoni berjatuhan dan angin datang menerbangkannya, seolah ada kesedihan yang telah digugurkan.

Tapi, kali ini yang kulihat hanya daun-daun mahoni kuning dan coklat saja beterbangan.

Sebelum sempat sampai ke bawah, angin terburu membawa mereka melayang ke ambang-ambang.

Saat itu aku bertanya, bagaimana Tuhan mengambil warnanya yang hijau dan membuatnya menjadi kuning lalu coklat?

“Sudah ditetapkan demikian,” bisik semesta

Mungkin, seperti itulah takdir menerbangkan kita pada maut.

Kita tak bisa memilih warna kehilangan lain, karena sudah ditetapkan: Hitam !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun