Mohon tunggu...
Politik

Surat untuk Jokowi, Bisakah?

25 Maret 2016   23:18 Diperbarui: 26 Maret 2016   14:02 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bp. Joko Widodo Calon Presiden RI 2014"][/caption]

Surat ini saya buat secara terbuka sebelum pemilihan presiden tahun 2014 yang lalu :)

Yth. Bapak Joko Widodo

Calon Presiden Republik Indonesia

Pertama-tama, perkenalkan Pak, nama saya Richard Lieberth, seorang pemuda warga negara Indonesia keturunan Tionghoa berusia 26 tahun. Saya lahir, tumbuh, dan besar di Ibukota Indonesia, DKI Jakarta. Selama saya hidup, sedari kecil sampai saya tumbuh dewasa, saya telah mengecap dan merasakan seperti apa hidup di Ibukota tercinta. Saya mungkin mewakili kaum marjinal yang selalu mencintai negara tempatnya lahir walaupun ciri-ciri fisik kami tidak melambangkan kecintaan kami terhadap Indonesia, tetapi kecintaan dan harapan yang besar tersebut terhadap negara kami tidak pernah pudar sampai akhir hayat kami. Indonesia satu di dalam hati saya Pak. Bersama dengan surat ini, saya hanya ingin menyuarakan hati saya sebagai seorang Indonesia yang selama ini tidak pernah dapat saya suarakan sepenuhnya.

Selama 26 tahun saya hidup di Indonesia, saya sudah menjadi saksi hidup dari beberapa pemerintahan sekaligus di Indonesia, dari kerusuhan tahun 98 dimana presiden berkuasa terguling oleh yang dikatakan reformasi dimana saya yang masih kelas 4 SD benar-benar merasakan trauma terhadap kerusuhan yang melanda Indonesia tercinta, sampai kepada pemerintahan BJ. Habibie, Bp. Gus Dur, Ibu Megawati Soekarnoputri, dan yang terakhir pemerintahan Bapak SBY. Saya benar-benar merasakan perubahan yang dialami Indonesia dan rakyat, serta selama seperempat abad tersebut Indonesia mewakili keberadaan serta eksistensi hidup saya.

Saya adalah seorang introvert yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap apa yang terjadi di sekeliling saya. Kalau saya dapat menyimpulkan mengenai Government ataupun pemerintahan yang selama ini membawahi keseluruhan eksistensi rakyat Indonesia tersebut menjadi satu kata, saya berani menyebutkan kata “Acuh”, Pak. Selama ini saya selalu bertanya-tanya, dan terus bertanya-tanya, ketika saya ada di jalan, dan saya melihat masih banyak anak-anak jalanan, peminta-minta, maupun gelandangan, saya terus bertanya-tanya, kemanakah pemerintah kita? Ketika saya melihat maraknya kasus korupsi yang menjerat hampir seluruh komponen wakil rakyat dari seluruh partai politik yang ada, saya bertanya-tanya, kemanakah nurani pemerintah kita? Ketika saya melihat kemacetan parah di Ibukota, ketidakmerataan pembangunan infrastruktur yang ada di Ibukota sampai provinsi-provinsi yang jauh dari Ibukota, dimana jalan antar provinsi banyak yang hancur lebur, sementara jalan di Ibukota yang mulus dipenuhi banyak kendaraan mewah yang dipenuhi kemacetan, saya merasakan ketidakadilan, saya merasakan keacuhan, dimana pemerintah kita berada???

Apakah jabatan Presiden, jabatan Menteri, jabatan struktural pemerintahan yang ada selama ini hanya sekedar jabatan? Apakah jabatan pemerintahan yang seharusnya menjadi arena sakral untuk mengabdi terhadap bangsa dan negara hanya dianggap kursi panas untuk mencari uang??? Apakah sudah terlalu terlambat untuk merubah paradigma tersebut? Apakah sudah terlalu terlambat untuk memulihkan jabatan di pemerintahan sebagai sesuatu yang suci yang diperkenankan oleh Tuhan untuk kita jalani Pak? Saya merasakan keacuhan, saya merasa diremehkan oleh pihak-pihak yang menganggap ini semua hanya permainan untuk mencari uang dan kekuasaan, tanpa memperdulikan nasib sekian ratus juta jiwa yang ada di tanah air kita ini Pak.

Yang terhormat Bapak Jokowi, selama saya hidup baru pertama kali ini ada seorang tokoh nasional yang begitu bersahaja, begitu sederhana, begitu tenang, legowo, namun bersedia untuk mengabdikan hidupnya untuk kepentingan orang banyak. Teladan dari Bapak Jokowi lah yang telah menyentuh hati dan perlahan merubah pemikiran saya yang skeptis terhadap pemerintahan yang ada. Bapak lah sosok yang menginspirasi hidup saya, bahwa untuk dapat berkarya bagi orang banyak, saya haruslah bisa mandiri dan sukses terlebih dahulu, sehingga nantinya tidak akan tergantung dengan jabatan dan kedudukan yang akan saya jalani untuk dapat memberi makan dan menyambung hidup saya dan keluarga saya nantinya, dan pastinya saya akan dapat fokus mencurahkan waktu, tenaga, serta tanggung jawab yang akan diberikan oleh Tuhan kepada saya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara saya.

Oleh karena itu, bisakah Bapak Jokowi apabila didaulat sebagai presiden nantinya dapat memeratakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia? Sesuai petikan kata-kata bapak yang pernah saya baca mengenai rencana pembuatan tol laut, yaitu “ini rasa keadilan lho.” Dimana pemerataan keadilan bagi sebuah entitas seperti Republik Indonesia adalah bukan sebuah hal yang sederhana. Ratusan dan bahkan ribuan komponen yang terdiri dari berbagai motivasi dan kepentingan yang harus Bapak mediasi, bisakah Pak?

Bisakah Bapak Jokowi memberikan jalan kemakmuran bagi masih banyaknya rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan?

Bisakah Bapak Jokowi membumihanguskan KORUPSI dari pemerintahan tanah air kita tercinta pak? Dimana jerih payah keringat rakyat begitu saja disunat dan dipreteli oleh oknum yang tidak mempunyai hati nurani pak, yang memakai uang rakyat untuk kepentingan pribadi semata, yang seharusnya dapat berguna untuk kemakmuran rakyat Indonesia?

Bisakah Bapak Jokowi menepis rumor yang mengatakan bahwa Bapak hanyalah seorang capres boneka yang tidak tegas untuk memimpin bangsa Indonesia?

Bisakah Bapak Jokowi merubah paradigma perpolitikan yang ada di Indonesia, dari “ajang mencari uang” menjadi “ajang suci pembuktian dan pengabdian diri untuk rakyat”?

Bisakah Bapak Jokowi membawa, menakhodai kapal Indonesia, kapal dengan 200 juta lebih jiwa, menjadi negara yang berdaulat, adil, makmur, serta memiliki prestise tersendiri di mata Internasional sebagai negara yang terpandang baik di bidang agama, sosial, ekonomi, politik, dan kemanusiaan, Pak?

Bisakah semangat Pancasila terus berkobar di bawah kepemimpinan seorang Bapak Jokowi?

Dan yang terutama, bisakah Bapak Jokowi menemukan dan memfasilitasi bibit bibit cikal bakal masa depan bangsa yang telah terinspirasi oleh kegigihan, kesederhanaan, serta prestasi seorang Bapak Jokowi? Karena saya percaya, Bapak butuh orang orang yang sevisi dan sepemikiran dengan Bapak, yang akan melanjutkan estafet kecemerlangan prestasi seorang Jokowi, seorang yang berhati nurani yang satu, hati nurani Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia yang bernurani, Indonesia yang maju.

Saya percaya, saya imani, dan saya selalu berdoa, bahwa Bapak Joko Widodo pasti bisa untuk melakukan kesemuanya itu dengan tidak melupakan bimbingan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya percaya Tuhan akan selalu menolong orang baik seperti Bapak Jokowi, dan saya mewakili seluruh insan muda yang ada di Indonesia ingin mengatakan, “tenang saja Pak, sudah ada calon-calon penerus bangsa yang terinspirasi dan bangga akan kegigihan perjuangan Bapak, yang akan memperjuangkan dengan seluruh jiwa dan raga untuk melanjutkan dan mewujudkan Indonesia sesuai harapan Bapak”. Indonesia yang bernurani.

Akhir kata, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sama sekali tidak perduli dengan apa yang akan dipikirkan oleh orang banyak atas apa yang saya tulis disini, bahwa apabila seorang Bapak Jokowi bisa membaca surat ini saja sudah menjadi kebanggaan tersendiri dan akan menjadi energi yang memacu motivasi saya untuk terus berjuang dan dapat berkarya bagi bangsa Indonesia tercinta ini.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya dari hati saya Pak, mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang menyinggung Bapak, surat ini murni curahan hati saya sebagai seorang Indonesia yang memiliki hati dan cinta yang tulus untuk bangsa ini. Bangsa Indonesia.

 

Salam Metal,

Richard Lieberth

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun