Mohon tunggu...
Politik

Perbedaan itu Indah

10 Februari 2017   20:41 Diperbarui: 10 Februari 2017   20:54 3954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda membenci perbedaan, anda sejatinya membenci seluruh manusia. Karena semua manusia diciptakan berbeda, tak ada yang sama bahkan anak kembar sekalipun

71 Tahun sudah Indonesia berdiri sebagai suatu Negara yang sah dihadapan Negara-negara lain. Banyak sekali pengorbanan yang tak ternilai harganya yang telah dilakukan oleh para pahlawan kita. Tindak Pasifisme dilakukan oleh para pahlawan kita untuk menuntaskan para penjajah yang beriklar ditanah air ini, dengan semangat untuk meleburkan persatuan yang ada di Tanah air tercinta yang berlandaskan konstitusi.

NKRI Harga Mati !”

Siapakah yang tak pernah mendengar kata tersebut?

Saya rasa, kita semua mengetahui secara jelas  bahwa Indonesia merupakan Negara kesatuan yang terdiri dari 13.466 pulau, yang dipenuhi 256 juta populasi manusia, dan terdiri dari 1340 suku yang ada, dan 700 lebih bahasa yang ada. Kita patut bangga bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan ke dua terbesar di dunia. Kita pun patut bangga bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki suku terbanyak di dunia. Namun, apakah kita semua menyadari akan banyaknya perpecah-belahan masalah yang ada di Indonesia terkait perbedaan yang ada?

Setiap hari, baik di media sosial maupun media pertelevisian, selalu membicarakan polemik masalah yang berkaitan dengan suku, ras, agama dan budaya. Hal tersebutlah yang seharusnya dijadikan refleksi bagi kita semua.

Namun,

bukankah perbedaan itu indah?

Bukankah laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda untuk saling melengkapi dan melindungi satu sama lain?

Banyaknya suku yang ada di Indonesia seharusnya tidak menjadikan hal tersebut sebagai sumber perdebatan dalam masyarakat. Justru perbedaan tersebutlah yang membuat Bangsa Indonesia menjadi kaya dan beragam. Ingatkah kita bahwa pahlawan yang berjuang untuk memerdekakan nusantara berasal dari berbagai macam suku?  Perbedaan agama yang terdapat pun seharusnya tidak menjadikan penghalang kepada setiap orang di Indonesia. 

Perbedaan tersebutlah yang menjadikan bangsa kita bebas mengutarakan pendapat tanpa perlu takut untuk dikucilkan di lingkup masyarakat. Bukankah semua agama mengajarkan hal yang baik? Bukankah pluralisme itu indah sebagaimana kalanya kita menghargai tiap perbedaan yang dimiliki oleh oranglain?

Perbedaan fisik yang ada tiap orang pun tak sepantasnya diperdebatkan. Kita semua tahu bahwa tiap manusia terlahir dengan kulit yang berbeda. Ada yang sawo matang, ada yang kuning langsat, dan ada juga yang putih. Ada yang tinggi dan ada yang pendek. Ada yang kurus dan ada yang gemuk. Hal tersebut bukanlah pembatas konkret bagi kita dalam menghargai pendapat oranglain. Inilah waktu yang tepat bagi seluruh khalayak Indonesia, untuk berhenti menghujat manusia berdasarkan fisik yang dimiliki, serta menghilangkan sifat rasisme yang masih terjadi di sekitar kita.

Sudah saatnya untuk menghilangkan berbagai stereotype yang ada di sekitar kita akan manusia yang berketurunan cina dan pribumi. Mari kita bersatu untuk merawat perbedaan yang ada di Indonesia, dan membuat generasi penerus bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia.

Perbedaan sejatinya yang timbul di masyarakat dunia, khususnya di Indonesia mengajarkan kepada kita untuk bertukar pikiran, dan melihat segala sesuatu berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu, kita dapat belajar menghargai pendapat yang dikemukakan setiap orang berdasarkan interpretasinya masing-masing, tanpa memilah dengan berdasarkan aspek suku, ras, dan agama.

Sebagai generasi muda dan calon penerus harapan bangsa, penting bagi kita untuk menerapkan nilai-nilai pluralisme dalam kehidupan masyarakat. Kita merupakan pokok dari Bangsa Indonesia, yang mengemban tugas untuk menghilangkan sikap egoism yang ada dalam diri kita, dan menghargai opini yang diberikan oleh oranglain.

Mari, kita #bersamamerawatperbedaan

Penulis: Richard Lee Steven, Pelajar SMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun