Hal tersebut menyebabkan terpecahnya bahasa Inggris menjadi 2 versi (versi Amerika dan versi Britania) hingga sekarang [5]. Namun menurut penulis sendiri, reformasi ejaan dari Amerika masih terasa kurang akibat masih banyaknya inkonsistensi ejaan yang masih belum direformasi sampai sekarang.
*[B]= Bahasa Inggris Britania, [A]: Bahasa Inggris Amerika
Apakah ejaan bahasa Inggris perlu direformasi sepenuhnya agar konsisten seperti ejaan dalam bahasa Indonesia? Sebagai seseorang yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing, penulis berpendapat bahwa hal tersebut tidak terlalu dibutuhkan.Â
Reformasi ejaan harus diperhitungkan secara baik-baik dan haruslah tidak terlalu jauh dari ejaan sebelumnya. Jika reformasi ejaan dilakukan terlalu jauh dari ejaan sebelumnya, hal tersebut akan mempersulit generasi sebelumnya serta para pembelajar bahasa Inggris yang hidup dengan ejaan lama karena harus mempelajari sistem ejaan yang baru yang sepenuhnya berbeda.Â
Selain itu, generasi selanjutnya yang hidup dengan sistem ejaan baru tentunya akan mengalami kesulitan untuk membaca dan memahami tulisan-tulisan yang telah ditulis dengan ejaan lama.Â
Ejaan dalam bahasa Inggris memang sulit, tetapi tidaklah mustahil untuk dikuasai. Menurut pandangan penulis sendiri, selama kita terus-menerus terekspos oleh penutur asli dalam melafalkan bahasa Inggris, maka telinga dan otak kita akan semakin familiar dan fasih dengan ejaan bahasa Inggris. Hakikatnya, "Ala bisa karena biasa".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H