Mohon tunggu...
Richard Edbert
Richard Edbert Mohon Tunggu... Makeup Artist - gantenk

tugas tugas tugas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kunjungan ke Pengasingan Soekarno

1 April 2019   09:27 Diperbarui: 1 April 2019   09:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 24 Maret 2019, saya bersama ketiga teman saya berkunjung ke rumah pengasingan Soekarno yang tepatnya terletak di daerah Karawang, Jawa Barat, Indonesia. 

Ternyata, rumah pengasingan Soekarno ini merupakan kediaman dari bapak Djiaw Kie Siong yang merupakah seorang petani kecil keturunan Tionghoa. Ia lahir pada tahun 1880 dan wafat pada tahun 1964. 

Rumah Bapak Djiaw Kie siong di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang ini merupakan tempat Bung Karno dan Bung Hatta diinapkan oleh para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik mereka dan menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Di rumah inilah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sebenarnya rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong itu. Naskah teks proklamasi pun sudah ditulis di rumah itu. 

Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka. '

Namun, ketika naskah proklamasi akan dibacakan, tiba-tiba pada Kamis sore datanglah Ahmad Subardjo. Ia mengundang Bung Karno dkk. berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56.

Saat penulis berkunjung ke lokasi, penulis sempat berbincang bincang dengan cucu perempuan dari bapak alharhum Djiaw Kie Siong yang bercerita tentang sejarah singkat yang diceritakan oleh kakeknya mengenai kediaman keluarga mereka itu. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Walaupun cucu perempuan dari bapak almarhum Djiaw Kie Siong pun tidak tahu jelas bagaimana kakeknya itu dapat mengenal pemuda - pemuda PETA (Pembela Tanah Air) yang membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke kediaman kakeknya itu, tetapi ia menjelaskan bahwa pada saat itu kediaman kakeknya merupakan tempat yang cukup jauh dari kota Jakarta dan aman dari tentara - tentara Jepang.

Ia juga menjelaskan bahwa kakeknya lah yang mengharuskan bahwa rumah kediaman keluarga mereka ini harus tetap dijaga dan dirawat dengan baik sebagai tempat bersejarah nasional yang harus diteruskan turun - temurun agar bangsa kita dapat mengingat dan berkujung sendiri ke tempat bersejarah ini. 

Kamar yang ditempati oleh  Bung Karno dan Bung Hatta pada saat peristiwa Rengasdengklok pun masih dipertahankan bentuknya walaupun sudah mengalami beberapa kali renovasi. 

Hal - hal yang masih bertahan dari peristiwa Rengasdengklok sampai sekarang adalah seperti tempat tidur Bung Karno dan Bung Hatta, Cermin yang dipindahkan ke ruang tamu dan beberapa ornamen - ornamen lainnya. 

Cucu dari bapak alharhum Djiaw Kie Siong pun juga menjelaskan bahwa kamar dan rumahnya memang diperbarui dengan dicat ulang namun lantai serta atap dari rumahnya tidak pernah diganti semenjak persitiwa Rengasdengklok. 

Dirinya pun sampai sekarang masih tinggal di rumah yang sama dan setiap harinya membuka dan menerima siapa saja yang ini berkunjung ke rumah bersejarah ini. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Di dalam kamar Bung Karno dan Bung Hatta pun dihiasi oleh ornamen - ornamen serta piagam - piagam penghargaan dari beberapa universitas mau pun lembaga yang berkunjung ke tempat bersejarah ini. 

Di Ruang Tamu rumah ini pun terdapa`t sebuah lemari kaca yang berisikan foto - foto dari orang - orang yang pernah berkunjung ke tempat bersejarah ini.

Cucu perempuan dari bapak almarhum Djiaw Kie Siong ini pun juga menjelaskan bahwa rumah ini juga digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga besar mereka dan meja sembayang alharhum bapak Djiaw Kie Siong pun memang sengaja diletakkan di ruang tamu untuk menghormati dan meneruskan perjuangannya. 

Di depan meja sembayang ini pun tersedia buku tamu yang dapat diisi oleh tamu - tamu yang berkunjung ke tempat bersejarah ini.

Penulis sangat menyarankan bagi para pembaca untuk setidaknya berkunjung sekali selama seumur hidup pembaca karena rumah ini merupakan rumah yang sangat bersejarah dimana naskah proklamasi kemerdekaan negara kita dirancang dan ditulis sedemikian rupa. 

Sebagai warga negara yang baik, kita seharusnya harus terus melestarikan dan mengingat kembali peristiwa - peristiwa perjuangan parah leluhur kita yang telah dengan susah payah meraih kemerdekaan yang dapat kita nikmati sekarang. 

Walaupun perjalan yang harus ditempuh untuk mencapai rumah bersejarah ini memang terletak cukup jauh dari kediaman penulis dan jalan yang harus ditempuh pun cukup sempit, namun penulis sangat senang dapat berkunjung ke rumah bersejarah ini dan berharap bahwa para pembaca pun tertarik untuk berkunjung ke rumah bersejarah ini. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Biarpun tidak ada bekas - bekas penulisan naskah proklamasi yang tersisa karena pada saat itu dibakar oleh para pemuda PETA yang takut bahwa naskah - naskah yang sudah ditulis akan ditemukan oleh Jepang, atau pun alat tulis yang digunakan sudah dibawa ke suatu museum nasional yang terletak di Bandung tetap saja rumah ini memberikan kesan - kesan yang luar biasa mengenai peristiwa proklamasi kemerdekaan kita atau lebih tepatnya peristiwa Rengasdengklok. 

Kamar bersejarah yang ditempati oleh Bung Karno dan Bung Hatta serta ruang tamu yang digunakan sebagai tempat berkumpul untuk mendiskusikan dan merancang naskah proklamasi pun masih dipertahankan sehingga kita dapat membayangkan kira - kira bagaimana situasi mendesak yang dialami oleh para pejuang kemerdekaan pada saat itu. 

Tempat ini pun tergolong penting dan menarik karena jika dilihat dari foto - foto yang dipajang di ruang tamu rumah pengasingan tersebut dapat dilihat orang -- orang penting seperti Bapak Presiden Joko Widodo, Bapak Calon Presiden Prabowo Subianto dan juga mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap dikenal sebagai Ahok pun sempat berkunjung ke rumah bersejarah ini.

Sebagai generasi muda banga Indonesia, penulis merasa bahwa berkunjung ke tempat - tempat bersejarah seperti Museum Perumusan Naskah Proklamasi atau pun Rumah Pengasingan Soekarno ini merupakan suatu kewajiban  karena dengan kunjungan kita lah tempat - tempat bersejarah ini tidak sia - sia dilestarikan dan diturunkan turun - temurun. 

Dengan mengunjungi tempat - tempat ini kita juga dapat mengingat kembali peristiwa - peristiwa dan perjuangan - perjuangan kemerdekaan para pahlawan kemerdekaan negara kita yang sudah berjuang susah payah demi kemerdekaan yang dapat kita nikmati sekarang ini. Jika kita sebagai generasi muda tidak berkunjung dan meneruskan sejarah peristiwa kemerdekaan negara kita ini maka akan menjadi suatu hal yang sangat disayangkan karena perjuangan para pahlawan kemderdekaan kita yang sudah dengan susah payah memperjuangkan kemerdekaan dilupakan begitu saja.

Dengan berkunjung ke tempat bersejarah ini pula penulis sebagai generasi muda dapat mengulik inspirasi dan motivasi untuk terus maju dan pantang menyerah untuk memperjuangkan cita -cita dan impian penulis sebagai seseorang yang sukses dari mengingat perstiwa Rengasdengklok dimana Bung Karno dan Bung Hatta pun didesak dan diharuskan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia selagi Jepang pada saat itu sedang berada di posisi yang kurang menguntungkan. 

Ini membuat penulis untuk selalu melihat dan mencari kesempatan yang ada demi memperjuangkan cita -cita dan harapan - harapan penulis.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun